Bangbang Wetan Berkumandang di Tugu Pahlawan
Pukul 22.21 WIB tadi malam (22/09) proses gladi bersih pemain teater Perdikan, KiaiKanjeng, Komunitas Lima Gunung, serta tim sound system dan lighting untuk pementasan drama WaliRaja RajaWali di Tugu Pahlawan Surabaya masih berlangsung. Mbah Nun duduk di depan panggung menemani gladi bersih sampai larut malam. Beliau beberapa kali mengusulkan penyempurnaan di antaranya pada sisi kejelasan artikulasi ucapan, penajaman blocking, serta beberapa bagian musik.
Proses gladi bersih mengantarkan pula pada disepakatinya perlunya membongkar stage untuk menyesuaikan ketepatan gerak dan blocking pemain, serta agar posisi KiaiKanjeng lebih tampak. Teman-teman panitia yang standby di dekat panggung dengan sigap ikut serta bongkar stage.
Berbarengan dengan bongkar stage, Mbah Nun meminta bersama KiaiKanjeng mematangkan prosesi awal sebelum pementasan WaliRaja RajaWali akan dimulai. Mbah Nun bersama KiaiKanjeng gladi bersih Takbir Akbar, yang rencananya berkumandang di awal sebelum pementasan.
Komunitas Lima Gunung serta pemeran Rakyat melakukan gladi bersih kembali untuk memainkan tari jatilan. Lighting turut dikoreksi Pak Jujuk sebagai sutradara supaya pada akhir pementasan lebih terang dan fokus ke tengah penari jatilan.
“Cucu cicitku pemuda pemudi nusantara! Satukan masa sekarang dengan masa silam kalian. Jumbuhkan hari ini dengan hari kemarin. Agar kalian mencapai hari esok dan masa depan yang berbinar-binar cahaya. Bangbang Wetan telah mulai membayang di cakrawala timur!” demikian lantang suara Pak Joko Kamto yang berperan sebagai Maulana Iradat. Sesaat kemudian nomor Bangbang Wetan terlantunkan dibarengi tarian jatilan Komunitas Lima Gunung menyeruak langit malam Tugu Pahlawan Surabaya.
Tanpa terasa gladi bersih berlangsung hingga pukul 23.22 WIB. (Bangbang Wetan/Amin Ungsaka)