Menyambut KIAIKANJENG di Warung Nasi Kapau
Sejak kemarin pagi, persiapan gelaran Kenduri Cinta edisi Oktober ini sudah berlangsung. Sejak pagi hari kemarin, tenda dan panggung bertahap didirikan. Saat tiang-tiang tenda sudah berdiri, sempat roboh tertiup angin, beberapa tiang patah sehingga harus diambilkan yang baru dari gudang vendor. Sembari menunggu tiang-tiang tenda yang baru, panggung ditata. Menjelang jam 10 tadi malam, tenda pun tegak berdiri.
Beberapa penggiat Kenduri Cinta mengawal dan menemani para crew vendor. Ditengah-tengah proses pendirian tenda, Awik menginformasikan bahwa ia bersama Pak Erfan dan Bekti akan bergerak menuju Jakarta membawa alat-alat musik KiaiKanjeng menggunakan Traga. Menjelang tengah malam, Mas Adin menginformasikan keberangkatan Bus rombongan KiaiKanjeng.
Subuh tadi, Awik sampai di Cikini, hampir bersamaan dengan Mas Islamiyanto yang berangkat ke Jakarta menggunakan Kereta Api. Kemudian, sekitar jam 10 pagi tadi, Bus rombongan KiaiKanjeng sampai di Jakarta, dan langsung diarahkan untuk menuju warung Nasi Kapau di sekitaran Pasar Senen, Jakarta Pusat. Setelah rehat sejenak dari perjalanan Yogyakarta-Jakarta, sekaligus makan siang sebelum beranjak menuju hotel untuk transit dan istirahat.
Menikmati Nasi Kapau, dengan lauk-pauk khas Bukittinggi dengan cuaca Jakarta yang panas. Akhir-akhir ini memang suhu di Jakarta memanas. Bukan hanya karena climate change yang berdampak musim penghujan yang tidak kunjung tiba. Namun juga memang suasana politik di Jakarta akhir-akhir ini juga memanas. Tapi, kita tidak usah membahas lebih jauh, cukup memandang dari kejauhan, sembari senyum-senyum saja.
Pakdhe-pakdhe KiaiKanjeng di Warung Nasi Kapau Pasar Senen tadi sangat lahap menikmati menu-menu yang disajikan. Sembari menikmati sajian khas Bukittinggi, Pakdhe-Pakdhe KiaiKanjeng saling bertukar cerita, bercengkerama mengenai romantisme perjalanan saat singgah di Jakarta pada tahun-tahun terdahulu. “Jakarta hari ini sangat berbeda ya!”, ujar salah seorang personel KiaiKanjeng di Warung Nasi Kapau tadi.
Mungkin hanya celoteh ringan saja. Namun, memang itulah yang juga kita rasakan saat ini. Jakarta hari ini sangat berbeda dengan Jakarta yang dulu. Jakarta kini menjadi kota metropolitan yang lebih modern, dipenuhi dengan kehidupan yang terbingkai kapitalisme dan hedonisme. Pakdhe-Pakdhe KiaiKanjeng tentu sangat asing dengan istilah-istilah anak muda zaman now di Jakarta sekarang.
Sedikit disayangkan karena KiaiKanjeng datang ke Jakarta kali ini tidak full team, karena Pak Bayu berhalangan hadir. Seperti yang disampaikan Mas Doni pada Vlog KiaiKanjeng pagi tadi, Pak Bayu sedang kurang sehat, sehinga tidak bisa ikut ke Jakarta kali ini.
Setiap perjalanan KiaiKanjeng menyambangi kota maupun desa selalu berkesan. Tidak terkecuali juga saat memasuki Jakarta. Edisi kali ini adalah edisi yang spesial, bukan hanya sekadar Kenduri Cinta nanti malam yang spesial, Kenduri Cinta malam nanti akan menjadi sajian khusus yang sudah dirancang oleh Pakdhe-Pakdhe KiaiKanjeng untuk mempersembahkan karya-karya terbaiknya.
Saat berita ini ditulis, proses penyusunan alat musik KiaiKanjeng masih berlangsung, bersamaan dengan sound system yang juga sedang ditata sebelum nanti sore akan dilakukan check sound. Sekali lagi, Kenduri Cinta edisi Oktober 2023 ini adalah edisi spesial. Malam nanti kita akan menyaksikan karya-karya legendaris Gamelan KiaiKanjeng yang akan dibawakan dalam konsep pertunjukan yang baru akan ditampilkan di Kenduri Cinta.
(Redaksi Kenduri Cinta)