Sesungguhnya Sabtu ini OK
Aktivitas Mbah Nun yang rutin dan setiap saat adalah memberi nama bayi — atas permintaan orang. Orang ini bisa Jamaah Maiyah, bisa siapa saja.
Tahun 2020 pandemi Covid-19 datang — kami kira akan berkurang volume permintaan nama. Ternyata tidak. Malah semakin banyak generasi-generasi baru lahir. Guyonan kami di kantor ketika ada permintaan nama datang, “Wes wes arek-arek ora kenal krisis. Mbrojol terus…” — sangat tidak toleran dengan kenyataan pencatat nama-nama bayi teman kita : masih jomblo blo.
Tahun kemarin Mbah Nun pernah sakit dan tidak boleh pegang Iphone. Permintaan nama masih saja banyak. Bagaimana caranya meminta? Kami datang membawa kertas dan bollpoin. Lalu Mbah Nun menuliskan nama-nama itu di kertas. Beruntung orang-orang yang meminta nama itu. Ada kenangan fisik dalam catatan kertas goresan tangan beliau.
Kali ini, permintaan nama bayi masih mengalir. Mungkin yang meminta tidak tahu berita bahwa Mbah Nun sakit (sesungguhnya mereka inilah orang yang beruntung, karena tidak mengikuti media sosial). Namun, bisa saja mereka tahu kalau Mbah Nun sakit. Karena saking semangatnya, juga saking cintanya, mereka ingin Mbah Nun terlibat dalam kehidupan keluarganya, ingin Mbah Nun tetap terlibat dalam kebahagiaan mereka. Ingin Mbah Nun ikut melekatkan nama atas putra-putrinya.
“Assalamualaikum saya Misbahus Surur dari Pamekasan Madura, ingin meminta nama anak kami kepada Mbah Nun Tanggal lahir bayi : 26 Juli 2023. Jenis kelamin bayi: Perempuan. Waktu lahir: 23.55 WIB.”
Saya tidak menjelaskan dan menginformasikam bahwa Mbah Nun sakit. Saya jawab OK Insyaallah Segera.
Dengan berbagai cara kami meminta ke Mbah Nun. Dan Alhamdulillah — dalam situasi seperti ini, Mbah Nun masih bisa berperan untuk keluarga kecil mereka.
Ini ya Mas : ADISTA KHADLRA` JANNATY (Sanskrit, Arab): Cahaya matahari yang berkilau di atas dedaunan hijau Sorga.
***
Hari ini OK. Kondusif. Semua sudah sesuai tahapan-tahapan recovery. Bismillah. Sabtu cerah. Djisamsoe dulu di warung depan.
Yogyakarta, Sabtu 29 Juli 2023