CakNun.com

Kangen Cium Tangan Mbah

Ahmad Syakurun Muzakki
Waktu baca ± 1 menit

Pagi-pagi rombongan jamaah Padhangmbulan tiba di Rumah Maiyah. Semalam usai Majelis Ilmu Padhangmbulan selesai, mereka berombongan otw ke Jogja.

Tujuan utamanya, tilik simbah yang lagi gerah.

“Tapi Mbah Nun belum bisa ditemui, Rek. Isih kudu steril. Kalau semua ingin salaman — bayangke repotnya. Satu per satu salaman dan mencium tangan. Kalau saya mengizinkan, saya pasti disidang pak Dokter Eddot.”

“Mboten, Cak. Kami ingin mendoakan Simbah dari jarak yang paling dekat. Itu saja. Bagi teman-teman Padhangmbulan, berdoa yang mantap adalah tentang ruang dan waktu. Energi akan cepat sampai bila kami bisa di posisi paling dekat.”

”Okay,” jawab saya.

“Kami di pendopo Padhangmbulan, setiap malam Tawashshulan, Cak. Kangen ke Simbah sudah tidak tertahan. Doa kami tidak berhenti.”

“Semalam di Majelis Rutin Padhangmbulan, acara berlangsung sampai pukul 00.00 WIB. Kami diskusi sangat gayeng. Membahas bagaimana anak-anak muda sekarang punya keterampilan. Majelis Padhangmbulan adalah ruang motivasi untuk siapa saja yang hadir. Jariyah nyata selama 30 tahun. Suwun Mbah. Njenengan telah mengajarkan kami untuk selalu istiqamah berbuat untuk kecerdasan umat.”

Yogyakarta, Rabu 2 Agustus 2023

Lainnya

Topik