Allah dan Tetangga
Meskipun doa itu bebas sensor, tapi musti dikira-kira bukan? Allah menawarkan kepada hamba-hambaNya agar memohon kepadaNya dan Ia berjanji akan mengabulkan.
Jangankan Allah, sedangkan tetangga sebelah — kalau sehari-hari kepadanya kita tidak menunjukkan sikap yang baik dan bertanggung jawab sebagai makhluk sosial — tentu ia malas untuk punya ide mengirimi makanan kepada kita.
Bahkan seandainya kita bersikap tidak tahu diri dan nekad bertamu ke rumahnya mengemukakan kebutuhan: Anda tentu setuju bahwa menyuguhi segelas teh sajapun diam-diam hatinya tidak ikhlas.
Pernahkah kita memperlakukan Allah lebih baik, santun dan bertanggung jawab, dibanding perlakuan kita kepada para tetangga?