CakNun.com
1981

Pembuka

Dari Kumpulan Puisi Nyanyian Gelandangan
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 1 menit

Gusti
Seperti kapan saja, malam ini pun
Kami tak berada di mana-mana
Melainkan di hadapan-Mu.
Ini amat sederhana
Tapi kami sering lupa
Sebab mengalahkan musuh-musuh-Mu yang kecil saja, kami tak kuasa.

Gusti
Inilah tawanan-Mu
Tak berani menengadahkan muka
Meripat kami yang terbuka
Telah lama menjadi buta
Sebab telah lama menyia-nyiakan dirinya
Dengan hanya menatap
Hal-hal yang maya.

Gusti
Cinta kami kepada-Mu tak terperi
Namun itu tak diketahui
Oleh diri kami sendiri
Tolong ajarilah kami untuk berlatih
Menyebut nama-Mu seribu kali sehari
Sungguhpun satu huruf saja dari-Mu
Tak kan tertandingi

Gusti
Kami berkumpul di sini
Untuk mengukur keterbatasan kami sendiri
Melontarkan beratus kata
Seperti buih-buih
Agar melayang ke udara
Dihisap kembali oleh Telinga Agung-Mu
Dan tinggal jiwa kami termangu-mangu di sini
Menunggu tetesan-tetesan firman-Mu
Yang membeningkan hidup kami.

Gusti
Kami pasrah sepasrah-pasrahnya
Kami telanjang setelanjang-telanjangnya
Kami syukuri apa pun
Karena rahasia-Mu agung
Tak ada apa-apa yang penting
Dalam hidup yang sejenak ini
Kecuali berlomba lari
Untuk melihat telapak kaki siapa
Yang paling dahulu menginjak
Halaman rumah-Mu.

Gusti
Lihatlah kami fasih
Otak kami cerdik seperti setan
Jiwa kami luwes
Bersujud bagai malaikat-malaikat-Mu
Namun saksikan
Adakah hidup kami mampu begitu?
Langkah kami yang mantap dan dungu
Hasil-hasil kami yang gagah dan semu
Arah mata kami yang bingung dan tertipu
Mampukah melunasi hutang kami
Atas penciptaan-Mu?

Gusti
Masa depan kami sendiri kami bakar
Tapi Engkau terlampau sabar
Peradaban kami semakin hina
Tapi Engkau terlalu bijaksana
Kelakuan kami semakin nakal
Tapi Engkau Mahakebal
Nafsu kami semakin rakus
Tapi rakhmat-Mu tak kunjung putus
Kemanusiaan kami semakin dangkal
Sehingga Engkau pun makin mahal.

Gusti
Kamilah pesakitan
Yang tak berwajah lagi
Kaki dan tangan ini
Kami ikat sendiri
Hukum atau ampuni kami
Mohon segeralah
Hampir kami tak tahan
Menunggu dan menanti.

1981

Lainnya

Kehidupan Iman Kehidupan Puisi

Kehidupan Iman
Kehidupan Puisi

Saya ingin menabung satu mata rantai pemahaman yang agak ‘teknis’, agak kognitif, serta yang sederhana saja.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib

Topik