CakNun.com
Catatan Kenduri Cinta edisi Juni 2024

Bersetia Kepada Nilai Yang Sudah Diwariskan

Kenduri Cinta
Waktu baca ± 13 menit

Dok. Kenduri Cinta

Apa yang melatarbelakangi kita datang ke Kenduri Cinta ini akan sangat beragam. Ada yang memang datang karena mengenal Cak Nun. Ada yang datang karena merasa bahagia, karena anaknya diberi nama oleh Cak Nun. Ada yang datang karena memang mengenal Cak Nun sejak lama, membaca tulisan-tulisan Cak Nun di surat kabar, majalah atau buku. Ada juga yang datang karena didatangi Cak Nun dalam mimpinya. Dan sekarang, ada yang datang ke Kenduri Cinta bahkan yang sama sekali tidak mengetahui peran Cak Nun di Kenduri Cinta. Dan itu sangatlah wajar, karena gap informasi yang diterima oleh masyarakat tentu sangat lebar. Dan tidak bisa kita salahkan. Sehingga mungkin, mereka baru akan mengenal Cak Nun setelah mereka datang beberapa kali di Kenduri Cinta. Karena hal itu juga terjadi pada sekitar 10 tahun sebelum ini, bahkan mungkin saat awal-awal kemunculan Kenduri Cinta di tahun 2000-an.

Seperti yang diutarakan Ian L. Betts di Kenduri Cinta edisi Juni 2024 ini, ia menceritakan awal mula persinggungannya dengan Cak Nun, saat ia sedang mempelajari Islam di awal-awal ia memutuskan untuk menjadi muallaf di tahun 1998. Ia juga ada di sekitar Cak Nun saat gejolak Reformasi 1998. Sempat tidak bersinggungan beberapa tahun, lalu di tahun 2004, Ian L. Betts kembali bertemu dengan Cak Nun di forum Kenduri Cinta ini, kemudian bersama Mbak Via dan juga KiaiKanjeng melakukan tur Eropa saat itu, hingga akhirnya Ian L. Betts menulis sebuah buku: Jalan Sunyi Emha, yang ia selesaikan di tahun 2006.

Saat peluncuran buku tersebut, Cak Nun menegaskan bahwa pada setiap individu manusia memiliki jalan sunyinya masing-masing. Maka buku itu disebut oleh Cak Nun juga sebagai Jalan Sunyi Ian L. Betts, dan juga Jalan Sunyi bagi kita semua. Karena bagi Cak Nun, Maiyah termasuk Kenduri Cinta ini bukan milik Cak Nun, tapi milik kita semua.

Bagi Ian L. Betts, di Kenduri Cinta ini ia menemukan kebenaran, kebaikan dan keindahan. Ia mengatakan bahwa Kenduri Cinta adalah Home bagi kita semua. 24 tahun perjalanan Kenduri Cinta ini selalu didatangi oleh banyak orang dari berbagai latar belakang, baik pendidikan, agama, pekerjaan, suku, ras dan lain sebagainya. Ada ruang untuk semua orang. Jika merefleksikan tema “Para Pewaris” kali ini, Ian L. Betts justru menyebut bahwa Kenduri Cinta adalah kado untuk kita semua. ”This is the greatest gift you can receive is to be here in Maiyah”, ungkapnya.

”Saya selalu berfikir bahwa siapapun yang datang ke Kenduri Cinta, ia memiliki hak yang sama, setara. Jika ingin memimpin forum ini pun, semua yang datang punya hak untuk berkontribusi. Di Maiyah, kita bisa menjadi apapun, karena kita semua memiliki pendukung yang kuat yang datang dan berkumpul di forum ini setiap bulannya”, lanjut Ian.

”Panggung Kenduri Cinta ini sejak awal diatur pendek sebagai alasan supaya kita bisa dekat. Antara narasumber dengan audiens tidak ada jarak. Nilai yang paling penting di Maiyah adalah kedekatan antara kita sebagai manusia juga kedekatan kita dengan Allah. Melalui Maiyah, kamu bisa mencapai apapun dalam hidup kamu, karena kamu bisa percaya diri bahwa ada dukungan dari kita semua disini. Dan di Maiyah kamu punya komunitas dan gerakan yang bebas disini dan mendapat dukungan dari kita disini”, lanjut Ian.

Merefleksikan Idul Adha, Ian L. Betts mengajak jamaah untuk mencari makna dari Idul Adha. Ia mengutip sebuah nukilan dari tulisan Cak Nun: ”Mengabdi dan berkorban. Qurban itu satu metode untuk mendapatkan kedekatan. Adjective-nya taqqarrub, pelakunya qorib, kalau lebih dekat namanya akrab atau aqrob. Qurban adalah metodologi sosial untuk memperoleh sesuatu yang semula belum dekat menjadi lebih dekat”.

Dok. Kenduri Cinta

Ian L. Betts menutup paparannya malam itu dengan mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa inggris. ”When you come here, you feel the responsibility. If you come here, and Mbah Nun sees you here, you will not forget that moment, right? You know, you gonna come again. Cause you wanna let him down, right? And you know, he is seen you, so you know that you have assignment. And I can tell you this, this is 100% true! If Mbah Nun was here tonight, and he can see you, he will very proud all of you, he will be very happy with all of you, and he will love all of you, and I know he have said it to you, because in his hearth to have you to come here every month, with him or not. Because it was so always like that, it was so easy before. But now, you come every month, you keep it going. This is you, this is Maiyah, this is not us who sit in podium. Without us, you still have Maiyah. It’s your Jalan Sunyi, it’s your Maiyah, it’s your Kenduri Cinta. You take it. You come, you lead, and you participate. And he (Mbah Nun) will very happy about that. You have achieve that. So, I congratulate you!”, pungkas Ian L. Betts.

Malam itu, hadir juga Ari Rosandi, Director of Education Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School Bogor, yang memiliki kedekatan dengan Cak Nun dan Mbak Via karena anak-anak beliau disekolahkan disana. Satu hal yang paling diingat oleh Ari adalah pesan Cak Nun mengenai pendidikan untuk anak-anak. Bahwa hal mendasar yang dipesankan oleh Cak Nun bahwa kita harus menanamkan 4 hal sebagai modal dasar pendidikan anak: Akhlak, Disipilin, Akuntansi dan IT.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

United Nations of Nusantara

United Nations of Nusantara

Tadarus Surat Al Hujurat dibacakan bersama-sama secara tartil mengawali Kenduri Cinta edisi September kali ini.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta

Topik