Guk Nun, Cak Nun, Mbah Nun
Di Lapangan terbuka Moloku Kie Raha, Ternate, Maluku Utara, Oktober 2011, Kesultanan Ternate, Sultan Mudaffar Sjah memberi gelar kehormatan Mbah Nun dengan gelar Ngai Ma Dodera — pohon rindang tempat burung-burung.
Di Lapangan terbuka Moloku Kie Raha, Ternate, Maluku Utara, Oktober 2011, Kesultanan Ternate, Sultan Mudaffar Sjah memberi gelar kehormatan Mbah Nun dengan gelar Ngai Ma Dodera — pohon rindang tempat burung-burung.
H.B. JASSIN pengamat dan kritikus sastra terkemuka Indonesia dalam komentarnya menanggapi perkembangan sastra budaya Islam, menyatakan optimis melihat kecenderungan-kecenderungan baru dalam kepuisian dewasa ini.
Bila pada tahun 1930-an para cendekiawan mengupayakan dekolonialisasi substantif dan akad politiknya berwujud kemerdekaan 1945, maka tahun 1970-an Cak Nun memulai esai-esai lepasnya dan akad bukunya kemudian terbit pertama kali 1983.
Mendengar Cak Nun hijrah dari Kadipaten ke kampung Patangpuluhan cukup menggegerkan jagat lingkaran persaudaraan Emha.