CakNun.com

Mendiskusikan Peran Pemuda, Pemanfaatan Nuklir, Kelestarian Alam, dan Filosofi Lebah

Bangbang Wetan edisi Desember 2023
Bangbang Wetan
Waktu baca ± 5 menit
Foto: Adin (Dok. Progress)

Majelis ilmu Bangbang Wetan menutup edisi akhir tahun 2023 bersama KiaiKanjeng yang diselenggarakan Jumat, 29 Desember 2023 di Pendopo Taman Budaya Cak Durasim, Genteng, Surabaya. Malam itu turut hadir teman-teman dari Pemuda Muhammadiyah. Ketiganya adalah: Alfianur Rizal (Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Surabaya), Achmad Rosyidi (Bendahara PW Pemuda Muhammadiyah Jatim), dan Ramadhani Jaka Samudra (Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya). Turut hadir Pak Zainal Arief, Direktur Politeknik Nuklir Yogyakarta, dan Pak Suko Widodo.

Climate Reformer merupakan tema majelis Ilmu Bangbang Wetan edisi Desember 2023. Kalau mengacu pada mukaddimah, tema tersebut berangkat dari keresahan tim tema dari situasi yang terjadi di beberapa bulan ini. Di sekitar kita banyak diberitakan kasus bunuh diri atau pembunuhan. Kasus tersebut sebagian besar sebabnya adalah karena terhimpit hutang untuk memenuhi kebutuhan hidup serta kebutuhan hidup yang sekarang serba sulit. Maka peran kita sebagai pembaharu cuaca semestinya berada dalam posisi strengthening the power of society. Kita menjadi penerus perjuangan Mbah Nun yang selama ini memilih jalur damai, menyejukkan, dan menenangkan rakyat pada posisi konflik serta hidup sesulit apapun.

Sesi Diskusi Awal Bersama Tiga Pemuda Muhammadiyah

Pukul 21.00, tiga teman pemuda Muhammadiyah dipersilakan menyampaikan pandangan dan merespons tema, setelah KiaiKanjeng membawakan nomor-nomor yang ada di album Wakafa dan dipungkasi dengan nomor We Will Not Go Down. Alfianur Rizal selaku ketua PD Pemuda Muhammadiyah Surabaya pertama menyampaikan pendapatnya tentang majelis ilmu Bangbang Wetan. Alfin merindukan suasana berkumpul banyak pemuda dari berbagai latar belakang dan saling menerima berbagai pendapat yang berbeda. Suasana berkumpul banyak pemuda yang terdiri dari berbagai latar belakang dan gagasan yang berbeda ia rasakan di majelis ilmu Bangbang Wetan malam itu.

Alfin merasa gembira berada di tengah-tengah majelis yang menurutnya penuh kehangatan itu. Dari Bangbang Wetan, Alfin belajar seni merangkai hidup. Dia belajar mengumpulkan banyak warna di dalam kehidupan dari Bangbang Wetan yang mengedepankan hati bertemu hati. Sama-sama memiliki kegelisahan terhadap kondisi sekitar dan ingin bermanfaat bagi sekitar itulah yang menyatukan berbagai jamaah dan bisa duduk bersama di setiap majelis ilmu Bangbang Wetan diselenggarakan.

Selanjutnya, Ramadhani Jaka Samudra selaku Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Surabaya, menyampaikan pandangannya terhadap tema. Sebelum itu Rama mengungkapkan bahwa kalau pemuda berkumpul menjadi satu, akhirnya pasti lahir ide kreatif yang membuat ‘musuh’ gemetar. Seperti yang dilakukan salah satunya oleh Bung Karno atau Muhammad Yamin yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Foto: Adin (Dok. Progress)

Rama mengatakan bahwa pemuda butuh cara membaca untuk menuju cuaca yang baru. Pemuda butuh cara membaca situasi dan kondisi yang ada di sekitar. Sebagai contoh pendiri Muhammadiyah dulu membaca kondisi masyarakat dulu banyak yang tidak mempunyai pengetahuan akademis, maka didirikanlah sekolah untuk menjawab kondisi masyarakat banyak yang tidak mempunyai pengetahuan akademis supaya pintar. Pergerakan untuk menuju cuaca yang baru selanjutnya adalah mengajak kebaikan, berlaku bijak di berbagai segmen permasalahan dan kondisi masyarakat, menjadi contoh perilaku baik bagi teman kita, serta ketika kita didebat oleh lawan bicara kita ketika diskusi, jalani perdebatan dengan pendekatan yang humanis.

Ditutup dengan Achmad Rosyidi selaku Bendahara PW Pemuda Muhammadiyah Jatim yang merangkum pandangan yang disampaikan Rama dan Alfin. Rosyidi menyampaikan bahwa Muhammadiyah punya slogan fastabiqul khairat, yakni berlomba-lomba dalam hal kebaikan. Pandangan Alfin dan Rama berada pada core yang sama yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan. Pemuda Muhammadiyah dididik supaya menjadi pelopor, pelangsung serta penyempurna dalam hal kebaikan.

Lainnya

KiaiKanjeng of the Unhidden Hand

KiaiKanjeng of the Unhidden Hand

Sejak jum’at siang (8/5) KiaiKanjeng sudah berada di Jakarta untuk malamnya menghadiri Kenduri Cinta, setelah menjalani rangkaian Maiyahan di Jawa Timur, mulai tanggal 4 Mei 2015 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian 5 Mei 2015 di Universitas PGRI Adibuana Surabaya, dilanjutkan tanggal 6 Mei-nya di Sidoarjo.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta

Topik