Laré Olympiade
Foto di atas adalah ketika Mbah Nun bersama Ibu Novia berkunjung ke Turki tahun 2013, menjemput putrinda Aqiela Fadia Haya yang berkeliling 10 kota di Turki dalam rangka Turkcê Olympiatlaré, yang berpusat di Stadion Piala Dunia di Istanbul.
Ribuan anak-anak SMP-SMA dari seluruh dunia berkumpul memperlombakan karya-karya berbagai bidang, memperkenalkan budaya Negerinya masing-masing, juga berlomba nyanyi lagu Turki, pidato Bahasa Turki, termasuk melawak dengan Bahasa Turki. Acara itu merupakan favorit dan kebanggaan rakyat Turki, terutama karena “menggendong” seluruh generasi remaja sedunia untuk silaturahmi, kreativitas dan persaudaraan.
Acara tahunan internasional itu diselenggarakan oleh suatu jaringan pendidikan yang didirikan oleh suatu Lembaga Non Pemerintah yang menyelenggarakan Sekolah-Sekolah di lebih dari 225 Negara seluruh Dunia. Itu di luar hampir 1050 Sekolah dan Universitas di Turki sendiri.
Pendiri Sekolah-sekolah ini dituduh oleh Presiden Turki saat ini Tayep Erdogan sebagai teroris dan semua sekolahnya di Turki diambil alih oleh Pemerintah Turki pemilikan asset-asetnya, Rektor Dekan Dosen dan Guru-gurunya diganti. Mereka semua dipecat. Sebagian dipenjarakan. Yang bekerja di luar Turki ditangkap, dibawa pulang dan dipenjarakan. Negara-Negara tempat Sekolah-sekolah itu berdiri dibayar dan didesak untuk membubarkannya. Hanya berhasil satu Negara dari 200-an lebih.
Sampai hari ini putri dan dua putra Mbah Nun tetap bersekolah di situ. Ketika pasukan Kepolisian RI, tim Imigrasi dan para wartawan mendatangi “Sekolah Teroris di Yogya, Mbah Nun yang menyatakan kepada pers Indonesia: “Turki menghina Indonesia, yang mereka tuduh sebagai Negara tanpa kekuatan birokrasi dan intelegen, sehingga bisa ada Sekolah Teroris yang berlangsung 25 tahun lebih”. Kemudian Pemerintah, Kemenlu, Kemendikbud dan Presiden menyatakan sikap yang senada. Saat ini Guru-guru Turki di Indonesia yang kalau pulang langsung dipenjara, sedang memproses prosedur untuk menjadi WNI. Sementara Mbah Nun mengusahakan Surat Suaka dari PBB.