CakNun.com

Ghandhie Pendekar Satset

Ahmad Syakurun Muzakki
Waktu baca ± 2 menit

Lama saya nggak menulis. Sedang linglung, hah-hoh, dan kehilangan pegangan. Seniman berkarya karena inspirasinya terjadwal datangnya. Kolumnis menulis karena hidayah yang diterimanya deras sampai menggerak-gerakkan jari-jemarinya sendiri di keyboard-nya. Sementara saya bukan keduanya — jadi ketika hah-hoh, hidayah dan inspirasi menjauh pakai banget dari jarak saya.

Tapi hari ini saya tersentak untuk memanggil hidayah. Agar saya bisa menulis lagi. Sahabat saya, teman sangat dekat saya, sudulur saya, Mas Ghandie Tanjung secara tiba-tiba meninggalkan kita semua. Gemetar badan saya dinihari itu ketika kabar datang. Kok Ghandie sih. Kenapa dia….

Mas Ghandhie itu orang baik. Benar-benar baik. Otaknya hidup. Langkahnya strategi. Galak dalam mendidik. Tegas dalam hal ideologi. Dan yang sudah dilakukan ke Maiyah selama ini ya mentraktir. Bukan ditraktir. Beliau saya kasih tugas menemani Mbah Nun kemana saja siap. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Walau di luar beliau punya kerjaan mentereng di perusahaan asing. Karena cerdiknya — perusahaan manut dengan jadwalnya. Jadi dia pasti standby 24 jam ketika untuk keperluan Mbah Nun dan Maiyah. Beliau adalah pendekar satset. Banyak hal yang perlu kapan-kapan saya tulis lagi tentang Mas Ghandhie ini.

Bertahun-tahun menjadi bujang, yang karena bujang lapuknya itu menjadi tema guyonan kita. Tapi 8 bulan yang lalu, dia menikah di Cisaat Sukabumi. Kami semua sumringah tepuk tangan hore bahagia menghadiri acaranya. Istrinya disiapkan rumah cantik di dekat rumah Ibunya. Bulan-bulan terakhir — kami guyon bahagia dengan status barunya. Tiba tiba Allah berkehendak lain. Kami manut titah Allah. Walau sedih dan gemetar oleh kenyataan ini.

Bogor, 14 Oktober 2024

Lainnya

Momentum dan Kontra Momentum

Momentum dan Kontra Momentum

Saya selalu terbengong-bengong melihat bagaimana Kang Jakfar, Kang Jayani, dan Kang Rahardjo bisa dengan mudah mengelak dari serangan jurus muridnya.

Mustofa W. Hasyim
Mustofa W.H.