CakNun.com

Frekuensi Kegembiraan: Perjalanan Menuju Kebahagiaan Sejati

Kenduri Cinta edisi Desember 2024
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 19 menit

Dok. Kenduri Cinta

Sesi kedua dimulai pada pukul 22.10 WIB dengan Mas Tri dan Mas Hadi sebagai moderator, yang memperkenalkan forum Kenduri Cinta yang sudah berusia 24 tahun. Kenduri Cinta adalah forum egaliter, yang tidak membedakan tinggi panggung dan jaraknya. Tri kemudian mengungkapkan bahwa dalam forum Reboan sebelumnya, tema mengenai kebahagiaan dan kegembiraan menjadi topik yang seru untuk dibahas, membuka jalan bagi diskusi malam ini. Pembicara dalam sesi ini adalah Habib Husein Ja’far Al Hadar, Pandji Pragiwaksono, dan Hendri Satrio.

Setelah Mas Tri, Mas Hadi menyambut dan mulai membahas sebuah poster yang menarik perhatian, dengan kata-kata, “Jika kita tulus, kita sebetulnya tidak perlu agama.” Dari sini, tema tentang menutup tahun dengan nuansa kegembiraan pun muncul, meskipun tak ada yang tahu pasti tentang kesiapan tenda atau sound system. “Tenda tidak akan muncul begitu saja dari langit,” ujar Hadi sambil menyemangati jamaah untuk tetap bergembira. Ia kemudian memberi waktu kepada Mas Fahmi untuk membuka diskusi lebih dalam.

Mas Fahmi memulai dengan membagikan pengalamannya dalam forum Reboan bahwa awalnya, tema yang dirasa lebih tepat adalah tentang kebahagiaan, namun akhirnya bersepakat untuk bergembira. Ternyata ada perbedaan antara bahagia dan gembira. Bahagia itu nuansa jangka panjang, sedangkan gembira sifatnya sementara. Ia menghubungkan perbedaan ini dengan konsep sakinah dalam kehidupan, yang menurutnya adalah kebahagiaan yang diperjuangkan melalui mawaddah dan rohmah. Mas Fahmi berpendapat, kita mungkin hanya merasakan kegembiraan sesaat di Kenduri Cinta, tetapi dengan kegembiraan kecil ini, kita dapat menemukan kebahagiaan yang lebih banyak.

Forum Kenduri Cinta, yang sudah dikelola swadaya selama 24 tahun, juga mendapat apresiasi dari Pandji Pragiwaksoni yang juga merupakan salah satu pembicara pada sesi ini, yang menyampaikan bahwa brand Kenduri Cinta sudah matang. Setidaknya, Kenduri Cinta sudah memiliki tiga pilar utama: event atau agenda rutin yang selalu terselenggara setiap bulan, community dimana orang-orang berkumpul dalam satu komunitas, dan media yang dikelola dengan baik mulai dari media sosial, website dan lain sebagainya.

Mas Fahmi, kemudian memberikan kesempatan kepada Dr. Hendir Satrio, yang sekarang lebih senang disapa dengan Hensa, untuk menyapa jamaah Kenduri Cinta malam itu.

Kegembiraan adalah Nadi Kenduri Cinta

Hensa, yang hadir di forum sebagai pembicara, membahas fenomena politik yang terjadi belakangan ini. “Kenapa pejabat harus menggunakan label “bansos wapres” dalam membagikan bantuan? Kenapa tidak atas nama negara?” tanyanya, mengaitkan hal ini dengan hasil pilkada yang tidak sesuai dengan survei. Pertanyaan yang memancing tajam Jamaah.

Dok. Kenduri Cinta

Hensa kemudian mengaitkan isu kepemimpinan dan Pilkada yang baru saja selesai-dengan menyampaikan teori John P. Kotter, bahwa seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas. Visi yang baik dan jelas setidaknya, ada lima kriteria: gambaran masa depan (Picture), dorongan untuk perubahan (Change), nilai yang mendasari perubahan (Value), rencana untuk mencapai tujuan (Map), dan tantangan yang harus dihadapi (Challenge).

Ia melanjutkan dengan berbicara tentang pentingnya frekuensi kegembiraan dalam forum ini. Kata Hensa, “Kegembiraan adalah nadi dari Kenduri Cinta”. Karena kegembiraan, kita bisa berdiskusi hingga pagi. Kegembiraan yang kita rasakan adalah alasan kenapa ia hadir di forum ini. Ia juga berbagi pengalamannya ketika wartawan bertanya mengapa ia sering hadir di Kenduri Cinta, dan jawabannya sederhana, “Datang dan kamu akan merasakan kegembiraan.”

Setelah Hensa menghangatkan suasana dengan guyonan yang menyegarkan, Hadi melanjutkan moderasi dengan senyum lebar, “Hensa, jangan sampai lebih lucu dibanding Pandji,” ujarnya, menambah keceriaan di forum yang sudah terasa penuh dengan kegembiraan. Suasana menjadi lebih santai, dan diskusi berlanjut dengan penuh semangat. Hadi kemudian mengundang Habib Husein Jafar untuk naik kepanggung.

Habib Husein Ja’far, yang sudah lama menjadi bagian dari forum Reboan di Kenduri Cinta, memulai dengan mengenalkan dirinya kepada jamaah. Ia menyampaikan betapa berartinya forum ini baginya, sebagai ruang untuk menemukan perspektif baru dan merasakan kebersamaan yang begitu kuat. Ia menyampaikan apresiasi kepada komunitas ini yang telah menjadi tempat berbagi wawasan dan mengembangkan visi bersama.

Setelah itu, Hadi memberikan prolog untuk Pandji, yang sebelumnya sempat membahas visi penting dalam kehidupan. Hadi mengaitkan visi tersebut dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini, di mana kegembiraan harus menjadi bagian dari kehidupan kolektif. Ia memantik Pandji untuk mengungkapkan pandangannya tentang bagaimana visi tersebut dapat diwujudkan dalam masyarakat yang lebih bergembira.

Lainnya

Topik