CakNun.com

Si Paling-paling Itu Pergi….

Kusumaningrum
Waktu baca ± 4 menit

Entah harus memulai darimana menuliskan cerita perjalanan ini.

G.A.N.D.H.I.E Tanjung Wicaksono, awal aku mengenalnya di Komunitas Kenduri Cinta pada medio Juni 2006. Melalui yahoogroups dan grup milis padangmbulan dengan akun abuzakarkeling. Waktu itu aku masih menjadi anak bawang di KC. Seperti yang ditulis Rony Octa di Instagramnya, dari dulu KC yang selalu menjadi pioneer dalam pengelolaan media sosial. Seluruh aktivitas Cak Nun dan agenda Maiyahan dapat dilihat melalui media sosial-nya Kenduri Cinta, saat itu memang masih hanya di Twitter dan Facebook saja.

Tiga tahun menikmati atmosfer Kenduri Cinta di barisan tengah jamaah, saat KC masih belum terlalu ramai jamaahnya. Saat itu, masih belum tahu seperti apa sosok nyata dari akun abuzakarkeling itu. Pada awal bulan Mei 2009, aku mengalami kecelakaan tunggal setelah selesai maiyahan di Ciledug. Teman-teman pun mengetahui berita kecelakaan itu dari media sosial. Notifikasi Blackberry Messenger-ku nggak berhenti berbunyi, teman-teman penggiat KC, salah satunya abuzakarkeling pengin sekali tahu bagaimana kondisi aku waktu itu. Cukup terharu ketika teman-teman penggiat memberikan perhatian yang sangat mendalam. Oh, beginilah rasanya bersaudara di Maiyah.

Singkat cerita, dia pun mengajakku bergabung di forum Reboan, ajakan itu muncul melalui Arista Budiono, seorang penggiat media sosial khusus sepakbola. Saat itu masih aku newbie di komunitas, tentu merasa canggung. Namun akhirnya aku ikut bergabung di Reboan, sampai sekarang.

Kesan pertama begitu tahu, oh ini toh yang punya akun abuzakarkeling itu? Orangnya nyebelin, kalau ngomong kayak ga pernah mikir perasaan orang. Ceplas-ceplos. Tapi kok ya sering ada benernya… Hehehe….

Awal-awal bersentuhan dengan si abuzakarkeling memang agak males sih. Tapi lama-lama terbiasa. Bahkan aku mulai menikmati guyonan-guyonan sarkasnya. Dan tanpa aku sadari, kayaknya mulai ketularan dengan gaya bahasa yang dia pakai. Beberapa kali si abuzakarkeling ini sering ngajakin keliling kota baik dalam negeri maupun luar negeri bersama dengan teman-teman penggiat yang lain. Pernah juga ia mengajak aku ke HongKong saat Cak Nun dan KiaiKanjeng beracara di sana bersama teman-teman TKI.

Kenduri Cinta bulan Oktober ini jatuh pada hari Jum’at, 11 Oktober 2024. Aktivitas yang aku lakukan masih sama seperti sebelumnya. Duduk manis di belakang panggung, bikin kopi, menyiapkan snack untuk narasumber di panggung, menghitung kencleng, dan menyimak percakapan chat di group Pasukan Cepat Kilat, begitu si abuzakarkeling menamai group koordinasi WhatsApp penggiat Kenduri Cinta. Kenapa dinamakan Pasukan Cepat Kilat? Karena yang cepat sudah pasti kilat, itu alasannya.

Di akhir acara KC Oktober ini, percakapan guyonanku sama abuzakarkeling tidak terlalu banyak. Dia Cuma menanyakan kondisiku malam itu. “Piye Nink? Wis OK?”. Beberapa waktu lalu, aku yang baru saja ditinggalkan Ibuku. Meninggal dunia. Aku pun menjawab, “Alhamdulillah, sudah OK”. Lalu dia memastikan kembali dengan pertanyaan yang sama, “Bener udah OK?”. Dengan agak setengah kesal aku jawab lagi, “Iya, aku udah ga apa-apa. Udah OK”. Sambil mengacungkan jempolnya dia bilang, “OK, udah fix ya. Kowe OK”. Ternyata percakapan itu percakapan secara langsung terakhirku sama dia. Karena setelahnya, percakapan kami adalah koordinasi di grup WhatsApp mengenai tagihan-tagihan vendor tenda, panggung, sound system dan yang lainnya, ia menanyakan apakah sudah dibayarkan atau belum. Hal yang memang biasa dikoordinasikan setelah Kenduri Cinta digelar.

