CakNun.com

Tafsir Nadjibiyah Angkat Demokrasi Tolol Versi Saridin

Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Sosoknya unik dan punya selera yang tinggi kepada kebebasan dan kemerdekaan diri. Bahasa lugasnya, sering kurang bisa menyesuaikan diri dengan regulasi atau tatanan normal. Lebih terang lagi, angel diatur. Siapa dia? Ya, dialah Saridin: salah seorang murid Sunan Kudus.

Saridin nyantri di perguruan atau pesantren Sunan Kudus. Dan karena karakter merdekanya itu, kerap dia ingin belajar dengan cara dan metode pembelajaran yang dia yakini sendiri sebagai paling cocok buat dia, sementara Kanjeng Sunan Kudus sebagai guru punya kurikulum yang berlaku untuk para muridnya yang nyantri di situ.

Ambil contoh, mata pelajaran pencak silat. Saat latihan, Saridin nggak mau mengikuti perintah sang guru untuk mempraktikkan jurus panjang. Saridin bilang bahwa dia sendiri yang akan menentukan mau mempraktikkan jurus itu tidak dan sebelum selesai dia mengucapkan kata-katanya, Sunan Kudus mendekatinya dan langsung menyerangnya dengan beberapa jurus yang membuat Saridin kepontal-pontal dan jatuh.

Lalu apa hubungan kejadian atau kisah Saridin di atas dengan demokrasi? Besok malam, Sabtu 15 Juni 2024, pukul 20.00 WIB, acara live streaming caknun.com Tafsir Nadjibiyah akan hadir kembali dan mengajak kita belajar dari cerita Saridin dan Kanjeng Sunan Kudus di atas.

Kisah itu sendiri dituturkan oleh Mbah Nun dalam bukunya yang berjudul Demokrasi Tolol Versi Saridin yang diterbitkan oleh Penerbit Zaituna pada 28 tahun silam: 1996.

Sekilas menyimak cerita Saridin kepontal-pontal di hadapan jurus Kanjeng Sunan Kudus mungkin membuat kita nyinyir bak netizen dan menyalahkan Saridin yang tolol karena sok merdeka, bebas, dan berdaulat. Tapi ojo dumeh, siapa tahu, sebenarnya kita sendiri juga punya ketololan-ketololan yang sama. Jadi, jangan lupa besok malam kita melingkar di Tafsir Nadjibiyah edisi ke-15 di channel YouTube caknun.com untuk lebih dalam belajar kepada Saridin.

Lainnya

KiaiKanjeng of the Unhidden Hand

KiaiKanjeng of the Unhidden Hand

Sejak jum’at siang (8/5) KiaiKanjeng sudah berada di Jakarta untuk malamnya menghadiri Kenduri Cinta, setelah menjalani rangkaian Maiyahan di Jawa Timur, mulai tanggal 4 Mei 2015 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian 5 Mei 2015 di Universitas PGRI Adibuana Surabaya, dilanjutkan tanggal 6 Mei-nya di Sidoarjo.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta
Exit mobile version