Cak Nun Menyapa Masa Depan Melalui Maiyah
Tentang kedisiplinan, hal ini pun merupakan poin penting yang memang dibutuhkan untuk ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Kebiasaan untuk disiplin dalam mengatur waktu mutlak sangat diperlukan. Saya sendiri beberapa kali berkesempatan mendampingi Cak Nun di beberapa acara. Cak Nun adalah orang yang sangat disiplin dengan waktu. Dalam sebuah acara, Cak Nun sudah stand by di lokasi acara paling lambat 1 jam sebelum acara dimulai. Disiplin bukan hanya soal ketepatan waktu, tetapi juga tentang kesetiaan kita pada waktu yang sudah diberikan kepada kita.
Saya pernah mendengar sebuah cerita dari Yai Tohar, yang kemudian juga divalidasi oleh beberapa sahabat Cak Nun, bahwa saat di Rumah Patangpuluhan, awak media massa nasional mengantre tulisan-tulisan Cak Nun untuk dipublikasikan di media massa mereka. Dalam satu malam, Cak Nun mampu menyelesaikan berbagai tulisan untuk berbagai media massa, yang tentu saja dengan tema yang berbeda-beda. Bahkan, dari satu pertandingan Sepakbola saja, Cak Nun bisa menulis banyak tulisan dari berbagai sudut pandang.
Dalam hal sesrawungan, Cak Nun selalu menemani sahabat-sahabat beliau yang datang ke rumah beliau. Meskipun ada ”PR” tulisan yang harus diselesaikan, Cak Nun tetap menyediakan waktu untuk menemani teman-teman yang datang, sekadar ngobrol, ngopi, rokok’an atau mungkin selingan bermain gaple. Setelah semua teman-temannya merasa lelah, kemudian mereka beristirahat, Cak Nun tidak lantas ikut istirahat, namun menuju meja kerjanya dengan mesin ketiknya untuk kemudian menyelesaikan tulisan-tulisan yang dikejar deadline. Betapa disiplinnya Cak Nun terhadap waktu dan tanggung jawab.
Di Kenduri Cinta, para penggiat memiliki forum rutin seminggu sekali; Reboan. Reboan ini bukan sekadar forum rutin seminggu sekali. Lebih dari itu, Reboan adalah check point rutin mingguan, para penggiat bertemu secara langsung, tatap muka, offline. Yang tampak, Reboan hanya forum rutin mingguan, tetapi bagi para penggiat Kenduri Cinta sendiri, Reboan adalah sebuah arena untuk melatih kedisiplinan tersendiri. Tidak mudah bagi hustler yang tinggal di Jakarta, dengan penatnya kesibukan pekerjaan sehari-hari, berjibaku dengan kemacetan, kemudian memutuskan untuk berkumpul di tengah pekan, di pusat Jakarta. Lazimnya pekerja di Jakarta, selesai jam kantor tentu lebih enak pulang ke rumah lalu istirahat. Tapi tidak bagi penggiat Kenduri Cinta. Dan faktanya, dari forum rutin Reboan itulah penggiat Kenduri Cinta mampu survive dalam mengelola Komunitas ini. Forum bulanan Kenduri Cinta hanyalah salah satu besaran output-nya. Dari agenda rutin bulanan itu, turunannya ada banyak yang perlu diproses. Baik pra maupun pasca acara bulanan itu sendiri.
Ketika pra acara, bukan hanya mempersiapkan bagaimana forum akan dijalankan atau siapa narasumber yang akan hadir. Tetapi juga bagaimana persiapan teknis seperti izin lokasi, vendor tenda dan sound system yang bukan hanya tersambung secara profesional, namun juga dirawat silaturahmi secara kekeluargaanya. Merawat silaturahmi ini pun tidak hanya basa-basi, membutuhkan kedisiplinan dalam prosesnya. Terkadang kita sangat mudah mengeluhkan sesuatu tentang sebuah hal di sekitar kita, tetapi kita juga lupa bahwa untuk merawat sebuah ekosistem itu sendiri membutuhkan energi dan kedisiplinan yang tidak mudah. Maka tidak salah jika Cak Nun sendiri juga menekankan pentingnya pendidikan tentang kedisiplinan kepada anak-anak sejak dini.
Pasca forum Kenduri Cinta bulanan, bagaimana penggiat Kenduri Cinta pun tetap berjibaku untuk menyajikan reportase forum, yang saat ini bukan hanya berupa teks saja. Namun juga disajikan dalam bentuk konten foto dan video. Ini bukan sekadar tentang kesetiaan terhadap nilai yang dibawa oleh Cak Nun itu sendiri di Kenduri Cinta, tetapi juga kedisiplinan penggiat Kenduri Cinta bahwa sebuah peristiwa harus dikabarkan. Kreativitas dalam mengelola forum Kenduri Cinta tidak berhenti pada gelaran forumnya saja, tetapi pasca gelaran forum itu sendiri pun harus tetap ada yang diolah. Sepintas hanya sebuah rutinitas saja, tetapi secara tidak langsung sesuatu yang mungkin dipandang hanya sebagai rutinitas itu melatih kepekaan setiap individu di Kenduri Cinta untuk terus berproses. Sehingga yang tampak sebagai sebuah rutinitas itu sebenarnya juga sebuah laboratorium ilmu dan pembelajaran untuk mengasah kepekaan dan kemampuan dalam berpikir, bertindak dan berperilaku.
Poin terakhir dari pesan Cak Nun mengenai pendidikan dini untuk anak-anak adalah IT. Jauh sebelum hingar-bingar Artificial Intelligence akhir-akhir ini dikenal luas oleh publik, Cak Nun sudah mewanti-wanti bahwa anak-anak perlu diajari tentang IT. Persoalan yang berkaitan dengan IT yang dihadapi oleh masyarakat kita saat ini begitu banyak. Sebut saja: pinjaman online, judi online, kencan online, game online dan lain sebagainya yang menjadi momok masyarakat saat ini. Berapa banyak dari kerabat kita yang terjebak pada persoalan-persoalan itu?