CakNun.com

Karena Manusia Berwarna Putih Sekaligus Hitam

Ahmad Syakurun Muzakki
Waktu baca ± 1 menit

Setelah gonjang ganjing hoax hari ini tadi — saya kangen banget mendengarkan lantunan Syaikh Abdul Basith Abdush Shomad: Surah Al-Qiyamah.

Dulu, pengantar tidur saya cukup Aghor Min Nasmatil Janub-nya Ummi Kultsum. Berjalannya waktu di keruwetan hidup, ternyata Ummi Kultsum tidak mempan. Saya coba ganti Syaikh Mahmud Al-Khusyairi: Surah Al-Hadid. Lumayan mempan.

Tapi akhir-akhir ini, suara Syaikh Mahmud Al-Khusyairi dalam surat-surat yang dibacanya pun tidak mempan. Tetap tidak bisa tidur cepat.

Akhirnya saya menemukan Al-Qiyamah versi Syaikh Abdul Basith Abdush Shomad. Suara beliau merasuk ke dalam tubuh. Berjalan lembut ke seluruh tubuh. Nge-Fly. Melamun, melamun. Lalu terlelap.

Mbah Nun beberapa waktu yang lalu minta file-file itu. Untuk didengarkan semua di dalam keheningan rumah sakit. Segala file di Iphone saya Airdrop-kan ke Iphone beliau. Saya nekat menyisipkan surah Al-Qiyamah itu. Ternyata beliau tidak ok banget. Saya tidak bisa memaksakan. Beliau kangen dengan suara Tuan Guru Zaini Sekumpul Martapura. Terutama file yang Shalawat Maulid. Segera saya kirim.

Monggo Mbah. Ayo kita dengarkan suara para Habaib ini. Itu suara jernih dari kesunyian. Di luar — media sosial telah membisingkan telinga kita. Orang-orang di luar sedang memakan kemanusiaannya sendiri.

Lalu saya ingat dialog yang Mbah Nun bikin:

“Apa warna kebenaran?”
Putih, Guru.
“Dan warna kejahatan?”
Hitam.
“O, jadi kehidupan ini hitam putih. Yang putih dipuja, yang hitam dikutuk?”
Tidak. Karena manusia berwarna putih sekaligus hitam.

Yogyakarta, 26 Juli 2023

Exit mobile version