Drama Mlungsungi #12
Pertemuan Reriungan Konco-Dulur-Lawasan di Rumah Maiyah waktu itu memang benar-benar mempertemukan teman-teman lama yang sudah lama tak bertaut, dan gagasan serta realisasi teater MLUNGSUNGI sebagai kelanjutannya menjadi wadah baru pertemuan mereka. Satu di antara kawan lama yang aktif di dalam MLUNGSUNGI adalah Mas Meritz Hindra, yang mendapatkan kepercayaan sebagai satu dari empat sutradara MLUNGSUNGI.
Mas Meritz yang kelahiran 22 April 1949 ini sepanjang hidupnya didedikasikan untuk teater. Dedikasi itu sejak awal telah dimulai. Alumni Asdrafi Yogyakarta (1971) ini pada 1972, bersama Pak Azwar AN, mendirikan Teater Alam. Setelah itu, Ia bergabung dengan Sanggar Bambu. Kemudian, selama puluhan tahun berteater di Jakarta, terutama di berteater Bulungan Jakarta. Kemudian beberapa tahun ini Mas Meritz balik Yogya, masih konsisten berkesenian berteater.
Selain sebagai aktor, Mas Meritz memang juga banyak menyutradari pementasan teater, misalnya pementasan lakon Mega-Mega (Arifin C Noor), Pinangan (Anton Chekov) dan Malam Jahanam (Motinggo Busye). Sedangkan sebagai aktor Mas Meritz pernah terlibat dalam Bakhil (Moliera), Obrok Owok-owok–Ebrek Ewek-ewek (Danarto), Caligula (Albert Camus), Abang Thamrin dari Betawi (Asrul Sani), Bawang Merah Bawang Bombay (Remmy Sylado), Bunga Semerah Darah (WS Rendra) dan Republik Reptil (Radhar Panca Dahana).
Dalam suatu obrolan di Rumah Maiyah menjelang latihan, Cak Nun mengapresiasi dan memuji konsistensi dan totalitas Mas Meritz dalam dunia teater. Tak hanya sebagai aktor dan sutradara, melainkan juga sebagai pendidik teater generasi muda dan masyarakat.