Kebersamaan dalam Maiyahan di Tiga Titik
Jumat malam (09/03) berlangsung Maiyahan di 3 titik, Kenduri Cinta di Jakarta, Lingkar Maiyah Kalijagan di Demak dan Maiyah Paseban Majapahit di Mojokerto.
Kenduri Cinta yang baru saja melangsungkan Musleng (Musyawarah Lengkap), di awal sesi Maiyahan malam hari ini memperkenalkan kepada jamaah tiga orang Sekjen yang baru. Dan Maiyahan bersama Mbah Nun hingga menjelang subuh dengan tema “Tuan Rumah Diri Sendiri”.
Sementara itu di Demak, usai indal qiyam, hujan turun sebagaimana tema “Sinau Miline Banyu”. Pada akhirnya semua jamaah berjejalan, mempelajari aliran-aliran air yang ada di Demak, khususnya, yang sering terjadi banjir. Semua pembicara bergantian menguraikan ilmu tentang air, Demak dan Maiyah. Musik rebana Tanhibun pun tetap setia menemani.
Beralih ke Maiyah Paseban Majapahit, silaturahmi digelar di Puri Mojokerto. Jamaah Maiyah di sana bersama-sama sedang mempelajari bagaimana mengawetkan paseduluran dan mempelajari bagaimana agar tidak mudah putus asa.
Meskipun di Jakarta, Mbah Nun juga membersamai anak-anaknya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Melalui pesan singkat kepada Koordinator Simpul Maiyah, Mbah Nun menyampaikan pesan kepada teman-teman Kalijagan Demak: “Selamat mencari, menelusuri, menemukan, menghimpun, menyebarkan dan menyuburkan tetanaman Kalijagan di hari ini dan esok”.
Juga di saat yang sama, kepada teman-teman Paseban Majapahit Mbah Nun berpesan: “Untuk anak-anakku Paseban, putus asa pada dunia itu salah satu jalan kesadaran. Yang kontra produktif adalah putus asa kepada pertolongan dan rahmat Allah”.