CakNun.com

Inverted Indonesia, Yang Terbalik Tidak Selalu Tidak Baik

Catatan Kenduri Cinta edisi Maret 2024 — Bagian Pertama
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 16 menit

Dok. Kenduri Cinta

Kemudian yang keempat adalah Agni. Sifat keberanian. Ketika ia menghadapi ada suatu hal yang kurang baik, itu dia akan melawan atau dia berani melindungi rakyatnya disini. Sifat kelima adalah Langit. Langit itu mempunyai kompetensi kecakapan, pengetahuan yang luas. Keenam adalah sifat Bayu Sifat ini memiliki pengaruhnya sangat dirasakan meskipun tidak kelihatan. Ketujuh adalah Bulan. Sebuah sifat yang mampu membuat rakyatnya damai dan persuasif. Sifat kedelapan adalah Bintang, sifat yang memberi arah. Seorang pemimpin adalah yang mampu mengarahkan rakyat dan negerinya akan dibawa ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Kembali ke tema Inverted Indonesia, Faras, penggiat KC lainnya, menyampaikan bahwa ada banyak sekali peristiwa yang kita alami sehari-hari itu berkebalikan dengan sesuatu yang kita harapkan. Ada saatnya kita mengambil sebuah keputusan, kita berharap yang baik, namun yang terjadi adalah sesuatu yang buruk. Begitu juga sebaliknya, ada saatnya kita menjalani sebuah peristiwa yang tidak mengenakkan bagi kita, namun ternyata ada dampaik yang baik untuk diri kita di kemudian hari.

”Keputusan yang baik bisa menimbulkan efek yang baik dalam jangka panjangnya. Sebenarnya ini yang harus kita perhatikan juga untuk membuat keputusan-keputusan kita di kehidupan sendiri kita. Karena terkadang keputusan yang dalam jangka pendek menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang ternyata tidak menguntungkan. Karena ada banyak faktor yang kita tidak pertimbangkan. Maka dalam mengambil keputusan juga kita harus mempertimbangkan faktor-faktor itu agar keputusan yang kita ambil bisa bertahan dalam jangka waktu yang lama”, ungkap Faras.

Menentukan Sumbu Dari Sebuah Konsep Keterbalikan

Setelah jeda musik dari kelompok Barak Karinding, Tri Mulyana dan Hadi Aksara memoderasi sesi diskusi utama malam itu. Sabrang MDP, Ari Wulu dan Ustads Noorshofa hadir di panggung mungil Kenduri Cinta malam itu.

Seperti yang kita ketahui, beberapa hari lalu Sabrang menghadiri Forum Multipolar dan Kongres Russophile di Moskow Rusia. Sabrang hadir atas undangan dari Pemerintah Rusia. Ada satu cerita yang disampaikan oleh Sabrang saat di ruang transit sebelum Kenduri Cinta. Sabrang bertemu dengan Profesor Nikita, seorang Profesor dari Rusia yang pernah bertugas di Indonesia bahkan mampu berbahasa Indonesia dengan fasih. Ternyata, Profesor Nikita ini pernah hadir dalam satu edisi Kenduri Cinta di Taman Ismail Marzuki saat ia masih bertugas di Indonesia. Diceritakan oleh Sabrang, ia sangat kagum dengan forum Kenduri Cinta ini karena egaliternya. Yang ia heran adalah, bagaimana forum ini diselenggarakan malam hari, hingga menjelang subuh, semua orang duduk dengan tenang, menghargai satu sama lain, dan tentu saja para pedagang kopi keliling yang menjajakan kopi berlalu lalang di tengah kerumunan forum. Prof Nikita tertawa melihat fenomena penjaja kopi itu. Kok bisa, ditengah-tengah forum diskusi mereka dengan santainya menjajakan kopi dengan menembus lautan manusia.

Ya, itulah suasana Kenduri Cinta beberapa tahun lalu saat masih di gelar di area halaman depan Taman Ismail Marzuki sebelum direvitalisasi. Sangat berbeda dengan suasana Kenduri Cinta saat ini, karena memang pedagang tidak diperbolehkan untuk masuk dan berjualan di dalam area TIM.

Malam itu Sabrang mengajak salah satu temannya dari Jogja, yaitu Ari Wulu. Putra dari Pak Sapto Raharjo, seorang Maestro Gamelan di Yogyakarta yang menggagasa Yogyakarta Gamelan Festival dan sudah berjalan selama 29 tahun. Beberapa personel KiaiKanjeng pun cukup akrab dengan Ari Wulu ini. Karena Yogyakarta Gamelan Festival adalah warisan dari Pak Sapto Raharjo yang dipertahankan agar dapat terus diselenggarakan. Semangatnya sama dengan Maiyah, sebuah festival yang digagas sejak awal tanpa mengandalkan bantuan sponsor.

”Beliau ini mendapatkan warisan Yogyakarta Gamelan Festival yang sudah berjalan 29 tahun. Kami ini sama-sama mendapatkan warisan bukan berupa rekening perusahaan atau kekuasaan. Yang diwariskan adalah acara yang tidak boleh ada sponsornya. Kalau saya ngobrol sama dia, ya ketawa-ketawa aja, sejarahnya hampir sama, sama-sama berusaha menghindar dari tanggung jawab, digeret lagi dan akhirnya nggak bisa lari dari tanggung jawab. Yowis lakoni sing ono ae. Nggak ada pilihan lain. Urip lak yo cuma mengisi kegiatan antre menunggu mati”, Sabrang memperkenalkan Ari Wulu.

Sabrang kemudian masuk untuk mengupas tema INVERTED INDONESIA dari sudut pandang Fisika. ” . Lihat gambar (poster KC) inverted, gambarnya, apa yang bisa dilihat dari situ? Kalau Anda ngomong konsep inverted, terbalik, itu harus ada yang namanya sumbu. Kalau gak ada sumbu, anda gak akan bisa ngomong kebalik. Kebalik dimana? Gimana kebaliknya? Kalau gak ada sumbunya kok. Ya cuma konfigurasi beda kalau gak ada sumbu. Nah sifat sumbu itu adalah tolak ukur yang ada di luar dari objek yang dia balik tersebut”, Sabrang menjelaskan bahwa untuk sebuah keterbalikan atau inverted, harus ada sumbunya.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Topik