CakNun.com

Frekuensi Kegembiraan: Perjalanan Menuju Kebahagiaan Sejati

Kenduri Cinta edisi Desember 2024
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 19 menit

Frekuensi Kegembiraan: dari Ayunan Anak hingga Jalan Kenabian

Setelah mendengar penjelasan Roni, Karim melanjutkan diskusi dengan mengajak Nanda untuk berbagi pandangan. Dengan latar belakang dan ilmu yang luas dan mendalam, Nanda diminta untuk menjelaskan apa yang seharusnya kita pelajari dari topik ini.

Dok. Kenduri Cinta

Nanda membuka diskusi dengan sebuah analogi yang sederhana namun mendalam. Ia menunjukkan sebuah poster yang menggambarkan seorang anak duduk di ayunan. “Kenapa anak-anak? Karena masa kanak-kanak adalah masa yang penuh kegembiraan. Mereka tidak terbebani, tidak ada taklif mukallaf, belum ada masalah atau beban,”. Ayunan-sebagaimana yang ada di dalam poster-itu mengayun, bergerak ke satu titik dan kembali lagi ke titik median. Itu adalah frekuensi — dinamika yang bergerak naik dan turun.

Menurut Nanda, frekuensi bukan hanya soal gelombang elektromagnetik atau ilmu fisika, tetapi juga merupakan sesuatu yang lebih mendalam, berkaitan dengan perasaan dan kehidupan spiritual. Frekuensi datang dari yang statik, dari gema alam semesta. Dalam kehidupan, kita harus menyadari bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Maka, dalam dinamika hidup, kita seharusnya tetap bergembira, karena semuanya berada di tangan-Nya.

Nanda mengaitkan konsep kegembiraan dengan ajaran wahyu yang telah diterima dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. “Wahyu yang datang dari Allah mengajarkan kita untuk selalu bergembira, karena itu adalah perintah-Nya. Nabi Muhammad SAW adalah sumber utama kegembiraan dan kebahagiaan,” ujarnya.

Konsep kegembiraan dan kebahagiaan menurut Nanda dibagi dalam dua istilah, farohah (kegembiraan) dan sa’ada (kebahagiaan). “Kegembiraan itu seperti iklim, sebuah snapshot dari perasaan yang datang dan pergi, sementara kebahagiaan itu lebih seperti cuaca, sebuah pola jangka panjang. Ketika kita diuji dengan kesenangan, kita harus bersyukur. Ketika diuji dengan kesulitan atau rasa sakit, kita harus bersabar.

Gembiranya seorang mukmin tidak menunggu, ia selalu ada, baik dalam suka maupun duka.

Nanda kembali mengacu pada gambar anak di ayunan. “Ada titik median di sana, titik keseimbangan. Dalam kehidupan, kita sering mengatakan ‘hidup ini begini-begini saja’. Itu adalah titik median kita. Tetapi kita harus ingat bahwa Allah menggenggam hati kita, dan Dia sangat mudah membolak-balikkan hati. Atas dasar itu, kita harus bergembira — meskipun kita tidak tahu kapan ujian datang,” tuturnya dengan tegas. “Kegembiraan sejati muncul ketika kita bersama Allah, karena Dia selalu bersama kita, meskipun seringkali kita yang lupa.”

Nanda juga menjelaskan lebih lanjut mengenai arsitektur ruh manusia. Ruh itu terdiri dari hati, qolbu, dan berbagai unsur lainnya. Semua ini berhubungan dengan frekuensi kegembiraan yang harus kita jaga.

Di akhir penjelasannya, Nanda menegaskan bahwa dalam diskusi ini, mereka semua sedang berusaha untuk menyelaraskan frekuensi mereka dengan Mbah Nun, yang menurutnya adalah jalan kenabian. Frekuensi yang kita cari di sini adalah frekuensi yang membawa kita lebih dekat kepada kebenaran dan kedamaian, yang diwarnai oleh kegembiraan sejati.

Setelah mendengarkan pandangan mendalam dari Nanda dan Roni, Rizal kembali memoderasi diskusi dengan menyoroti pentingnya sudut pandang. Ia menjelaskan bahwa dalam fisika, frekuensi adalah sebuah besaran, dan hal yang sama berlaku dalam kehidupan kita, di mana kegembiraan dan kebahagiaan juga memiliki “besaran” masing-masing. Rizal menegaskan bahwa kegembiraan cenderung bersifat sementara atau short-term, sementara kebahagiaan adalah sesuatu yang lebih permanen atau long-term. Rizal meminta Coach Nano untuk mengelaborasi lebih jauh mengenai nilai yang disampaikan oleh Nanda dan Roni terkait dengan keseimbangan antara keduniaan dan keukhrowian.

