Mendiskusikan Peran Pemuda, Pemanfaatan Nuklir, Kelestarian Alam, dan Filosofi Lebah






Sesi Diskusi Kedua bersama Pak Zainal Arief dan Pak Suko Widodo
Selanjutnya, sesi diskusi kedua dibersamai oleh Pak Zainal Arief selaku Direktur Politeknik Nuklir Yogyakarta serta Pak Suko Widodo, dosen UNAIR sekaligus sesepuh Bangbang Wetan. Pak Suko Widodo membuka diskusi dengan mengajak jamaah untuk tidak ikut-ikut orang-orang di luar sana yang sedang naik suhu politiknya. Pak Suko Widodo berharap kita bisa merendahkan suhu politik di sekitar kita, menjadi pelopor kerukunan serta dapat menjalani hidup lebih baik.
Pak Zainal Arief selanjutnya merespons tema dengan mengajak teman-teman membangun iklim yang kondusif didasari oleh kemampuan dan peran kita masing-masing. Membangun iklim diawali dari diri kita sendiri dengan bentuk misalnya teman jika berada di sekitar kita dia merasa aman. Dari teman itulah nanti menyebar ke lingkungan sekitar dan masyarakat luas.
Pada sesi tanya jawab pertama, Hilmi dari Surabaya menyampaikan tentang kenapa sekarang ini banyak orang berorganisasi tapi tak beraturan, sedangkan di zaman Rasulullah tidak berorganisasi tapi bisa mengorganisasikan perkumpulannya? Pak Suko Widodo meresponsnya bahwa Rasulullah dulu ya berorganisasi tapi tidak sama cara mengorganisasi perkumpulan Rasulullah dulu dengan kita yang sekarang. Pak Zainal Arief menambahi bahwa untuk belajar berorganisasi menggunakan pendekatan makna surat An-Nahl.
Lima sifat lebah (nahl) adalah selalu memilih tempat yang baik. Lebah tidak merusak lingkungan yang ditinggali, bekerja sama, berusaha menghasilkan sesuatu yang bermanfaat serta tidak melukai kalau tidak diganggu atau disakiti. Lebah memiliki tujuan hidup memproduksi madu dengan cara bekerja sama. Kita seharusnya juga mencontoh lebah dengan bekerja sama melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi yang lain. Lebah tidak melukai siapapun kalau tidak diganggu. Kita juga sebagai pejalan Maiyah berusaha tidak merusak lingkungan yang kita tinggal. Kita sebagai pejalan Maiyah tetap fokus bekerja sama melakukan hal-hal yang bermanfaat.
Pada sesi tanya jawab kedua yang menarik adalah pertanyaan dari Arika dan Figar. Arika aktif di organisasi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) Surabaya. Arika bertanya tentang bagaimana keadaan bumi sekarang ini, apakah sedang tidak baik-baik saja. Maiyah bisa berkontribusi apa demi kelestarian alam? Selanjutnya Figar, seorang guru Matematika, punya ketertarikan berproses untuk men-generate energi alternatif terbarukan. Figar bertanya, “Nuklir itu ‘kan menghasilkan energi yang cukup besar dari fusi nuklirnya, untuk nuklir di Indonesia kapan bisa dimanfaatkan?”
Pak Zainal Arief merespons kedua penanya itu dimulai dari pertanyaan Arika. Pak Zainal membenarkan pertanyaan Arika bahwa bumi sedang tidak baik-baik saja. Hal ini bisa dilihat dari bencana yang terjadi di sekitar kita. Peran Maiyah adalah turut menjaga kelestarian alam sehingga meminimalisasi bencana dengan mengelola sampah dengan baik. Dimulai dari mengelola sampah di lingkungan rumah kita masing-masing. Serta himbauan untuk pihak di tingkat yang lebih tinggi, pihak yang diamanati kekuasaan untuk tidak berbuat semena-mena terhadap alam. Berbuat semena-mena salah satunya dengan mengeksploitasi kekayaan alam. Sebab eksploitasi kekayaan alam yang dilakukan secara masif akan merusak alam.
Selanjutnya Pak Zainal Arief merespons pertanyaan Figar. Pak Zainal mengatakan bahwa harus ada energi terbarukan. Energi terbarukan dari matahari, angin, gelombang air, dll. Tapi energi alternatif terbarukan tidak bisa menggantikan 100% energi yang ada. Seperti halnya nuklir sekarang ini tidak hanya digunakan pada energinya saja. Misalnya pada dunia kesehatan memanfaatkan radiasi nuklir untuk mengobati kanker, serta di dunia pertanian melakukan rekayasa pertumbuhan padi supaya menghasilkan lebih banyak padi pada setiap batangnya. Menurut Pak Zainal Arief, nuklir bisa bermanfaat jika dikelola dengan baik. Indonesia sekarang ini sudah siap memanfaatkan nuklir secara teknologi, hanya tinggal menunggu perintah dari pihak yang memberi kebijakan.
Majelis ilmu Bangbang Wetan malam itu dipungkasi dengan Tawashshulan pada pukul 23.32 dipimpin langsung oleh KiaiKanjeng. Hujan mulai turun deras di lokasi Taman Budaya Cak Durasim, Genteng, Surabaya. Ada jamaah yang merapat ke pendopo, gedung sekitar pendopo, dan ada juga yang memilih kehujanan untuk bersama-sama mengikuti prosesi Tawashshulan. Tawashshulan berakhir pada pukul 00.42. Hujan pun mulai reda. Jamaah bergegas pulang ke rumah masing-masing.