CakNun.com

Jangan Benturkan Narasi Agama Dengan Narasi Sains

Kenduri Cinta edisi April 2024
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 13 menit
Dok. Kenduri Cinta

Dana, salah seorang penggiat Kenduri Cinta meresahkan fenomena dunia kesehatan hari ini yang semakin jauh dari fitrahnya. Seharusnya, kesehatan tidak menjadi sebuah industri. Kesehatan, seperti yang pernah disampaikan oleh Cak Nun, tidak sepantasnya dikapitalisasi. Sementara saat ini kita menyaksikan bagaimana industri kesehatan menjadi salah satu pionir industri di dunia. Orang tidak lagi berfokus bagaimana mengembangkan pengobatan dari berbagai macam penyakit yang ada, melainkan justru mengkapitalisasi industri kesehatan untuk hal-hal yang sifatnya mengubah fitrah ciptaan Tuhan.

Yang terjadi kemudian adalah semakin banyak orang merasa tidak puas dengan anugerah Tuhan yang ada dalam tubuhnya, kemudian memanfaatkan dunia kesehatan untuk mengubah ciptaan Tuhan yang ada dalam dirinya, karena ingin terlihat lebih sempurna di mata manusia yang lainnya. Selain itu, dunia pendidikan kesehatan tidak mengantarkan pada tujuan awalnya, bahwa tenaga kesehatan adalah mereka yang siap mengabdikan dirinya untuk membantu orang lain yang membutuhkan pengobatan. Yang terjadi sekarang, untuk kuliah di fakultas kedokteran membutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan juga tidak jarang orang ingin menyekolahkan anaknya di fakultas kedokteran dengan harapan agar kelak ia memiliki penghasilan dari industri kesehatan. Sejak awal niatnya sudah salah. Meskipun, tidak sedikit pula mereka yang berkiprah di dunia kesehatan masih mengedepankan jiwa sosialnya.

Sesederhana dalam sebuah perusahaan, struktur organisasi yang disusun berdasarkan kapasitas dan kapabilitasnya. Jika orang-orang yang tepat ditempatkan pada jabatan yang sesuai dengan kapasitasnya, maka perusahaan akan berjalan pada track yang baik. Ekosistem perkembangan perusahaan akan dibawa pada masa depan yang cerah, karena orang-orang yang tepat memegang tanggung jawab sesuai dengan kapasitas dan perannya.

Sebuah perusahaan yang menjalankan bisnisnya dalam dunia pertambangan tidak seluruhnya diisi oleh ahli pertambangan. Ada ahli kesehatan didalamnya, ada ahli ekonomi, ada ahli hukum, ada ahli kebersihan dan lain sebagainya. Semua menjalankan sesuai porsinya. Semakin baik setiap person di dalam perusahaan berkolaborasi dan bekerjasama, maka akan menghasilkan dampak yang baik.

Daffa, salah seorang jamaah turut merespons tema Kenduri Cinta kali ini dengan merefleksikan kondisi di Indonesia. Menurutnya, ada beberapa jabatan di Pemerintahan yang dipegang oleh orang yang tidak memiliki kapabilitas. Ia mencontohkan, urusan pertanahan diurusi oleh seorang jebolan militer. Sementara ada Menteri yang sebelumnya mengurusi perhutanan justru kini mengurusi perdagangan. Dan masih ada banyak lagi contoh bagaimana di Pemerintahan Indonesia sebuah posisi/jabatan pemerintahan diisi oleh mereka yang tidak memiliki kepakaran di bidangnya. Teknokrasi tak sampai, meritrokasi pun hanya angan-angan belaka.

Ali condet, jamaah Kenduri Cinta yang cukup dikenal di kalangan jamaah Maiyah di Jakarta berapi-api mengamini apa yang diungkapkan oleh Daffa. Menurut Ali, Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang sudah sangat terlatih akan ketidaktahuannya. Justru dengan ketidaktahuannya, bangsa Indonesia ini mampu untuk bertahan hidup. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mampu menjalani kehidupan tanpa memusingkan apakah pemimpin Negaranya adalah seorang teknokrat atau bukan.

Ali menegaskan bahwa kita membutuhkan seorang pemimpin yang teknokrat untuk memimpin para teknokrat. Bukan pemimpin yang hanya karena popularitas kemudian mengumpulkan para teknokrat, itupun hanya sebagian, lalu justru mengakomodir kepentingan paratai politik untuk melanggengkan kekuasaan. Terlalu banyak contoh bagaimana seorang Menteri diangkat menjadi Menteri tidak sesuai dengan latar belakangnya, sehingga banyak masyarakat yang akhirnya menganggap seolah-olah tidak perlu sekolah tinggi dan menjadi pintar untuk bisa menjadi Menteri.

Jeda pertama diisi oleh Lahila Band, membawakan beberapa lagu yang gembira. Menyapa jamaah Kenduri Cinta menghangatkan suasana diskusi agar tidak terlalu serius membincangkan ilmu. Suasana diskusi di Kenduri Cinta memang selalu disetup sedemikian rupa, seperti ilmu ngegas dan ngerem yang selalu diajarkan oleh Cak Nun. Ada kalanya kita begitu fokus dengan ilmu, membincangkan banyak khasanah dan wacana ilmu, namun juga perlu diimbangi dengan selingan musik untuk sedikit meredakan kepenatan.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Setelah diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan lantunan beberapa sholawat, Cak Nun langsung naik ke panggung bersama dengan beberapa sahabat-sahabat lama yang aktif di Persada Studi Klub (PSK) yang dua hari sebelumnya mengadakan acara peringatan 47 tahun PSK di Rumah Maiyah Kadipiro.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta