Frekuensi Kegembiraan: Perjalanan Menuju Kebahagiaan Sejati
Frekuensi Kegembiraan: Mencari Kebahagiaan dalam Kehidupan dan Bisnis
Karim kemudian memfokuskan perhatian kepada Coach Nano Sumarno, seorang praktisi bisnis yang sudah lama berkecimpung dalam bidang facility management dan konsultan peralatan gedung. Dengan penuh hormat, Karim menyambut kedatangan Coach Nano, yang dikenal sebagai sosok yang telah banyak memberikan inspirasi bagi banyak orang dalam memahami arti sejati kebahagiaan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dunia bisnis.
Coach Nano memulai dengan memperkenalkan diri secara singkat, menyoroti pengalamannya yang luas dalam dunia bisnis. Di dunia bisnis, kita sering kali berfokus pada pencapaian materi atau kesuksesan yang terlihat jelas. Namun, pada akhirnya, kegembiraan sejati adalah soal keputusan pribadi. Membuka perspektif baru tentang kebahagiaan yang tidak terikat pada kondisi eksternal.
“Jika membaca mukadimah tentang frekuensi, Kenduri Cinta itu sendiri adalah frekuensi kegembiraan. Mengapa jamaah selalu datang ke sini setiap bulan, bahkan sudah 24 tahun? Karena di sinilah kita merasa gembira. Tidak mungkin tidak bahagia jika kita datang ke Kenduri Cinta,” tambahnya, menunjukkan bahwa frekuensi kegembiraan yang tercipta di Kenduri Cinta adalah sesuatu yang terus berulang, memberi dampak positif bagi setiap orang yang hadir.
Coach Nano melanjutkan dengan mengungkapkan pandangannya tentang kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari. “Kebahagiaan dan kegembiraan adalah soal keputusan. Ada empat hal yang kita bisa kendalikan dalam hidup: pikiran, tutur kata, perasaan, dan tingkah laku. Keempat hal ini menentukan bagaimana kita merespons kehidupan dan apa yang kita rasakan”. Dia menyebutkan bahwa, dengan mengelola empat hal tersebut, kita bisa menjaga sikap dan menghindari perasaan yang tidak produktif—seperti mudah tersinggung atau terbawa perasaan negatif (baper).
Mengutip isi dari buku The Principles of Success, Nano menjelaskan rumus sederhana namun mendalam tentang kebahagiaan: Event + Reaction/Response = Outcome. Kebahagiaan bukan terletak pada apa yang terjadi di luar kita, melainkan pada bagaimana kita meresponsnya. Kebahagiaan adalah keputusan. Kalau kita terus membandingkan hidup kita dengan apa yang tidak kita miliki, kita akan selalu merasa kurang dan tidak puas.
Dalam konteks bisnis, Coach Nano menekankan bahwa tujuan utama dari segala upaya adalah mencapai kebahagiaan dan kegembiraan. “Jika dalam bisnis kita hanya mengejar keuntungan, itu tidak akan membawa kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan sejati datang ketika kita menemukan makna dalam setiap langkah yang kita ambil,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Coach Nano kemudian mengajak jamaah untuk berpikir lebih dalam: “Ketika kita datang ke Kenduri Cinta, kita hadir dengan satu frekuensi. Jika kita berada di sini, kita merasa terhubung, kita merasa dipertemukan dengan frekuensi yang lebih besar. Kita datang dengan satu niat, untuk mencari kegembiraan dan kebahagiaan.” Menurutnya, frekuensi kegembiraan tidak datang begitu saja, tetapi harus dicari dan dipupuk melalui kesadaran dan keputusan untuk selalu bersyukur.
Di akhir pendapatnya, Nano menekankan kegembiraan adalah keputusan yang dapat kita buat setiap saat. Di dunia bisnis, sebagaimana dalam kehidupan pribadi, kita selalu memiliki pilihan untuk menemukan kebahagiaan. Frekuensi kita akan membawa kita kepada orang-orang dan momen yang tepat, selama kita terus menjaga semangat kegembiraan dalam hati.
Frekuensi Kegembiraan: Dari Agama Hingga Kehidupan Sosial
Karim melanjutkan pembicaraan dengan menggali lebih dalam tentang peran Kenduri Cinta sebagai ruang yang memberikan kegembiraan bagi jamaah. “Banyak orang datang ke sini bukan hanya mencari pengetahuan, tetapi kegembiraan yang sejati, yang mungkin sulit ditemukan di luar sana,” ujarnya. Karim kemudian mengajak Rizal untuk memoderasi diskusi lebih lanjut.
Rizal, kemudian bertanya pada Mas Roni, “Bagaimana cara kita ‘tune in’ ke frekuensi kegembiraan ini, terutama setelah lama bergabung dengan Kenduri Cinta?”
Roni pun berbagi cerita mengenai perjalanan spiritualnya. Dulu, ia memandang agama sebagai sesuatu yang kaku dan konservatif. Namun setelah bergabung dengan Mbah Nun dan mendalami ajaran-ajarannya, ia mulai melihat Islam dengan cara yang berbeda. Islam bukanlah hal yang rumit, justru menjadi sumber kegembiraan baginya. Ia melanjutkan bahwa keputusannya untuk berkontribusi penuh di Kenduri Cinta sejak belasan tahun lalu merupakan keputusan yang datang dari pemahaman ini.
Bagi Roni, keberadaan forum Kenduri Cinta lebih dari sekadar tempat belajar. “Dalam forum Kenduri Cinta, bukan hanya ilmu yang kita peroleh, tetapi juga nilai kebersamaan dan partisipasi aktif dari semua pihak. Forum ini bisa jadi prototype masyarakat yang ideal, di mana setiap orang berkontribusi tanpa terikat pada hierarki,” jelas Roni. Ia juga menambahkan, panggung pembicara di Kenduri Cinta tidak pernah tinggi, itu merupakan manifestasi dari semangat egalitarian, tanpa adanya sistem feodal.
Roni mengingatkan bahwa dalam kehidupan yang semakin individualistis dan kapitalistis, nilai-nilai yang diajarkan oleh Mbah Nun sangat penting untuk terus dibumikan. Mbah Nun mengajarkan kita bahwa pemahaman Islam seharusnya tidak terbatas pada pandangan ‘kiri’ atau ‘kanan’, melainkan lebih luas. Ini adalah cara kita menghadapi dunia yang penuh tantangan.