CakNun.com

Penumpang Dari Gang

Kita para sopir taksi memiliki perhitungan tentang wilayah-wilayah tertentu pada jam-jam tertentu yang kira-kira banyak penumpang. Kita memilih lahan mencari nafkah berdasarkan perhitungan peta pasar penumpang.

Demikianlah akal kita membaca dunia dan kehidupan.

Tapi pada suatu siang kita lewat di suatu jalan, pada jam tertentu, menit tertentu dan detik tertentu — muncullah seseorang dari dalam sebuah gang, yang langsung melambaikan tangan memanggil taksi kita.

Bisakah akal kita memperhitungkan atau memperkirakan adegan itu? Bisakah kita mengetahui bahwa pada detik itu seseorang akan nongol dari gang dan memanggil kita? Kalau tidak, siapakah yang mengatur pertemuan di sebuah detik itu?

Kalau kita lebih cepat lima detik, maka taksi lain yang akan dipanggil oleh calon penumpang dari gang itu.

Apakah kalau kita lewat terlalu cepat maka kita simpulkan bahwa memang itu bukan rejeki kita, melainkan rejeki kawan sopir taksi di belakang kita? Ataukah kita sedang dirancang untuk mendapatkan rejeki berikutnya yang lebih besar dari calon penumpang yang lain yang entah di mana nanti akan mencegat kita?

Lainnya

Raksasa, Pegawai, mBilung

Raksasa, Pegawai, mBilung

Patangpuluhan, Minggu keempat Mei 1990

TAMU jauh kita itu pada hakikatnya mengidap tiga kegelisahan yang ia sadari dan tiga kegelisahan yang tak ia sadari.