Litaskunu Fii Maiyah, Menemukan Ketentraman di Maiyah
Salah satu fondasi dari keluarga juga adalah komunikasi yang baik. Habib Já’far mengungkapkan bahwa yang ia dapatkan dari Maiyah adalah bahwa Mbah Nun mengajarkan kita cara berkomunikasi yang komunikatif. Seringkali akhir-akhir ini di media sosial kita menemukan orang berdebat dan tidak menemukan kesepakatan karena komunikasi yang tidak komunikatif.
Yusabbihu lillahi maa fii-s-samaawaati wa-l-ardhli. Bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit, semua bertasbih kepada Allah. Habib Ja’far sedikit menyinggung akhir-akhir ini yang sedang ramai memperdebatkan apakah musik itu halal atau haram. Sebuah perdebatan lama yang tidak akan selesai, karena mereka yang saling memperdebatkan itu tidak menggunakan pola komunikasi yang komunikatif. Mereka yang mengharamkan musik kekeuh dengan pendiriannya, begitu juga sebaliknya mereka yang membolehkan musik juga kekeuh dengan keyakinannya.
Menurut Habib Ja’far, musik itu tidak haram selama musik itu mampu mengantarkan manusia yang mendengarkannya untuk berkontlempasi kepada Allah. Atau sekurang-kurangnya, tidak berdampak buruk pada orang-orang di sekitarnya. Sama halnya dengan teknologi, selama digunakan untuk kebermanfaatn bersama, maka teknologi itu menjadi baik. Teknologi menjadi buruk saat ia digunakan justru menghasilkan kerugian dan muhdlarat bagi orang lain. Kalau kita menggunakan komunikasi anekdot, jika di hari minggu lingkungan RT kita sedang melakukan kerja bakti bersama-sama, maka kita sholawatan di rumah pun menjadi buruk dampaknya. Karena momentum saat itu yang lebih baik adalah, kita bersama-sama dengan para tetangga, sesrawungan kerja bakti di lingkungan rumah kita.
Kembali ke sakinah, menurut Habib Ja’far, sakinah juga bisa diartikan selain ketentraman adalah ketenangan batin. Dan kita membutuhkan ketenangan batin itu saat ini, karena kita sangat dikelilingi masalah-masalah yang selalu barganti setiap hari. Sakinah itu didapatkan dengan mawaddah. Menurut Habib Ja’far, Mawaddah itu adalah cinta yang plus sementara Rahmah adalah cinta yang minus.
Maksudnya adalah, mawaddah adalah cinta yang tumbuh karena ada perhitungan. Karena ada alasan. Mencintai seseorang karena kecantikan, karena nasab, karena harta dan seterusnya, itu adalah cinta yang sifatnya plus, penuh perhitungan. Sementara rahmah adalah cinta yang minus. Cinta yang tumbuh tanpa ada perhitungan. Yang tersisa adalah kasih. Seperti kita datang ke Maiyahan bukan lagi karena apakah di Kenduri Cinta ada Mbah Nun atau tidak, kita tetap datang.
Begitulah Maiyah sejatinya berlaku. Kita semua datang ke Maiyah karena spirit atas nilai-nilai yang sudah diajarkan oleh Mbah Nun, melalui karya-karyanya, puisi-puisinya, lagu-lagunya bersama Mbak Via dan juga KiaiKanjeng, juga melalui forum Maiyahan yang berlangsung puluhan tahun di berbagai daerah. Dan atas ksepakatan nilai yang sama itu, kita semua menyemai benih yang baik di Maiyah ini. Kita berusaha untuk terus menumbuhkan bibit-bibit yang baik. Entah kapan akan kita panen, itu bukan urusan kita, sepenuhnya menjadi hak prerogatifnya Allah.