Coach Nano, dengan penuh kebijaksanaan, menceritakan pengalamannya di dunia bisnis, termasuk sebuah kerugian besar yang pernah ia alami. “Masalah kita boleh besar, tapi Allah lebih besar”, katanya, dengan senyum yang penuh ketenangan. Kalimat ini mengajarkan Coach Nano untuk tidak pernah bersedih, apapun yang terjadi. Dalam perjalanan hidup dan bisnis, kita tumbuh dan berkembang. Kita, sebagai pekerja dan pebisnis, memang sering terikat dengan keduniaan. Namun, di balik itu semua, kita juga sedang mencari ridho Allah.

Mengambil hikmah dari ilmu yang disampaikan oleh Nanda, Nano mengungkapkan, “Ilmu dari Nanda sangat mahal. Ini adalah pelajaran yang selalu saya pelajari lagi dan lagi.” Dia juga berbagi pandangannya tentang kebahagiaan: kebahagiaan itu sejatinya adalah soal menyederhanakan keinginan. Namun, ini adalah hal yang dialektis — semakin kita menyederhanakan keinginan kita, semakin kita menemukan kegembiraan. Kegembiraan itu bukan datang dari luar, tetapi dari dalam diri kita. Keduniaan itu hanya faktor pelengkap.

Menemukan Makna Kegembiraan: Refleksi dan Diskusi di Kenduri Cinta

Pada akhir sesi, Karim memberikan kesempatan kepada jamaah untuk ikut berdiskusi, dengan mengajukan pertanyaan reflektif, “Apa yang paling menggembirakan di Kenduri Cinta yang tidak didapatkan di tempat lain?” Pertanyaan ini membuka ruang bagi jamaah untuk berbagi pandangan mereka tentang betapa pentingnya menemukan ruang yang memancarkan kegembiraan yang lebih dalam daripada apa yang biasa mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.

Piar, salah satu jamaah yang telah mengenal Maiyah sejak kecil, berbagi pengalamannya. “Saya tumbuh di keluarga yang merupakan jamaah Maiyah, dan saya merasa gembira datang ke Kenduri Cinta karena bisa bertanya. Di sini saya merasa terkoneksi, bisa mendapatkan banyak sudut pandang baru, yang sulit saya temui di tempat lain,” ujarnya dengan penuh semangat. Piar kemudian melanjutkan dengan pertanyaan mendalam, “Ada konsep dualistik dunia yang berkaitan dengan frekuensi dan gelombang. Bagaimana jika jarak terhadap frekuensi itu semakin jauh? Apakah mungkin kita bisa keluar dari frekuensi dan hidup dengan ‘flat’ saja?”

Mas Roni sebagai salah satu pembicara, merespons pertanyaan tersebut dengan menyampaikan bahwa ia sangat senang karena di Kenduri Cinta semua orang bebas untuk berekspresi dan berpendapat. Diskusi malam ini sangat mengalir dan bisa diperdalam ke banyak konteks. Ia yakin Mbah Nun akan sangat bahagia melihat forum ini. Mas Roni, menekankan bahwa kebebasan berpendapat dan berbagi sudut pandang adalah esensi dari forum ini.

Coach Nano kemudian menambahkan bahwa dalam kehidupan, kita tidak bisa menghindar dari gelombang yang ada. Saat kita berada di atas, kita biasa saja. Saat kita berada di bawah, kita juga harus sabar dan biasa saja. Kegembiraan dan kesedihan adalah bagian dari perjalanan hidup. Jika kita terus bersyukur dan bersabar, kita tidak akan pernah keluar dari gelombang itu. Yang perlu kita miliki adalah prasangka baik dalam segala hal, selalu melihat sisi positif dalam setiap keadaan.

Kemudian, Nanda menanggapi lebih jauh tentang konsep ‘flat’ yang ditanyakan Piar. “Kita tidak mungkin menjadi ‘flat’. Setiap kesenangan yang kita syukuri, setiap ujian yang kita sabar, akan membawa kita pada maqom yang lebih tinggi,”. Nanda mengutip surat An-Nisa ayat 69, yang mengajarkan bahwa segala ujian dan nikmat dalam hidup ini adalah bagian dari perjalanan spiritual kita yang terus berkembang. Hidup ini tidak akan pernah datar, karena ada nilai dan pelajaran yang terus kita ambil.

Nanda juga menambahkan, Piar datang ke Maiyah dengan “memberi akal”. Kita bisa membuat pemahaman ini lebih luas lagi, yakni “hati yang dengannya kita bisa berlogika”, karena banyak hal yang tampak namun seringkali tidak terlihat dengan mata biasa. Semua derita yang kita alami dengan kesadaran untuk selalu mengingat Allah, akan mendatangkan pahala. Ia juga menekankan pentingnya menjaga prioritas antara dunia dan akhirat, sejalan dengan apa yang disampaikan Coach Nano.

Sebagai penutup sesi ini, Rizal menambahkan, “Jika hidup menjadi ‘flat’, itu jadi tidak asyik. Kita terus bergerak, naik turun, karena itulah esensi dari kegembiraan dan kebahagiaan”. Kemudian diskusi dijeda dan dilanjutkan penampilan musik dari Krist Segara, mengisi ruang dengan harmoni dan kegembiraan yang lebih dalam.

Lainnya

Exit mobile version