CakNun.com

Frekuensi Kegembiraan: Resonansi yang Membahagiakan

Kenduri Cinta edisi Desember 2024
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 13 menit
Dok. Kenduri Cinta

Sebuah Frekuensi yang Menyatukan

Seperti gelombang radio, kegembiraan muncul ketika kita mampu menyetel frekuensi diri kita dengan tepat. Dalam hidup, kegembiraan bukan hanya tentang menghindari kesedihan, melainkan memahami bahwa keduanya adalah bagian dari siklus kehidupan. Dengan memaknai kegembiraan sebagai keputusan, kita dapat menemukan kegembiraan meski dalam keadaan sulit.

Dalam khazanah Arab, kebahagiaan dan kegembiraan memiliki perbedaan mendasar. Kegembiraan diartikan sebagai faraha, sedangkan kebahagiaan adalah sa’adah. Kegembiraan dapat dibandingkan dengan cuaca yang bersifat sementara dan mudah berubah, sedangkan kebahagiaan menyerupai iklim, yang lebih stabil dan bertahan lama. Kegembiraan dan kebahagiaan saling terkait tapi punya porsinya masing-masing. Itulah mengapa kita mengenal istilah “keluarga bahagia,” tetapi tidak pernah mendengar “keluarga gembira.” Keluarga sakinah adalah perjuangan panjang yang didasari mawaddah dan rahmah, seperti yang sering disampaikan oleh Mbah Nun.

Menjelang pergantian kalender menuju tahun 2025, Kenduri Cinta mencoba untuk mengajak jamaah menutup tahun 2024 dengan merayakan kegembiraan. Sepanjang 2024, kita dihadapkan pada berbagai dialektika dalam kehidupan yang kemudian dirangkum dalam judul “Frekuensi Kegembiraan”, memberikan energi positif untuk menutup tahun, yang sekaligus menjadi pijakan menyambut 2025 dengan semangat baru.

Kenduri Cinta, lebih dari sekadar pertemuan rutin. Kenduri Cinta telah menjadi rumah bagi para pencari makna. Dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban, jamaah saling berbagi cerita, pengalaman, dan harapan. Sama halnya dengan gelombang suara yang memiliki frekuensi tertentu, setiap individu memiliki frekuensi energi masing-masing. Kenduri Cinta menjadi ruang bagi kita untuk menemukan resonansi, bergetar pada frekuensi yang sama, dan saling mengisi.

Sebelum memulai sesi diskusi, Mas Karim memulai dengan pembacaan Al-Fatihah, mendoakan kesehatan Mbah Nun dan mengenang Mas Gandhie. Kemudian, Mas Karim melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan kepada jamaah: “Apa yang membuat satu bulan terakhir ini tidak bergembira atau bahkan membuat hati nelangsa?”

Mas Taufiq dari Batang berbagi kisahnya selama sebulan terakhir yang terasa ruwet dan jauh dari kegembiraan. Namun, Mas Taufiq tetap menghadiri Kenduri Cinta untuk mencari frekuensi kegembiraan. Baginya, hadir di Kenduri Cinta adalah bentuk refreshment dari kesumpekan hidup. Di sisi lain, Mbak Fidya dari Ciputat berbagi bahwa meskipun Mbak Fidya merasakan kesedihan mendalam karena kehilangan adiknya tiga bulan lalu, Mbak Fidya masih merasakan kegembiraan-kegembiraan kecil di tengah perjalanannya kembali menyesuaikan hidup.

Kegembiraan tidak datang dengan sendirinya; ia adalah hasil dari keputusan yang kita ambil. Mas Nano menyampaikan bahwa kebahagiaan muncul ketika kita memutuskan untuk menikmati hidup dan merasakan kegembiraan meski dalam kondisi sulit. Menurutnya, ada empat hal utama yang sepenuhnya berada dalam kendali kita, yang juga menjadi resep anti baper: pikiran, tutur kata, tingkah laku, dan perasaan. Pikiran kita adalah lahan subur yang dapat kita tanam dengan benih-benih positif atau negatif. Kata-kata yang kita ucapkan adalah cerminan dari kondisi batin kita, sehingga dengan memilih kata-kata yang baik, kita dapat menciptakan suasana hati yang lebih baik pula. Tindakan yang kita lakukan, baik besar maupun kecil, adalah hasil dari pilihan sadar. Terakhir, perasaan kita bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan hasil dari keputusan. Kita dapat memilih untuk membiarkan diri kita terjebak dalam emosi negatif atau berusaha bangkit dan melihat sisi positif dari setiap situasi.

Dok. Kenduri Cinta

Mas Nano juga mengutip prinsip “Event + Reaction = Outcome” dari Jack Canfield dalam buku The Success Principles. Peristiwa yang terjadi dalam hidup kita hanya memiliki proporsi sekitar 10%, sementara reaksi kita terhadap peristiwa tersebut menentukan 90% sisanya. Dengan kata lain, kegembiraan kita tidak ditentukan oleh apa peristiwa yang terjadi, tetapi tergantung pada bagaimana kita memilih untuk bereaksi atas suatu keadaan.

Kegembiraan sejati tidak hanya tentang tertawa atau merasa senang, tetapi tentang menemukan makna bahkan dalam situasi yang sulit. Kebahagiaan datang ketika kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan mulai menikmati apa yang kita miliki. Setiap langkah kecil menuju kebahagiaan adalah keputusan untuk merasakan kegembiraan dalam hidup.

Aktivitas apa pun yang kita lakukan, baik duniawi maupun ukhrawi, bertujuan untuk menemukan kegembiraan dan kebahagiaan. Kenduri Cinta telah menjadi ruang untuk menemukan frekuensi kegembiraan. Dengan berbagi cerita dan pengalaman, kita diajak menyadari bahwa kegembiraan dan kebahagiaan adalah pilihan. Dengan menyetel frekuensi diri kita pada frekuensi kegembiraan, kita dapat menghadapi pasang surut kehidupan dengan penuh kegembiraan dan kedamaian.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Topik