Perahu Retak, Perahu Bangsa Inikah?
Mencermati politik tak hanya soal membaca yang tampak di depan mata — apalagi memandang setiap penggal peristiwa politik sebagai terpisah satu sama lain — tapi juga tentang bagaimana meraba dan merasakan yang tak terlihat: relasi-relasi, sejarah, pola, kecenderungan, dan yang terutama sekali ngerasakke seperti apa, bagaimana, dan ke arah mana nilai-nilai politik berjalan.
Concern dengan pendidikan politik, setelah sebelumnya menghadirkan “Demokrasi Tolol Versi Sardin”, Partai X kembali hadir mempersembahkan Live Streaming acara Tafsir Nadjibiyah edisi ke-17 nanti malam, Jumat, 28 Juni 2024 di channel YouTube caknun.com. dengan mengangkat tema “Perahu Retak”.
Perahu Retak adalah judul naskah drama yang ditulis oleh Cak Nun pada 1991 dan kemudian juga menjadi sebuah judul lagu yang dibawakan oleh penyanyi Franky Sahilatua (alm.) pada 1996. Naskah drama Perahu Retak ini adalah pengembangan dari naskah sebelumnya yang berjudul Santri-Santri Khidhir.
Bersama KiaiKanjeng, nanti kita akan diajak menyelami perspektif Cak Nun melalui Perahu Retak dalam melihat dan merasakan keadaan politik bangsa saat itu, dan kira-kira bagaimana relevansinya dengan situasi saat ini. Terlebih karena beberapa pemain KiaiKanjeng terlibat dalam pementasan drama Santri-Santri Khidhir dan Perahu Retak. Pun demikian dengan lirik lagu Perahu Retak kolaborasi Cak Nun dan Franky Sahilatua akan dibaca sebagi jendela politik yang lebih lugas dan jelas.
Selain KiaiKanjeng, teman-teman Partai X sendiri akan menyampaikan bagaimana interpretasi mereka terhadap Perahu Retak dalam kaitannya dengan perkembangan bangsa dan negara Indonesia saat ini. Adakah ia sedang retak? Di bagian mana retakknya? Mengapa bisa retak? Bagaimana mengatasinya? Dll.
Ditemani beberapa nomor musik KiaiKanjeng, kita akan menikmati sajian pendidikan politik dari Partai X. Sampai ketemu nanti malam di Tafsir Nadjibiyah.