CakNun.com

Sastra Bulan Purnama Hadirkan Puisi Terkini Penyair Yogyakarta Kelahiran 1950-an

Redaksi
Waktu baca ± 2 menit

Sanggar Ragam Yogyakarta bekerja sama dengan Museum Sandi kembali menggelar Sastra Bulan Purnama edisi ke-141 pada Sabtu 17 Juni 2023 pukul 15.00 WIB bertempat di Museum Sandi Negara Jl. Faridan M. Noto No. 21 Kotabaru Yogyakarta.

Sastra Bulan Purnama bulan Juni ini spesial karena menghadirkan 14 penyair Yogyakarta kelahiran 1950-an. Mereka adalah Fauzi Absal (1951), Landung Simatupang (1951), Sutirman Eka Ardhana (1952), Jabrohim (1952), Emha Ainun Nadjib (1953), Marjuddin Suaeb (1954), Mustofa W Hasyim (1954), Simon Hate (1954), Darwis Khudori (1955), Suminto A. Sayuti (1956), Wadie Makharief (1957), Krishna Mihardja (1957), Enes Pribadi (1958), dan Ons Untoro (1959).

Tidak sekadar ingin menampilkan para penyair Yogyakarta yang lahir pada 1950-an dan sudah berkarya ada yang mulai 1960-an, 1970-an, dan akhir 1970-an, tetapi Sastra Bulan Purnama hendak memperlihatkan bahwa hingga saat ini pun mereka tetap berkarya, menulis puisi. Maka, ketika Ons Untoro, selaku salah satu pengelola Sastra Bulan Purnama menghubungi para penyair Yogyakarta kelahiran 1950-an, disertakan kriteria hendaknya puisi yang dikirimkan adalah puisi yang ditulis dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.

Menariknya, merespons undangan tersebut, Cak Nun sebagai salah satu penyair yang diundang bukan mengirimkan puisi yang ditulis dua atau tiga tahun lalu, tetapi langsung menulis puisi terbaru. Permintaan panitia 10-15 puisi, tetapi Cak Nun menulis hingga 17 puisi. Maka, ke-17 puisi terbaru Cak Nun itu bertanggal dari 12 Mei – 1 Juni 2023. Puisi-puisi paling baru yang ditulis berbarengan dengan sejak 29 April 2023 hingga hari ini, sudah edisi ke-43, Cak Nun menulis tadabbur pada Tadabbur Hari Ini di caknun.com.

Bila dikaitkan dengan spirit Sastra Bulan Purnama hendak memperlihatkan bahwa para penyair Yogyakarta 1950-an tetap berkarya hingga saat ini, perlu dicatat Cak Nun sendiri pada 2021 telah menerbitkan antologi puisi-puisi terbarunya saat itu berjudul Rahman Rahim Cinta yang diterbitkan oleh Noura Books setebal hampir 300 halaman diberi kata pengantar oleh almarhum Penyair Iman Budhi Santosa.

Puisi-puisi ke-14 penyair Yogyakarta kelahiran 1950-an ini tidak hanya dibacakan pada Sastra Bulan Purnama 17 Juni 2023, tetapi juga diterbitkan menjadi buku antologi puisi berjudul Jalan Puisi yang diterbitkan oleh penerbit Tonggak Pustaka Yogyakarta dan diluncurkan sekaligus pada Sastra Bulan Purnama 17 Juni 2023 tersebut.

Bersama beberapa pembaca lainnya yang membacakan puisi Simon Hate, Darwis Khudori, dan Simon Hate, beberapa puisi Cak Nun akan dibacakan oleh Pak Joko Kamto. Kita tahu, dalam acara bulanan SastraEmha di Kafe SyiniKopi, Pak Joko Kamto adalah salah satu pembaca wajib puisi-puisi Cak Nun yang sedang dinikmati oleh publik muda Sastra Yogyakarta dalam SastraEmha tersebut. Kali ini Pak Joko Kamto akan membacakan puisi-puisi terbaru Cak Nun di forum Sastra Bulan Purnama.

Lainnya

Mengenang Pak Teguh dan Pak Slamet

Mengenang Pak Teguh dan Pak Slamet

Sekalipun seseorang telah pergi meninggalkan dunia ini, namun jejak langkahnya masih dapat dan perlu dikenang bagi mereka yang masih diberi kesempatan hidup di dunia.

Helmi Mustofa
Helmi Mustofa