CakNun.com

Semalam di Kenduri Cinta Jakarta

dr. Eddy Supriyadi, SpA(K), Ph.D.
Waktu baca ± 3 menit
Kenduri Cinta Agustus 2023
Kenduri Cinta Agustus 2023 (Dok. Kenduri Cinta).

“Dot, mbok kowe sok-sok niliki KC (Dot, sesekali tengoklah majelis Kenduri Cinta),” kata Cak Nun pada suatu saat kepada saya.

Saiki kan gampang, mulih seko RS terus langsung bandara. Rampung acara bablas neng bandara maneh. (Sekarang (moda transportasi) kan gampang, pulang kerja langsung ke bandara. Selesai acara (KC) balik lagi ke bandara),” lanjut Cak Nun.

Maka, tadi malam saya berada di majelis Kenduri Cinta (KC) untuk pertama kalinya, setelah KC berumur 23 tahunan. Saya sangat takjub melihat semua jamaah yang berwajah segar, enerjik, dan bergembira. Saya perkirakan mereka berumur 20-35 tahunan. Tak satu pun saya melihat wajah ‘sepuh’ kecuali saya sendiri dan Pakde Mus. Sungguh, sebuah kebahagiaan tak ternilai. Saya mengawali berbicara dengan meminta maaf kepada teman teman hadirin KC, karena bulan ini waktu penyelenggaraan bergeser dari jadwal biasanya.

“Saya bertanggung jawab atas bergesernya jadwal ini,” kata saya mengawali giliran berbicara.

Bermula dari pertemuan saya dengan Mas Gandhie, dedengkot KC, di Yogya bulan lalu. Kami mengobrol tentang KC, dan saya nyeletuk, “Kapan nih saya diajak ke KC?”

Sontak Gandhie menyambut dengan mengiyakan dan langsung menodong, “Lha kapan Mas Eddot longgar ada waktu?” tanya Gandhie.

Saya kemudian melihat agenda saya, lalu bilang, “Sepertinya Minggu ke-2 September. Tapi kan itu di luar kebiasaan jadwal KC?”

“Gampang mas, nanti dikondisikan…,” kata Gandhie.

Beberapa saat kemudian muncul flyer tema Kenduri Cinta tanggal 15 September 2023 yaitu “Atmosfer Rahim”. Matiiihhh, gumam saya, acara di 15 September sangat bertumpuk, saya dapet tiket pada last minutes. Dan saya tak memberitahu Gandhie! Saya hanya tik-tokan dengan Sabrang pada waktu perjalanan saya ke Jakarta. Ternyata Sabrang sudah di sana duluan.

Saya Pun kemudian bertanya ke Sabrang perihal tema malam ini “Atmosfer Rahim” waktu berjalan menuju arena KC. Sabrang hanya bergumam, “Hmmmmmm nggak tau aku Om…,” sambil ngekek-ngekek.

Alhamdulillah di majelis itu saya bermuwajjahah dengan teman-teman lama yang lama tak bersua. Ada Madjid, Fahmi dan Karim, Pakde Mus, dan Mas Ian L. Betts.

Tema “Atmosfer Rahim” ternyata cukup menggelitik untuk dibedah. Pandangan dari sisi sosiologis, antropologi, biologi, dan tentu pembedahan tema secara filosofis (oleh Gus Sabrang).

Saya memaknai tema “Atmosfer Rahim” itu sebagai “cikal bakal” — “asal mula”. Adanya Kenduri Cinta, Mocopat Syafaat, Gambang Syafaat, dan yang lain adalah ‘anak-anak’ yang dilahirkan dari rahim “Padhangmbulan” di Menturo Sumobito Jombang.

dr. Eddot, Kenduri Cinta Agustus 2023
dr. Eddot, Kenduri Cinta Agustus 2023 (Dok. Kenduri Cinta).

Hari ini — tepatnya tahun 2023 ini adalah usia 30 tahun usia PB yang dilahirkan dari rahim keluarga besar Cak Nun di bulan Syawal 1413 (?) di tahun 1993. Saya sangat beruntung ketika Cak Nun mengajak pulang ke Jombang di bulan Syawal 30 tahun yang lalu, kemudian berkesempatan berada di tengah-tengah pertemuan besar keluarga besar Cak Nun di Mojoagung. Kemudian malam harinya dilangsungkan pertemuan keluarga besar Cak Nun di musholla di depan rumah, yang melahirkan forum bulanan Padhangmbulan. Itulah momentum lahirnya Padhangmbulan, yang 30 tahun kemudian saya berada di tengah-tengah atmosfer Kenduri Cinta yang merupakan produk dari rahim Padhangmbulan.

KC sendiri beserta atmosfernya, menjadi rahim untuk penerusnya di masa depannya. Demikianlah akan selalu turun-temurun dan ganti-berganti. Akan tetapi rumus di dunia genetika masih bisa diterapkan di sini, bahwa P’ = G+E, artinya (ke)turunan akan dipengaruhi oleh genetic + environment (lingkungan). Hal ini semalam yang menjadi topik yang selalu di-highlight oleh Ustadz Fahmi dan Ustadz Tri.

Sehingga diharapkan bahwa P’ akan bisa menyelesaikan masalah-masalah bangsa ini dari akarnya. Bukan model pemadam kebakaran, yang bekerja hanya ketika ada api menjadi ancaman. Dengan kata lain adalah tindakan preventif jauh lebih penting daripada tindakan kuratif. Di sinilah peran Cak Nun yang lebih berperan menjadi inisiator tindakan preventif terhadap masalah-masalah sosial yang dihadapi bangsa ini.

Mas Ian membedah bagaimana fungsi preventif Cak Nun ini ketika pada 2008 bersama KiaiKanjeng diundang oleh pihak-pihak gereja Belanda untuk tour keliling di 7 kota di Belanda dalam rangka membawa misi kesejukan dan kedamaian. Kebetulan saya juga menjadi saksi bagaimana atmosfer sejuk dan damai ini berhembus di negeri kincir angin tersebut. Demikianlah atmosfer rahim yang akan menentukan bagaimana produk yang akan dihasilkan, dan produk itu sendiri akan menjadi rahim untuk generasi berikutnya.

YIA, 16 September 2023

Lainnya

Topik