Hari Pagelaran Itu Telah Tiba
Sejak Kamis malam (11/8), Yudi Handoko dan Munawir Sajali sebagai penanggungjawab pelaksana Pagelaran Teater “WALIRAJA-RAJAWALI” di Jakarta, bersama beberapa penggiat Kenduri Cinta yang lain; Toni, Teguh, dan Bagus Suntoro, sudah berada di Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki yang menjadi lokasi pagelaran. Proses loading rigging berlangsung sejak malam itu. Hingga Jum’at dinihari, rigging telah rampung didirikan.
Sementara itu, di tempat terpisah, berbagai persiapan lainnya terus dilakukan. Persiapan logistik konsumsi, check in kamar transit di Hotel disiapkan oleh NinkNonk, Bram, Novi dan Riska. Tak ketinggalan, pasukan wara-wiri; Heri, Afif, Luthfi, Wisnu dan Amien Subhan, serta Fahmi Agustian dan Tri Mulyana juga stand by, saling tersambung dan berkoordinasi.
Secara proses, persiapan pagelaran teater “WALIRAJA-RAJAWALI” ini berlangsung sejak 3 bulan terakhir. Sementara teman-teman Teater Perdikan dan KiaiKanjeng mempersiapkan pementasan naskahnya di Yogyakarta, dan hampir setiap malam melakukan latihan, koordinasi jarak jauh dilakukan oleh Tim Progress Yogyakarta dengan Tim Kenduri Cinta di Jakarta.
Setelah rigging berdiri, Jum’at siang (12/8), proses persiapan teknis lapangan berlanjut dengan pemasangan panggung, sound system hingga lighting, yang baru rampung sekitar pukul 2 dinihari tadi. Bersamaan dengan itu, rombongan Teater Perdikan dan KiaiKanjeng tiba di Jakarta. Tanpa jeda, mereka langsung menuju panggung dan melakukan persiapan akhir tata artistik pagelaran dan menyusun alat-alat musik Gamelan KiaiKanjeng.
Benar-benar tidak memiliki jeda yang cukup untuk istirahat. Hanya sempat sejenak selonjoran di kamar hotel, setelah sarapan pagi, sekitar pukul 07.30 WIB (13/8) pagi tadi, seluruh pemain teater bersama personel KiaiKanjeng, langsung menuju Plaza Teater Besar Taman Ismail Marzuki untuk melakukan gladi resik dan sound check, sekaligus menjajaki area panggung.
Sekitar 3 jam proses gladi resik berlangsung, kemudian semua pemain teater dan personel KiaiKanjeng kembali ke hotel transit untuk beristirahat, karena hari masih panjang, dan istirahat diperlukan agar performa malam nanti maksimal. Setelah gladi resik, bersama Mbah Nun, tim sutradara dan tim teknis lapangan, juga perwakilan dari KiaiKanjeng melakukan final briefing untuk mempertimbangkan beberapa improvisasi yang mungkin bisa dilakukan.
Pagelaran teater “WALIRAJA-RAJAWALI” ini berproses tidak secara ajaib. Secara komunitas, Kenduri Cinta membawa semangat kebersamaan yang selama ini menjadi sumbu utama semangat dalam mengelola forum yang rutin terselenggara setiap bulannya. Forum yang sudah berlangsung selama 22 tahun, telah membuktikan eksistensinya di Jakarta, secara mandiri dan swadaya, tanpa harus bergantung kepada siapa-siapa, selain kepada dirinya sendiri.
Begitulah Kenduri Cinta berproses. Dikelola oleh penggiat-penggiat yang notabene juga merupakan masyarakat pekerja di Jakarta, yang setiap hari berjibaku dengan kerasnya dinamika kehidupan Ibukota, yang juga sama dirasakan oleh teman-teman jamaah Maiyah di Jakarta, sehari-hari harus berjuang untuk mencari nafkah. Eksistensi Komunitas Kenduri Cinta yang telah terjaga ini pun bukan untuk gagah-gagahan, tidak dalam rangka mengungguli pihak lain. Semangat itu yang pada akhirnya membuktikan bahwa forum rutin bulanan Kenduri Cinta adalah sebuah ruang yang selalu dirindukan oleh siapapun saja yang bersentuhan dengannya.
Dan pada gelaran hajatannya kali ini, Kenduri Cinta pun berkolaborasi secara intens dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh TGUPP DKI Jakarta, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta beserta UP PKJ Taman Ismail Marzuki dan juga PT Jakarta Propertindo yang saat ini bertanggungjawab dalam proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki. Kolaborasi tersebut adalah buah dari harmoni kebersamaan yang selama 22 tahun terakhir ini berlangsung.
Sesuai dengan namanya, Kenduri Cinta, maka pada hajatan kali ini pun, layaknya kenduren, semua persiapan dilakukan bersama-sama. Setiap individu mengambil peran masing-masing, bukan hanya penggiat Kenduri Cinta, teman-teman Teater Perdikan dan personel KiaiKanjeng bersama Progress saja. Tetapi, kita semua mengambil tanggung jawab bersama untuk mensukseskan acara ini. Setelah mempertimbangkan banyak hal, keputusan pun diambil untuk menyelenggarakan pagelaran teater ini secara terbuka, kolosal, dan gratis.
Maka, konsep ‘bantingan’ pun dilakukan dalam rangka kita mengaplikasikan salah satu ilmu Maiyah; keterbukaan. Jumlah nominal ‘bantingan’ yang terkumpul, setiap hari selalu di-update agar semua mengerti dan memahami, tidak ada yang ditutup-tutupi. Dan dalam 3 hari terakhir ini pun, menjadi pembuktian, bahwa memang donasi yang terkumpul digunakan untuk keperluan-keperluan yang memang seharusnya dipenuhi. Mulai dari rigging, panggung, sound system, lighting, akomodasi baik transportasi maupun transit hotel, hingga konsumsi, semua persiapan itulah wujud dari kolaborasi kita bersama.
Pada akhirnya, selamat bergembira, selamat berbahagia untuk kita semua yang akan hadir malam ini di Plaza Teater Besar Jakarta. (Redaksi Kenduri Cinta)