Jangan Benturkan Narasi Agama Dengan Narasi Sains
Kenduri Cinta edisi April 2024 kali ini diselenggarakan di hari Sabtu. “Melanggar” acuan dasarnya yang seharusnya diselenggarakan pada Jum’at kedua. Mempertimbangkan waktu arus balik pasca Idul Fitri agar sedikit memberi jeda kepada penggiat Kenduri Cinta untuk mempersiapkan teknisnya. Meskipun sebenarnya beberapa persiapan sudah dikoordinasikan sebelum libur panjang Idul Fitri, sehingga pada forum Reboan terakhir pun tidak terlalu banyak yang dibahas.
Teknokrasi Cinta Semesta sebenarnya adalah satu judul yang tahun lalu sudah disiapkan oleh Mbah Nun pada edisi bulan yang sama di tahun 2023 lalu. Judul tersebut urung digunakan karena memang saat itu ada judul yang dirasa lebih tepat untuk diangkat. Dari 3 kata yang tersusun dalam judul ini; Teknokrasi, Cinta dan Semesta tentu akan menghadirkan pemaknaan tersendiri, baik saat dikupas satu per satu maupun dalam satu gabungan kalimat.
Jika kita mencari makna Teknokrasi, maka yang muncul di internet adalah bahwa Teknokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang diisi oleh orang-orang yang memang pakar secara teknis dan pengetahuan pada masing-masing bidangnya. Insinyur, ilmuwan, profesional, kesehatan, hukum, ekonomi, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuan dalam bidangnya masing-masing, sehingga saat mereka diberi kesempatan untuk diberi wewenang mengurusi Pemerintahan, maka segala kebijakan yang diambil berdasarkan latar belakang pengetahuan yang mereka miliki.
Singkatnya, tema Teknokrasi Cinta Semesta ini diangkat dengan tujuan agar kita kembali menakar diri kita masing-masing. Karena secara fitrahnya, kita adalah seorang teknokrat dari latar belakang diri kita masing-masing. Pada setiap lingkup dimana kita tinggal, kita memiliki tanggung jawab untuk menghadirkan manfaat bagi makhluk hidup di sekitar kita. Mungkin kita bukan seorang Teknokrat dalam artian menguasai sebuah ilmu pengetahuan dalam bidang tertentu, tetapi secara naluriah kita sebagai manusia kita sudah diberi mandat sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai seorang khalifah, maka tujuan kita hidup di dunia ini adalah memberi manfaat sebanyak mungkin kepada manusia yang lainnya. Khairunnaas anfa’uhum li-n-naas. Begitu salah satu pesan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Forum Kenduri Cinta dibuka dengan tadarrus Al Qur’an surat Luqman. Setelah itu forum dilanjutkan dengan sesi mukadimah. Penggiat Kenduri Cinta mewedar tema dari berbagai perspektif maisng-masing. Pramono melandasi dengan tadabbur surat Ar Rum ayat 41; dzhoharo-l-fasaadu fi-l-barri wa-l-bahri bima kasabat aydi-n-naasi liyudziiqohum ba’dho-l-ladzii ’amiluu la’allahum yarji’uun.
Bahwa segala kerusakan yang tampak di muka bumi disebabkan ulah perbuatan tangan manusia. Dan kerusakan demi kerusakan itu dikarenakan oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab karena diberi wewenang yang tidak semestinya. Dalam falsafah Jawa kita mengenal empan papan. Bahwa segala sesuatu ada tempatnya. Seharusnya, manusia sebagai khalifah di muka bumi ini mampu menempatkan diri pada posisnya masing-masing sesuai dengan kadarnya.