CakNun.com

Cakrawala Anallah, Menyibak Tabir Mengenal Diri

Kenduri Cinta edisi November 2024
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 13 menit

Perjalanan Panjang Menuju Kebenaran

Kenduri Cinta edisi November 2024
Dok. Kenduri Cinta

Ustadz Noorshofa mengajak kita merenung tentang misteri kehidupan. Beliau membawa kita dalam sebuah perjalanan spiritual, mulai dari titik awal keberadaan kita sebagai ruh, hingga akhir kehidupan di alam akhirat. Dengan bahasa yang sederhana namun sarat makna, beliau mengurai perjalanan hidup yang penuh liku-liku.

“Bukanlah telah datang kepada kalian: pada suatu masa, kita belum jadi apa-apa.” Kalimat ini menjadi pembuka yang menggugah. Kita, yang kini hidup dengan segala kompleksitasnya, ternyata berasal dari ketiadaan. Sebuah refleksi yang mengundang kita untuk merenungi asal-usul dan tujuan hidup.

Beliau kemudian menguraikan lima fase kehidupan manusia. Setiap fase adalah sebuah tahapan yang penuh makna, membawa kita semakin dekat kepada Sang Pencipta. “Kita pernah hidup di alam ruh, rahim, dunia, dari dunia ke alam barzah, dibangkitkan lagi ke alam mahsar.” Sebuah perjalanan yang panjang dan penuh misteri.

Kisah Nabi Ibrahim menjadi titik terang dalam perjalanan spiritual kita. Keraguan yang beliau lontarkan tentang kebangkitan manusia dari kematian justru menjadi bukti keimanan yang kuat. “Tolong tunjukkan bagaimana dari cara Allah menghidupkan manusia dari kematian ke hidup lagi?” Pertanyaan ini adalah cerminan dari kerinduan manusia untuk memahami rahasia kehidupan dan kematian.

Ustadz Noorshofa mengingatkan kita akan kepastian kematian. “Kita tidak pernah tahu soal kematian.” Namun, kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kematian adalah peralihan menuju kehidupan yang abadi. “Pada saat 4 bulan dalam kandungan sudah ada catatan mengenai: perbuatan-perbuatan kita, rezeki, ajal serta skenario akan masuk surga atau neraka.” Ini berarti, setiap perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban.

Amal saleh menjadi kunci utama untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagaimana yang selalu diulang-ulang Mbah Nun. “Tugas kita terus berusaha: menanam walau belum tentu kita sendiri yang menikmati buahnya.” Seperti seorang petani yang menanam benih, kita terus berbuat baik tanpa mengharapkan balasan.

Nabi Muhammad SAW menjadi teladan bagi kita. “Nabi Muhammad tidak pernah didik oleh sosok “bapak” namun Allah langsung yang mendidiknya.” Beliau adalah manusia pilihan yang diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam.

Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari kehidupan yang baru. “Kalimat pulang dalam kematian penuh muatan keindahan.” Beliau membandingkan kematian dengan momen pulang sekolah, di mana kita pulang dengan perasaan senang dan penuh harapan.

Pesan yang ingin disampaikan Ustadz Noorshofa sangat jelas: jadilah manusia yang bernilai, yang senantiasa berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Allah. “Jadilah manusia yang bernilai dalam keberadaan.” Dengan demikian, kita akan hidup bahagia di dunia dan selamat di akhirat.

***

Sesi ini pun disela oleh penampilan musik oleh Bedur bersama “Pandan Nanas”. Mengajak semua Jamaah tanpa sengaja ikut bergoyang. Memecah suasana malam dengan paduan penampilan yang membahagiakan.

Di sesi akhir, Kenduri Cinta ditutup dengan sesi tanya-jawab. Ruang dialektis ini dimulai oleh moderator yang memberikan ruang Jamaah untuk bertanya. Diawali pertanyaan Vicki salah satu Jamaah yang bertanya mengenai “Siapa Saya, Dari Mana Saya, dan Bagaimana Mengatasinya? Pertanyaan-pertanyaan ini adalah pertanyaan universal yang telah menghantui manusia sejak zaman dahulu kala. “Siapa saya?” adalah pertanyaan tentang identitas, tentang makna keberadaan kita di dunia. “Dari mana saya?” adalah pertanyaan tentang asal-usul, tentang asal mula kehidupan. Dan “Bagaimana cara mengatasinya?” adalah pertanyaan tentang tujuan hidup, tentang bagaimana kita seharusnya menjalani hidup ini.

Kemudian, Pertanyaan jamah lainnya, yakni Hasbi tentang lupa perjanjian dengan Allah merupakan pertanyaan yang sangat mendasar. Kita seringkali terlena oleh hiruk pikuk dunia sehingga lupa akan tujuan utama penciptaan kita. Kita lupa bahwa kita adalah hamba Allah yang memiliki kewajiban untuk menyembah-Nya.

Mas Sabrang memberikan pandangan yang menarik tentang orang yang “tenggelam” dalam realitas. Mereka yang terjebak dalam rutinitas dan kesibukan sehari-hari, seringkali kehilangan arah dan tujuan hidup. Mereka sulit mengambil keputusan yang tepat karena terombang-ambing oleh keinginan dan nafsu duniawi.

Mas Sabrang juga menekankan pentingnya tanggung jawab atas perbuatan kita. Kita tidak bisa terus-menerus menyalahkan keadaan atau orang lain atas kesalahan kita. “Bertanggung jawab atas perbuatan kita di hari ini, jikalau saat ini salah tidak masalah karena masih ada esok untuk belajar kembali (Ihdinassirothol mustaqim).” Kalimat ini adalah pengingat yang sangat penting bagi kita untuk terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Kenduri Cinta edisi November 2024
Dok. Kenduri Cinta

Mas Sabrang juga menegaskan bahwa ketidaktahuan bukanlah alasan untuk tidak bertanggung jawab. “Jika Masih belum paham kita tidak harus bertanggung jawab atas ketidaktahuan.” Namun, kita memiliki kewajiban untuk terus belajar dan mencari ilmu agar kita dapat memahami agama dan menjalankan perintah-Nya.

***

Sebagaimana edisi-edisi Kenduri Cinta sebelumnya, forum berakhir sampai larut dan ditutup doa yang dipimpin oleh Mas Hadi. Keseruan dan kekhidmatan edisi ini, tak bisa digambarkan dengan kata-kata reportase-yang amat terbatas- ini. Ada ruang yang kadang luput dari catatan. Ada ruang yang mesti dialami langsung. Pada akhirnya, dalam labirin eksistensi, manusia tak henti bertanya tentang hakikat dirinya. Siapa kita sebenarnya dalam tarian semesta ini? Dari mana asal mula kita dan ke mana kita akan kembali? Pertanyaan-pertanyaan mendasar ini menggema dalam sanubari setiap insan, menjadi semacam mantra yang mengiringi perjalanan hidup. Dalam pencarian jawaban, kita menjelajahi kedalaman jiwa, merengkuh makna kehidupan, dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Setiap langkah dalam perjalanan hidup ini adalah sebuah penemuan, sebuah pemahaman yang membawa kita semakin dekat pada kebenaran sejati. Inilah catatan mengenai Cakrawala Anallah pada Kenduri Cinta edisi November 2024. (RedKC/Ansa)

Lainnya

Exit mobile version