CakNun.com

IMPERSONATION, Meneguhkan Kembali Nasionalisme di Kenduri Cinta

Kenduri Cinta
Waktu baca ± 19 menit

Sabrang MDP, Kenduri Cinta Agustus 2024.
Sabrang MDP (Dok. Kenduri Cinta)

Pada akhirnya bukan tentang aku benar atau kamu benar, tetapi justru kita akan menemukan kebenaran yang paling banyak manfaatnya. Hidup kita itu penuh tipuan, apakah yang bekerja selalu senang dengan atasan kalian? Tapi apakah di depan atasanmu kemudian akan misuh-misuh? Dari satu perspektif, ketika kita berpura-pura sopan pada satu momen maka peristiwa itu adalah kriminal, karena kita berbohong. Dari sisi lain, kebohongan kecil itu pada beberapa individu di sebuah entitas melahirkan kestabilan. Mungkin ada karyawan yang tidak suka dengan atasannya, tetapi dia tetap mengimbangi dengan kinerjanya sehingga target perusahaan selalu tercapai. Ada konsistensi terhadap pekerjaannya ditengah pemberontakan dalam dirinya. Karena ada hal lain yang harus ia perjuangkan: menafkahi keluarga.

Sangat mungkin terjadi dalam kehidupan bernegara, jenis-jenis kebohongan-kebohongan itu terjadi. Dari perspektif lain bisa dikatakan adalah peristiwa kebohongan-kebohongan itu adalah dalam rangka upaya melahirkan kestabilan. “Tidak ada yang menanam pohon kemudian esok hari langsung berbuah. Sudah diklaimkan sama Simbah bahwa Maiyah ini adalah menanam pohon yang kemungkinan buahnya tidak dipetik oleh kita sendiri. Bisa dipetik oleh anak kita, bisa dipetik oleh cucu kita. Tetapi kalau pohon itu mengalami putus asa di tengah jalan, maka tidak akan ada yang mengalami buahnya itu”, lanjut Sabrang.

Sementara nasib manusia pun berbeda-beda. Ada manusia yang nasibnya susah mencari pasangan, tidak kaya dan tidak punya pekerjaan. Maka mimpinya adalah agar segera bisa menikah dan bekerja. Sementara ada manusia yang lain yang memiliki nasib memiliki wajah tampan dan rupawan, kaya raya, dan mudah menemukan pasangan, namun justru kemudian mencari artifisial tujuan hidup yang lain; ingin ditolak oleh perempuan. Sangat kontradiktif dan memang hidup ini penuh dengan paradoks. Sebelumnya, dr. Ryu menyatakan bahwa tidak penting memikirkan Negara, karena memang ada atau tidak adanya kita Negara pun akan berjalan seperti kodratnya. Tetapi ada alasan lain kenapa kemudian kita sampai hari ini masih Maiyahan, masih berbincang tentang Negara: mengisi kegiatan untuk menunggu kematian.

“Di balik semua permainan ini, kita tetap akan punya hidup yang akan mengalami kematian. Dan kita di depan mata punya cita-cita bersama untuk memperbaiki. Dari level personal, apa yang bisa kita lakukan: memahami banyak dunia agar kita bisa melakuan level imajinatif sebagai sebuah bangsa dan Negara. Maiyah semoga tetap menjadi lapangan kita bersama untuk having fun dan mengisi hidup dalam rangka antri menunggu mati”, pungkas Sabrang. Maiyah termasuk Kenduri Cinta semoga tetap menjadi sebuah arena untuk membuka dunia satu sama lain, untuk mengungkapkan cinta kepada Indonesia yang tidak ada dasarnya, dan kita akan terus melakukannya untuk kebaikan bersama, bukan tentang kebenaranku atau kebenaranmu.

Kenduri Cinta adalah Amigdala-nya Indonesia

Sebagai seorang komedian, Bintang Emon malam itu menjadi penyegar suasana, setelah narasumber-narasumber sebelumnya membahas hal-hal yang cukup berat. “Kita hadir di Kenduri Cinta ini untuk mendapatkan cipratan-cipratan kebijaksanaan, itu sudah cukup untuk kita pegang”, Bintang mengawali. Karena memang sejak awal datang ke Kenduri Cinta malam itu, saat di ruang transit, Bintang menyimak diskusi dan perdebatan antara dr. Ryu, Bagus Muljadi dan Sabrang mengenai sains. Yang dalam kacamata awam sudah pasti akan bergejolak dan berucap, untuk apa memperdebatkan hal-hal yang sudah pasti?

Momen malam itu diakui oleh Bintang sebagai titik awal dari perkenalan dirinya dengan Maiyah, Cak Nun, juga Kenduri Cinta. Ia sendiri mengakui awalnya mengenal Cak Nun dari seliweran konten di media sosial, hingga suatu hari ia bertemu dengan Bagus Muljadi dalam sebuah podcast, dan kemudian ia diajak oleh Bagus Muljadi untuk turut hadir di Kenduri Cinta edisi Agustus ini. “Saya rasa Kenduri Cinta ini adalah medium yang sangat luar biasa, bisa ngobrol dengan orang banyak dalam satu tempat, hadir dan mendengarkan”, lanjut Bintang. Tentu saja banyak celoteh dan kelakar Bintang Emon malam itu yang kemudian menyegarkan suasana Kenduri Cinta.

Kenduri Cinta Agustus 2024.
Kenduri Cinta Agustus 2024 (Dok. Kenduri Cinta)

“Medium seperti Kenduri Cinta ini saya yakin sangat dibutuhkan untuk Indonesia untuk lebih diluaskan lagi. Seharusnya medium-medium seperti Kenduri Cinta ini untuk menguji siapa orang-orang yang akan memimpin kita kedepannya, untuk melihat bagaimana cara berfikirnya, kemampuan menyelesaikan masalah dan lain sebagainya”, Bintang berharap.

“Saya mungkin hidup belum cukup lama, tetapi saya memiliki keresahan di bawah payung yang sama dengan kawan-kawan di sini tentang bagaimana melihat demokrasi yang terjadi hari ini”, lanjutnya. Demokrasi ini seharusnya dibangun dalam koridor kekuatan dan kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat, namun pada faktanya rakyat tidak benar-benar memiliki kedaulatan untuk memilih pemimpinnya. Hanya bisa menilai dari jauh, dan juga hanya bisa memilih pemimpin dari tokoh-tokoh yang sebelumnya sudah dipilih terlebih dahulu oleh partai.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Maiyah Penangkal Petir

Maiyah Penangkal Petir

Memasuki tahun 2022, Kenduri Cinta kembali diselenggarakan secara offline.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta

Topik