Tiga Kendaraan Cinta
Pengembara yang telah mengarungi berpuluh-puluh abad rahasia kehidupan, berkisah kepadaku bahwa bagi perjalanan manusia disediakan tiga kendaraan cinta.
Ialah kepedihan hidup. Jiwa yang disakiti, keterpenjaraan, luka yang berurai-urai airmata.
Kemudian kejayaan. Rasa riang gembira yang berbinar-binar, ketermanjaan, pesta dan tertawa yang penuh hiasan.
Atau sunyi. Sunyi yang teramat diam. Yang memelihara jarak di antara dua lainnya.
Pengembara itu berkata — naikilah salah satunya, engkau akan tiba di puncak mabuk cinta, di ufuk jauh segala jenis pengetahuan, atau di kesejatian rasa bahagia. Ketiga itu sama.
Ketika ia bertanya — Engkau pilih yang mana? — kujawab — Tentu saja yang kedua!
Pengembara itu tertawa terkekah-kekeh sambil berkata — Betapa tololnya!
Dan sebelum kubuka mulut untuk mempertanyakan pernyataannya, ia telah meneruskan kalimatnya — Tapi juga jangan pilih yang pertama! Para malaikat tak begitu kerasan menemani orang-orang angkuh!
1988.