CakNun.com

SastraEmha Edisi Ke-2

Redaksi
Waktu baca ± 1 menit
YouTube video player

Saat ini, Sabtu 15 April 2023 pukul 21.30 tengah berlangsung acara SastraEmha edisi ke-2 di Kafe SyiniKopi Kadipiro Yogyakarta. Seperti pada edisi perdana, edisi ke-2 SastraEmha masih mengajak publik muda sastra untuk menikmati puisi-puisi Mbah Nun tahun 1970-an.

Dengan diberi pengantar Pak Toto Rahardjo, Pak Isti Nugroho membaca puisi pertama. Puisi Mbah Nun yang ditulis pada 1977 berjudul “Aku Sering Enggan”. Selain membaca puisi, Pak Isti Nugroho juga bercerita pengaruh puisi-puisi Mbah Nun kepada dirinya.

“Lewat puisi-puisi Cak Nun tahun 1970-an itu, saya jadi memiliki kesadaran bahwa hidup bisa diarahkan kepada yang bermakna. Ada esensi yg bisa dikejar. Setalah membaca puisi-puisi Cak Nun, saya terdorong untuk mengembangkan diri dannmengenal sastra lebih luas. Saya mengikuti Sastra pembebasan dan Sastra Kontekstual yang digagas Cak Nun dan menarik saya ke politik untuk mengkritisi politik yang kotor,” papar Pak Isti Nugroho.

Pak Isti Nugroho adalah aktivis politik di masa Orde Baru yang sempat diadili dan dipenjara di Penjara Wirogunan Yogyakarta dan Nusakambangan oleh penguasa Orde Baru karena dituduh hendak mendirikan negara komunis. Mbah Nun ketika itu hadir di pengadilan untuk menjadi saksi ahli untuk membela Pak Isti Nugroho untuk menunjukkan bahwa tuduhan itu tidak benar.

Selain Pak Isti Nugroho, yang membacakan puisi-puisi 1970-an karya Mbah Nun adalah Pak Joko Kamto, Mas Wahyudi Nasution, dan Mas Seteng Yuniawan. Kesempatan diberikan pula buat audiens untuk ikut membaca puisi 1970-an Mbah Nun juga.

Lainnya

Kaum Muda Mendaras Belantara Zaman

Kaum Muda Mendaras Belantara Zaman

Setelah melihat dan mempertanyakan, sesungguhnya mana yang kita sebut modern dan tradisional itu. Jangan-jangan sebetulnya yang kita sebut kolot kuno dan segala macam itu lebih modern daripada apa yang kita lakukan sekarang gitu.

Redaksi
Redaksi