CakNun.com

Jangan Benturkan Narasi Agama Dengan Narasi Sains

Kenduri Cinta edisi April 2024
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 13 menit
Dok. Kenduri Cinta

Sabrang mencontohkan sebuah penemuan bernama Genome Project, sebuah penelitian untuk meneliti gen manusia. Diprakarsai oleh Francis Collins, seorang sekuler yang lahir dari keluarga sekuler. Sama sekali tidak mengerti agama. Tetapi melalui sains yang ia pelajari, pada akhirnya setelah ia meneliti gen pada manusia, ia menemukan bahwa akhir dari semua peradaban manusia ini adalah Tuhan. Sehingga akhirnya ia pun beragama, tidak lagi menjadi seorang sekuler.

Pada akhirnya, seorang Francis Collins pun akan menemukan bahwa tidak ada kesimpulan lain kalau tidak ada Tuhan. Tetapi ia menemukan sendiri dan tidak dipaksa oleh orang lain. Ia menemukan limit atas pengetahuannya, mungkin dia ketahui, tapi mungkin lebih banyak hal yang ia tidak ketahui. Sehingga pada akhirnya ia menemukan keyakinan akan kehadiran Tuhan dengan landasan sains.

Teknokrasi kalau pada definisinya adalah pengaplikasian dari pengetahuan tentang sains. Ada pengetahuan tentang sains, dan ada pengaplikasian sains itu sendiri. Teknokrat itu asalnya adalah sains, kemudian ada aplikasinya bernama teknologi, dan pelakunya adalah teknokrat.

Kembali lagi, sains itu datang dari orang yang tahu bahwa ia tidak tahu, namun kemudian ia mengamnbil sikap untuk mencari tahu. Sabrang menjelaskan bahwa sains itu datang dari kebutuhan manusia tentang narasi kehidupan. Manusia harus memiliki narasi tentang kehidupan agar tidak kehilangan arah dalam hidup. Manusia membutuhkan narasi untuk memahami hidup. Maka kemudian lahirlah narasi agama, narasi sains, ada narasi kejawen, ada narasi yang lain berpengaruh dalam hidup manusia.

Dok. Kenduri Cinta

Sabrang menjelaskan bahwa narasi sains kebutuhan utamanya adalah kemampuan komunikasi satu sama lain terhadpa hipotesis kebenaran. Dan sebuah narasi, pasti punya kriteria. Sabrang mencontohkan narasi Islam kriteria dasarnya adalah Al Qur’an dan Hadits, jika ada cerita yang tidak berasal dari Al Qur’an dan Hadits tidak akan dianggap sebagai narasi Islam. Tetapi jika ada satu informasi yang tidak pernah disebut dalam Al QUr’an dan Hadits, tidak serta merta kita menjustifikasi bahwa informasi itu tidak pernah dibahas oleh Islam. Handphone, misalnya. Tidak ada ayat Al Qur’an ataupun matan Hadits yang menjelaskan mengenai teknologi smartphone. Tetapi kita bisa mengambil dari sudut pandang manfaat mengenai handphone. Sehingga kemudian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa handphone itu penting atau tidak dalam hidup kita.

Ada narasi manfaat yang kita ambil untuk menentukan posisi handphone dalam hidup kita. Handphone bisa dipahami sebagai narasi Islam untuk diambil manfaatnya sehingga dengan handphone manusia mampu lebih berbuat baik kepada sesama makhluk atau tidak. Tidak bisa kita menggunakan narasi Islam untuk bertabrakan dengan narasi sains. Sabrang mengakui bahwa kecenderungan manusia untuk menabrakkan antara narasi Islam dengan narasi sains yang kemudian mengakibatkan kita saling silang sengkarut terjebak pada perdebatan yang tidak perlu.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Setelah diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan lantunan beberapa sholawat, Cak Nun langsung naik ke panggung bersama dengan beberapa sahabat-sahabat lama yang aktif di Persada Studi Klub (PSK) yang dua hari sebelumnya mengadakan acara peringatan 47 tahun PSK di Rumah Maiyah Kadipiro.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta