Percakapan
Kau sedang apa sih jiwaku?
Terbaring kaku, bagai seorang tua renta
yang enggan waktu
Sedang apa, katakanlah
Mulut menggeremang dalam kalimat tak menentu
Mengutuki kasih, yang tak habis ditunggu
Apa sih sebenarnya maumu jiwaku?
Tak jenah di tubuh, begitu sering pergi
tanpa pamit
Mendadak datang dengan wajah berang, lantas
pergi lagi, dan pergi lagi
Cobalah tahankan sakit, betapapun ia adalah
sahabat yang baik
Selalulah kembali, dengan sabar mengungguni
kayu api kepercayaan, meskipun kutahu
kau inginkan pergi yang tak kembali
Jiwaku, jiwaku, ayo dong bilang
Nangis melihat mereka? Tertawa sebab
mendendami siksa?
Sejak semula kau tahu kita ini sekedar
main-main dan bercanda
Ayolah, baik berterus terang saja
Setelah mendadak harus ada, setelah gagal
membedakannya dengan tiada, setelah
tak bisa tua dan binasa
Yakini saja seyakin-yakinnya, bahwa tinggal
sekejapan mata ke hari tiba
Berakhir segala tipu menipu, di ubunmu
beterbangan malaikat menyerupai kupu-kupu
1984.