Jangan Benturkan Narasi Agama Dengan Narasi Sains
Puasa untuk Pembaharuan Diri
Setelah penampilan Lahila Band, Tri Mulyana dan Hadi Aksara memoderasi disukusi selanjutnya. Ian L Betts yang sudah beberapa bulan absen dari Kenduri Cinta karena satu dan lain hal, malam itu turut hadir. Ia menyapa jamaah Kenduri Cinta dengan wajah bahagia. Menurutnya, setelah satu bulan berpuasa, manusia seharusnya mengalami pembaharuan. Puasa bukanlah sesuatu yang sifatnya negatif yang berdampak buruk bagi manusia. Tidak demikian. Menurut Ian L. Betts, puasa justru menghadirkan pembaharuan dalam diri manusia. Sejalan dengan kecanggihan teknologi, puasa juga semakin membuat matang manusia atas kepantasan dirinya menjadi khalifah di bumi.
Menyinggung pesatnya perkembangan Artificial Intelligence saat ini, Ian L. Betts mengingatkan bahwa hadirnya AI tidak akan mungkin menggantikan Human Intelligence. Semua itu akan bergantung pada bagaimana manusianya menggunakan teknologi, termasuk AI. Terkdang, ilmu dan teknologi datang dari tempat yang tidak biasa. Seperti halnya ilmu, tidak selalu datang dari ilmuan. Tidak jarang juga ilmu datang dari karya sastra.
Ditekankan oleh Ian L. Betts, sebagai jamaah Maiyah kita memiliki tanggung jawab untuk memperbaharui diri kita masing-masing. Kita belajar banyak hal, baik di Maiyah maupun di luar Maiyah, kita kemudian memiliki peran untuk mengolah semua ilmu yang kita dapatkan. Menurut Ian L. Betts, ilmu itu tidak mengenal kiri atau kanan, tergantung pada manusianya akan menggunakan ilmu itu untuk apa. Begitu juga dengan kapiltalisme, ia tidak mengenal kanan atau kiri. Seperti halnya teknologi, jika ia dikendalikan oleh orang yang tepat, maka yang lahir adalah manfaat.
Ali Hasbullah meneruskan apa yang disampaikan oleh Ian L. Betts, bahwa siapapun nanti yang akan menjadi Presiden pasca putusan MK dibacakan, maka kita memiliki harapan bahwa ia mampu menempatkan para teknokrat pada posisi atau jabatan yang sesuai dengan kapabilitasnya. Karena kita berharap Indonesia ini benar-benar diurusi oleh mereka yang memang ahli dalam bidangnya masing-masing. Sehingga, tercapainya sila kelima Pancasila itu tidak menjadi angan-angan lagi, bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia benar-benar akan terwujud.
Hadir juga di Kenduri Cinta, Yusril Fahriza, seorang komika asal Jogja. Yusril mengakui, sudah ingin datang ke Kenduri Cinta sejak lama, karena kekagumannya kepada Cak Nun. Salah satu buku yang sangat berkesan baginya adalah ”Jejak Tinju Pak Kiai”. Beberapa buku lain karya Cak Nun ia baca, hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti membaca tulisan Cak Nun, karena baginya apa yang ditulis oleh Cak Nun kok benar semua.
Awalnya, Yusril mengira Kenduri Cinta ini adalah forum semacam pengajian. Dikiranya yang akan berbicara adalah Kiai, namun sampai malam ia tidak menemukan sesosok Kiai, yang ada malah bule, Ian L. Betts, maksudnya.
Sejenak kembali mengisi jeda, Letto naik ke panggung, bersama Sabrang tentunya. Membawakan 2 lagu pertama; Layang-layang dan Senyumanmu. Dan ada sedikit kejutan untuk Ian L. Betts di tengah-tengah lagu ”Senyumanmu” sebagai ungkapan syukur momen ulang tahun Ian L. Betts ke-60.
Saat sebelum jeda, ada pertanyaan yang ditujukan kepada Ian L. Betts mengenai Teknologi. Sebelumnya, Ian L. Betts menceritakan pengalamannya menonton film Dune yang menggambarkan bagaimana Teknologi akan memiliki peran yang sangat penting dalam masa depan dunia. Pertanyaan dari Kei, seorang jamaah adalah, bagaimana sebenarnya teknologi memiliki patern dalam perkembangan kehidupan manusia dan dunia saat ini. Ian L. Betts menjelaskan bahwa teknologi itu agnostik, semua bergantung pada manusianya bagaimana memanfaatkan teknologi. Ia bisa dimanfaatkan untuk hal yang baik, namun jika dikendalikan oleh orang yang salah, ia bisa menjadi media yang buruk yang tidak menghasilkan manfaat bagi manusia, namun justru merugikan. Teknologi tidak memiliki ideologi, tidak kiri dan tidak kanan, tergantung pada manusianya.
Teknologi juga tidak menjamin apakah masa depan akan menjadi lebih baik atau tidak, itu juga sama, tergantung bagaimana manusia memanfaatkan teknologi itu sendiri. Apakah teknologi akan digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak atau hanya untuk memuaskan kepentingan personal atau kelompoknya saja. Seperti tenaga nuklir misalnya, di beberapa negara mampu memanfaatkan nuklir sebagai salah satu energi alternatif, namun di negara yang lain nuklir dimanfaatkan untuk teknologi pertahanan sebuah negara dijadikan sebagai salah satu hulu ledak. Sangat kontradiktif, namun ditempatkan dan dimanfaatkan sesuai dengan keperluannya.