Cakrawala Anallah: Mencari Diri dalam Cakrawala Kehidupan


Bang Hensa menambahkan dimensi filosofis dengan kutipan terkenal Rene Descartes, “Cogito ergo sum” – “Saya berpikir, maka saya ada”. Ini mengingatkan kita bahwa eksistensi manusia berakar pada kemampuan berpikir, bertanya, dan mencari jawaban atas segala hal yang tidak diketahui. Ini adalah dorongan alamiah manusia yang mendorong kita untuk terus mencari makna, menemukan jati diri kita. Namun, Bang Hensa juga mengajukan pertanyaan reflektif, kenapa sholat tidak membuat kita kaya? Ini mengingatkan kita bahwa tujuan dari ibadah tidak selalu berhubungan langsung dengan pencapaian materi, tetapi lebih pada pembentukan diri dan keseimbangan spiritual.
Mas Sabrang mengakhiri dengan pendapatnya mengenai dogma. Dogma diperlukan dalam setiap tindakan yang kita lakukan, karena dengan dogma, kita bisa bertindak meskipun kita belum mengetahui kebenaran sepenuhnya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melakukan maintenance, seperti merawat motor. Maintenance ini mungkin tidak berkaitan langsung dengan tujuan utama kita, tetapi sangat penting untuk menjaga konsistensi dan kestabilan. Sholat, misalnya, adalah bentuk pemeliharaan untuk diri kita, menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual. Sholat bukan tentang mencapai tujuan tertentu, tetapi lebih sebagai cara untuk menjaga agar kita tetap konsisten dalam perjalanan hidup kita.
Refleksi Diri Untuk Mawas Diri
Pencarian makna hidup adalah sebuah perjalanan yang tak berujung, seperti cakrawala yang selalu tampak jauh di depan, namun terus menarik kita untuk mendekat. Dalam perjalanan ini, manusia dipanggil untuk mengenali dirinya sendiri sebagai langkah awal menuju pemahaman yang lebih dalam tentang Tuhan dan tugas mulia sebagai khalifah di bumi. Kehidupan bukanlah sekadar pencarian jawaban atas pertanyaan eksistensial, tetapi juga pengelolaan dan pemeliharaan dunia ini dengan penuh kesadaran, baik secara spiritual maupun fisik.

Melalui penggabungan sains dan spiritualitas, kita menemukan bahwa keduanya saling melengkapi dalam pencarian kebenaran yang hakiki. Seperti halnya sebuah permainan yang memiliki aturan dan tujuan, hidup juga mengharuskan kita untuk memahami setiap langkah dan tantangannya, sambil terus merenung dan berusaha berbuat baik. Iman, Islam, dan Ihsan menjadi tiga pilar yang memandu kita dalam menjalani perjalanan ini, memberi arah dan makna yang mendalam.
Pada akhirnya, setiap individu memiliki perjalanan spiritual yang unik, dan melalui refleksi diri, kita dapat menemukan tujuan hidup yang sejati. Dengan terus belajar, bertumbuh, dan menjaga keseimbangan dalam hidup, kita akan semakin dekat dengan pemahaman yang lebih tinggi dan kehidupan yang lebih bermakna. Pencarian ini, meskipun tidak akan pernah berakhir, adalah perjalanan yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih dekat. (RedKC/Haddad-Ansa)