Memang Sebelumnya Ada Sengkuni2018?
Para penonton Sengkuni2019 pada pementasan pertama malam tadi berasal dari berbagai macam daerah, dan beragam latar belakang pula.
Para penonton Sengkuni2019 pada pementasan pertama malam tadi berasal dari berbagai macam daerah, dan beragam latar belakang pula.
Seluruh penonton telah memenuhi Concert Hall TBY. Kursi-kursi merah itu sudah ditempati si empunya masing-masing.
Pukul 19.00 WIB penonton pementasan Sengkuni2019 mulai memadati halaman depan Taman Budaya Yogyakarta.
Menjelang pukul 19.30 WIB, antrean penonton masih panjang di depan loket penukaran tiket.
Taman Budaya Yogyakarta sore ini, Sabtu, 12 Januari, ramai didatangi oleh sebagian besar anak muda dari berbagai kota.
Berbeda dengan sore hari kemarin saat menjelang gladi resik di mana kota Jogja diguyur hujan sangat lebat, sore ini, Sabtu 12 Januari 2019, suasana cukup cerah, meski mendung tadi tampak menggantung di langit seputaran TBY.
Malam tanggal 11 Januari 2019 M, segala perjalanan latihan Sengkuni2019 beberapa bulan terakhir ini menemui muara pertamanya.
Seorang sutradara bertugas menerjemahkan gagasan dan cerita yang ada di dalam naskah ke dalam simbolisasi yang akan dihadirkan di atas panggung pementasan.
“Panggung yang sesungguhnya adalah di hati manusia,” Mbah Nun menyatakan itu ketika memberi pengarahan kepada para pemain Sengkuni2019.
Tidak hanya berlaku sebagai penulis naskah yang lantas lepas tangan, Mbah Nun sering pula di sela kesibukan mengikuti secara langsung jalannya proses latihan Sengkuni2019.
Tahun 2019 telah tiba. Sengkuni juga akan datang. Tak berapa lama lagi.
Babak baru dalam proses latihan Sengkuni2019 telah bermula pada malam tanggal 27 Desember 2018 M.
“Latihan sudah jalan tiga minggu, beliau tiba-tiba datang dan ingin ikut latihan.
Seorang pria berusia enam puluh sembilan tahun, Pak Hadri Danuresno namanya, tampak sibuk menanyakan kondisi satu peserta yang tidak tampak karena sakit.
Perdikan teater atau teater perdikan?
Perdikan, tapi bagaianapun kata Perdikan akan selalu megingatkan kita pada status tanah khusus sejak zaman dahulu di pulau Jawa dan mungkin di keseluruhan Nusantara.
Dunia saat ini sedang mengalami kembali pembalikan nilai baku. Di setiap masa sejak dulu ketika dunia sedang pada titik puncak kejenuhan peradaban, maka selalu terjadi pembalikan nilai itu.
Seiring berlangsungnya ragam aktivitas di lingkaran Kadipiro, waktu berjalan menuju hari H rencana pementasan #Sengkuni2019, meski masih dua bulanan dan sepanjang rentang waktu itu, kita akan ikut belajar kepada proses persiapan keluarga besar Teater Perdikan ini.
Dalam setiap epos yang dilahirkan oleh kebudayaan-kebudayaan dunia, hal paling sederhana adalah terdapatnya tokoh protagonis dan antagonis, hero dan villain kalau dalam dunia komik.