CakNun.com

IMPERSONATION, Meneguhkan Kembali Nasionalisme di Kenduri Cinta

Kenduri Cinta
Waktu baca ± 19 menit

Dr. Bagus Muljadi, Kenduri Cinta Agustus 2024.
Bagus Muljadi (Dok. Kenduri Cinta)

Berbicara tentang filosofi, Bagus Muljadi mencontohkan Pablo Picasso, seorang pelukis ternama yang menguasai teknik melukis namun pada akhirnya ia mampu melukis tanpa harus menggunakan teknik melukis yang ia kuasai, karena ia menggunakan filosofi dalam melukis lukisan yang kemudian menjadi karya-karyanya. “Bangsa kita kurang canggih dalam bermakna, Tidak canggih berdansa diantara imajinasi dan filosofi. Kalau teman-teman melihat kesana dari Cak Nun, dia seakan-akan menggambarkan bangsa ini adalah sebuah pohon yang besar, yang tumbuh di atas tanah yang tidak cocok, sehingga akarnya bukan akar tunggal, namun bercabang, sehingga setiap ada goyangan, pohon itu akan bergeser, kebijakannya latah. Siapa yang viral akan dianggap benar”, Bagus melanjutkan.

“Narasi dan imajinasi itu adalah cara pertama anak kecil memahami tentang etika. Itu adalah elemen penting dalam perkembangan kognitif manusia. Itu bukan sekadar takhyil dalam arti konotatif yang kita tahu sekarang”, lanjutnya. Bagus Muljadi kemudian menyoroti UKT yang naik di Indonesia beberapa waktu lalu menjadi perbincangan banyak orang, menurut Bagus Muljadi yang juga adalah seorang akademis, naiknya UKT di kampus yang kemudian tiba-tiba dibatalkan adalah contoh dari tidak adanya narasi yang digaungkan. Bagus Muljadi mencontohkan bahwa di Inggris, untuk menentukan biaya kuliah naik atau tidak pada sebuah kampus, masyarakat akan melihat terlebih dahulu bagaimana ranking kampus tersebut yang sebelumnya dinilai oleh pemerintah. Kinerjanya sebagai lembaga pendidikan akan menentukan naik atau tidaknya biaya kuliah. Juga akan dilihat apakah mahasiswanya juga merasakan fasilitas yang baik atau tidak, ditopang fasilitas riset yang bagus atau tidak, lulusan dari kampus tersebut berkualitas atau tidak, dan seterusnya. Dari berbagai pertimbangan itu baru kemudian akan diputuskan apakah biaya kuliah di kampus tersebut akan naik atau tidak. Sementara di Indonesia, tidak memiliki narasi yang jelas untuk memutuskan kebijaksanaan itu. Ketika UKT naik menjadi perbincangan banyak orang, kemudian pemangku kebijakan melakukan pertemuan lalu membatalkan kebijakan tersebut.

“Darimana kita tahu bahwa kita punya narasi yang hebat?”, Bagus Muljadi kemudian mencontohkan perbandingan antara kisah apik Mahabarata dengan sinetron kejar tayang. Jelas bukan perbandingan yang sepadan. Kisah Mahabarata memiliki alur cerita dan plot yang konsisten, membawa narasi yang kuat dan memiliki pesan yang ingin disampaikan ke publik. Ada narasi yang kuat yang dibawa di Mahabarata. Sementara sinetron kejar tayang hanya mementingkan rating dan bisa tayang sesuai jadwal. Ia tidak konsisten dengan narasi yang dibangun di awal, sehingga tidak ada pesan yang hendak disampaikan ke publik. Hanya memainkan emosi publik yang menontonnya. Maka kisah Mahabarata lebih abadi dibandingkan sinetron kejar tayang.

Bagus Muljadi mengajak jamaah Kenduri Cinta malam itu untuk memetakan apakah bangsa Indonesia ini memiliki narasi yang kuat, yang memiliki nilai serta memiliki makna dan tujuan yang jelas. Dari situ kemudian kita akan mampu menentukan apakah bangsa Indonesia ini memiliki narasi yang hebat atau tidak. Bagus Muljadi memberi contoh yang sangat relate dengan kehidupan sehari-hari. Seorang Ayah memiliki arti yang sangat kuat bagi anaknya. Jika si Ayah menghilang seminggu, anaknya akan mencari Ayahnya. Sang Ayah memiliki arti yang sangat dalam bagi anaknya. Bagaimana dengan Indonesia? Jika suatu saat Indonesia ini hilang, apakah kita sebagai rakyat akan mencari? Apakah dengan hilangnya Indonesia kemudian kita tidak bisa melanjutkan hidup kita? Silakan dijawab sendiri. “Kalau Indonesia besok tidak ada, adakah yang merasa kehilangan?”, lanjut Bagus Muljadi.

Berbicara peradaban dunia saat ini, Bagus Muljadi menggambarkan bahwa jika kita bertanya kepada orang China mereka akan menganggap bahwa mereka adalah pusat dunia saat ini. Secara ilmiah, tidak bisa dibuktikan bahwa China adalah pusat dunia. Tetapi secara narasi, mereka berani membuktikan bahwa mereka adalah pusat dunia saat ini. Kita menyaksikan peradaban mereka berkembang pesat, teknologi berkembang pesat, roda ekonomi dan perputaran uang sangat tinggi di China. Bahkan produk-produk buatan China sudah menjangkau hampir di seluruh dunia dan seluruh sektor. Di awal, dr. Ryu sempat berkelakar: “Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi. Sisanya buatan China!”. Grrrrr….

Kenduri Cinta Agustus 2024.
Kenduri Cinta Agustus 2024 (Dok. Kenduri Cinta)

Itulah yang disebut narasi. Rusia punya narasi, Amerika punya narasi. Ini bukan dalam rangka mempertanyakan apakah narasi mereka untuk kita setujui atau tidak, tetapi yang perlu digarisbawahi adalah bahwa mereka memiliki narasi yang kuat, sehingga sebagai sebuah bangsa mereka memiliki rencana dan tujuan hendak kemana melangkah. “Narasi itu tidak bisa dibuat dalam semalam”, lanjut Bagus Muljadi.

“Narasi yang kuat tidak bisa dikarbit, itu harus tumbuh dari dasar. Dari mana kapitalisme berasal? Dari mana the idea of free speech berasal? Menurut Max Weber berasal dari narasi yang keagamaan, religious narative, terutama dari orang-orang protestan yang berfaham calvinisme yang menganggap bahwa bekerja keras dengan menyembah Tuhan itu sama”, Bagus Muljadi menerangkan.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Maiyah Penangkal Petir

Maiyah Penangkal Petir

Memasuki tahun 2022, Kenduri Cinta kembali diselenggarakan secara offline.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta

Topik