CakNun.com

Tanah Air Paradoks: Menemukan Nilai, Merawat Curiosity

Kenduri Cinta
Waktu baca ± 16 menit

Dok. Kenduri Cinta

Indonesia harus belajar untuk memahami dirinya. Bagus menekankan bahwa negara ini memiliki segala potensi untuk menjadi kekuatan besar di dunia, tetapi kita harus memulai dari kesadaran diri. Kita harus tahu dari mana narasi kita berasal dan bagaimana kita bisa mengembangkannya ke depan. “Indonesia harus melihat diri sendiri, harus tahu dari mana narasinya berasal dan itu adalah tanggung jawab individu,” katanya dengan penuh tekad.

Rocky Gerung, dengan gayanya yang khas, menyambung diskusi dengan mengingatkan kita tentang pentingnya rasa ingin tahu sebagai kekuatan utama untuk mengatasi epistemic colonialism. Ia mengkritik cara berpikir yang pasif dan tanpa keingintahuan, yang membuat kita terjebak dalam rutinitas tanpa bisa berkembang. “Yang bisa membatalkan epistemic colonialism adalah curiosity,” ujarnya dengan tegas. Bagi Rocky, rasa ingin tahu adalah kunci untuk menggali potensi sejati bangsa ini. Ia juga menyinggung soal bagaimana teknologi, seperti AI, bisa menjadi alat yang mengarah pada epistemic colonialism karena sering kali kita mengandalkan jawaban instan tanpa menggali lebih dalam.

Forum ini bukan sekadar panggung untuk mengadu gagasan intelektual, tetapi juga ruang untuk menumbuhkan ide-ide baru, menggali potensi kolaborasi yang lebih dalam. “Pastikan bahwa nilai-nilai Maiyah bisa diperluas, ajarkan pada keluarga, sebarkan ke tetangga,” ajak Rocky, menunjukkan pentingnya memperluas jaringan sosial untuk mengisi ruang publik dengan ide-ide yang membawa perubahan.

Kenduri Cinta tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dengan berbagai latar belakang, tetapi juga menjadi ruang untuk menggali ide-ide yang lebih dalam tentang masa depan Indonesia. Dalam perjalanan ini, setiap individu diajak untuk berpikir kritis dan aktif, membangun narasi baru yang lebih sesuai dengan kondisi zaman dan tidak terjebak dalam paradoks yang selama ini membelenggu kita. Sebagaimana kata Rocky, di tengah kekacauan ini, kita masih bisa berkumpul dengan keyakinan bahwa Indonesia tidak boleh berakhir begitu saja. Dengan tekad yang kuat, kita bisa menemukan arah. Dengan curiosity, kita akan terus mencari solusi bagi tantangan-tantangan besar yang ada.

Manusia Utuh Era AI

Fahmi melanjutkan diskusi dengan menyoroti bahwa ada shifting demografi dan ketertarikan yang semakin besar terhadap ide-ide baru di kalangan anak muda. Perubahan ini, menurutnya, membawa angin segar, yaitu semangat untuk berbagi gagasan dan pertanyaan yang lebih mendalam. Sabrang dan Mbah Nun pernah mengatakan bahwa murid yang cerdas adalah murid yang pandai bertanya. Di Kenduri Cinta, rasa penasaran ini dijadikan sebagai titik awal untuk menggali lebih dalam, bukan hanya soal apa yang kita tahu, tetapi juga tentang apa yang belum kita pahami.

Dok. Kenduri Cinta

Keberadaan AI seharusnya menjadi alat yang mempercepat pencarian pengetahuan dan memperdalam pemahaman manusia. Fahmi berpendapat bahwa kehadiran AI justru harus menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih besar, bukan menggantikannya. Di tengah kemajuan dunia yang semakin cepat ini, Kenduri Cinta berupaya menjaga nilai-nilai konsistensi sebagai fondasi yang kokoh. Salah satu bentuk konsistensi yang unik adalah tidak pernah mengungkapkan siapa pembicara yang akan hadir. Meskipun demikian, jamaah tetap datang dengan antusiasme yang tak pernah surut, membawa semangat cinta tanah air yang menjadi jiwa dari setiap pertemuan.

Sabrang menambahkan sebuah candaan yang pernah muncul dalam dialognya dengan Mbah Nun, “Jika kamu tidak putus asa dengan Indonesia, berarti kamu belum paham dengan Indonesia.” Kalimat ini mencerminkan betapa paradoksal kondisi negeri kita, di mana tantangan dan ketidaksempurnaan justru membuka ruang bagi tumbuhnya ide-ide baru dan segar.

Sabrang juga mengingatkan bahwa dalam perjalanan Maiyah, kita tidak hanya fokus pada kritik. Maiyah mencoba mengasah pemikiran kita, mengisi ketidakpahaman dan menjadikan ketidaktahuan sebagai ruang untuk bertumbuh. “Siapa saja bisa datang ke hutan dan memotong pohon, tapi yang mengasah gergajinya terlebih dulu, bisa memotong dengan lebih efektif,” tambah Sabrang. Forum ini mengajak kita untuk tidak hanya berfokus pada masalah, tetapi juga bagaimana kita mencari solusi dengan cara yang bijaksana.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Topik