Tuhan Kukuhkan Pundaknya
tuhan kukuhkan pundaknya, kawanku memanggul dunia ini seluruhnya, apa tak retak ia
tuhan bajakan tulangnya, kawanku memikul sejarah ini tanpa sisa, takut aku menatapnya
tuhan ya tuhan, tanpa istirah ia catat di pikirannya kebobrokan demi kebobrokan jaman, yang membuatnya begitu letih dan kesakitan
bahkan dalam tidurnya ia sumpahi para penguasa yang amat memuakkannya, setiap tarikan napasnya mengutuk dan berbunyi amat tua renta
sesak oleh nasib buruk begitu banyak manusia yang amat dicintainya, yang sungguh amat dicintainya
tuhan ya tuhan cukupkah persediaan cintanya, darimu juakah cintanya, berapa laut kau jatahkan buat airmatanya, yang ia boroskan sedemikian rupa, untuk menangisi sekian banyak malapetaka yang terencana secara seksama
tuhan panjangkan waktu buat raganya, kawanku telah bulat tekadnya, untuk bersemayam di hati orang sengsara
siapa saja, siapa saja ya tuhan, maka abadikan ruang di jiwanya, sebab ia mimpikan yang lain dari sandiwara alam semesta, sebab ia bermaksud menghentikan roda raksasa, yang pasti takkan bergeming oleh seribu tangannya jika ia punya
tuhan ya tuhan berdirilah menemani, sorot matanya yang sepi
tuhan ya tuhan ia ucapkan doa sepi, terimalah dan bayarkan kepadanya seharga tangisnya atas senda guraumu ini
1985.