CakNun.com

Artifisial Indonesia, Menuju Ke Arah Yang Baik Atau Buruk?

Kenduri Cinta edisi September 2024
Kenduri Cinta
Waktu baca ± 12 menit
Dok. Kenduri Cinta

Akar Kata Artifisial

Sabrang kemudian menjelaskan bahwa secara kata Artifisial itu asal katanya adalah artifisialis, bahasa latin. Arti dari artifisial sebenarnya adalah bagian dari seni. Hal ini menunjukkan bahwa artifisial harus lahir dari dua proses: proses manusia yang melahirkan dan ada tujuan atau intensinya. “Biasanya kemudian ada counter balance-nya. Maka Artifisial ini counter balance-nya adalah Natural”, lanjut Sabrang.

Jika akarnya dari alam, disebut sebagai natural. Jika akarnya dibuat oleh manusia disebut sebagai artifisial. Sesederhana itu untuk membedakan mana yang natural dan mana yang artifisial. Begitu juga dengan sistem, apakah itu natural atau artifisial, harus diikuti dengan jenis sistemnya. Kalau sistem alam, tentu itu adalah natural, jika sistem negara maka itu adalah buatan manusia sehingga disebut artifisial. Nah, jika sebuah sistem negara dibuat oleh manusia, pertanyaan selanjutnya adalah tujuannya membuat sistem negara itu untuk apa? Intensinya terhadap sistem negara itu apa? Pada hakikatnya, kita tidak membutuhkan negara. Kita tidak harus punya negara. Tetapi, membuat negara itu bisa membantu untuk mempercepat cita-cita yang pernah dicanangkan dan diharapkan.

Adanya dasar negara menunjukkan bahwa sebuah masyarakat yang dibangun secara komunal, memiliki tujuan yang sama. Atau setidaknya, bersepakat untuk menuju satu tujuan yang sama. Lalu ada pertanyaan lagi setelah sekian lama Indonesia berproses dengan sistem negaranya; “Lho kok ada yang berani mengatakan bahwa Indonesia ini sedang tidak baik-baik saja?”. Atas dasar berbagai opini, kita mungkin bisa menyimpulkan bahwa ada pemahaman bahwa Indonesia sedang baik-baik saja atau sebaliknya. Jika kita berbicara tentang sebuah negara, Indonesia katakanlah, kita bisa dengan mudah untuk menilai apakah Indonesia sedang baik-baik saja atau tidak. Sabrang memberi contoh, dengan melihat dasar negara Indonesia kemudian kita bandingkan dengan kondisi terkini, lalu kita analisa apakah kondisi hari ini sudah sesuai pada track yang benar untuk menuju terwujudnya cita-cita yang tertuang dalam dasar negara atau tidak? Baru kemudian kita bisa menilai apakah Indonesia sedang baik-baik saja atau tidak? Jika hari ini kita melihat dan merasakan bahwa Indonesia pada track yang benar untuk menuju cita-cita mulia yang ada di Pancasila, maka bisa dikatakan Indonesia sedang baik-baik saja. Begitu juga sebaliknya. Jika belum sesuai pada track yang diharapkan, maka negaranya yang bermasalah.

Dok. Kenduri Cinta

Tapi yang menjadi masalahnya kemudian adalah: ”Gimana caranya kita mengetahui keadaan Indonesia sekarang?” Karena sebenarnya kita tidak benar-benar mengetahui intensi dari para pelaku yang mengelola negara ini, apakah intensinya sudah sesuai dengan cita-cita yang tertuang dalam dasar negara atau tidak? Jangan sampai tercampur aduk, intensi untuk kepentingan pribadi kemudian diatasnamakan sebagai intensi kepentingan negara. Menjadi rancu akhirnya, sehingga sangat wajar jika cita-cita luhur yang ada di dalam dasar negara tidak pernah terwujud.

Namun yang tak kalah penting dari itu semua adalah bahwa kesadaran kita sebagai bangsa Indonesia adalah kesadaran untuk tidak pernah lelah mencintai Indonesia. Kita mungkin banyak berpeda pendapat dengan Indonesia, dengan bagaimana pemerintah mengelola negara ini, bahkan mungkin kita sangat tidak setuju terhadap orang per orang yang menduduki jabatan penting di Negara ini. Tapi, satu hal yang tetap kita jaga keutuhannya adalah bahwa kita tetap mencintai Indonesia. Maka, salah satu pengejawantahan cinta kita itu adalah dengan terus berupaya sebisa mungkin menghadirkan kebaikan demi kebaikan, salah satunya dengan merawat forum Kenduri Cinta ini sebagai forum bersama. Sampai kapan? Entah sampai kapan, kita hanya berusaha untuk terus menjalaninya.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta, majelis ilmu, sumur spiritual, laboratorium sosial, basis gerakan politik bahkan universitas jalanan yang tidak pernah habis pembahasan SKS nya, kurikulum dan mata kuliahnya selalu bertambah, dosennya adalah alam semesta.
Bagikan:

Lainnya

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Rahmatan lil ‘Alamin-nya Mannna?

Setelah diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan lantunan beberapa sholawat, Cak Nun langsung naik ke panggung bersama dengan beberapa sahabat-sahabat lama yang aktif di Persada Studi Klub (PSK) yang dua hari sebelumnya mengadakan acara peringatan 47 tahun PSK di Rumah Maiyah Kadipiro.

Kenduri Cinta
Kenduri Cinta