Dinihari setelah KC itu, dia hanya mengkonfirmasi kalau aku sudah OK untuk ditinggal. Bjirrrrrrr… Baru nyadar sekarang kalimat itu.

Senin, 14 Oktober 2024, dinihari

02.54 WIB  Tiba-tiba telepon berdering, dan ternyata Mas Zakki Progress Jogja yang menelepon. Kaget, ada apa ini? Sambil masih setengah sadar, aku dengarkan suara Mas Zakki di seberang telepon, “Nink… nink.. tangi. Jajal di cross check berita kebenarannya. Jare Gandhie gak ono?”. Seketika itu juga aku langsung loncat dari tempat tidur. Sambil gemetaran aku buka akun Instagram. Dan ternyata pukul 02.10, Melani, istrinya abuzakarkeling sudah mengirimkan pesan dan miss-called di akun IG. Namun ga aku angkat. Setelah membaca DM itu, aku segera mengklarifikasi ke Melani melalui WA Call. Jawabannya bikin seolah-olah kiamat itu sudah tiba. Dengan suara lirih, Melani menjawab, “Iya mbak, Mas Gandhie sudah gak ada…”. Seketika aku merasa dibuat gilaaaa,, aku nangis ga berhenti sambil menelepon Tri dan Fahmi. Entah kenapa mereka semua pada lelap banget tidurnya. Akhirnya aku chat di grup Pasukan Cepat Kilat. Dan alhamdulillah, Hadi sama Teguh yang nyaut. Tidak lama kemudian aku kembali menelepon Tri dan Fahmi, mereka berdua sudah terbangun dan sudah segera bergerak untuk berkoordinasi dan melakukan yang harus dilakukan sesegera mungkin.

Kami semua dibuat shocked, lemes, ambruuuuk seketika. Hey, abuzakarkeling!!! Manusia yang paling tega, setega-teganya ninggalin kita dengan tiba-tiba. Kejaaam!!!

Seketika itu seluruh anggota Pasukan Cepat Kilat pun melesat ke Bogor menjemput kabar berita itu. Sepanjang perjalanan Jakarta-Bogor, aku hanya bisa berdoa semoga berita itu tidak benar, semoga ini keisengan si abuzakarkeling saja. Semoga, sampai di sana dia masih bisa menyambut kita dengan tawa dan guyonan sarkasnya. Tapi ternyata apa yang aku harapkan sia-sia. Begitu masuk ke rumahnya, jenazah abuzakarkeling sudah terbujur kaku di lantai tanpa ada tawa seperti biasanya.

Ya Allah… Begitu cepatnya kamu pergi. Kamu bikin iri semua orang, kamu pergi dengan begitu tenang dan mudah. Si paling comel, Si paling sarkas, Si paling gercep, Si paling kepooh, Si paling disiplin, Si paling perhatian sama orang-orang terdekatnya… Si paling-paling itu sekarang udah ga ada lagi.

3 minggu sebelumnya Ibuku juga berpulang tapi aku nggak seambruk sekarang si abuzakarkeling ini pergi. Sayup-sayup kudengarkan lirik lagu pakdhe-pakdhe KiaiKanjeng,

Duh Gusti…
Mugi paringa ing margi kaleresan…
Kados margining manungsa…
Kang manggih kanikmatan…
Sanes margining manungsa…
Kang Paduka laknati…

Mendadak ndonyaku suwung,, otakku kosong Gan!!! Aku kelangan… Banyak banget memori kebersamaan rembol sama kamu. Bihusnil khotimah, saudaraku. Al Fatehah…

Jakarta, 17 Oktober 2024

Lainnya

Topik