CakNun.com

Doni Kunthing

Sinau Bareng Mbah Nun, KiaiKanjeng, dan BKKBN, Ponpes Segoro Agung Trowulan Mojokerto 26 Desember 2022
Emha Ainun Nadjib
Waktu baca ± 10 menit
Foto: Adin (Dok. Progress)

Mbah Geol
Lha terus gimana mengatasi masalah itu. Apalagi kalau jumlah anak-anak stunting sampai 24,5%. Yang generasi yang dewasa atau tua, jangan-jangan dulunya berasal dari anak-anak stunting juga

Jijit
Ngapunten Mbah. Itu mustahil diatasi.

Buyut Irodat
Kok mustahil bagaimana maksudmu?

Jijit
Lha wong sudah terlanjur. Jumlah 24,5% anak-anak stunding itu sudah fakta mutlak, bukan relatif, Yut. Itu hasil penelitian yang valid dan solid.

Buyut Irodat
Lha terus gimana? Apa tidak ada yang bisa dilakukan?

Jijit
Yang bisa dilakukan sekarang, misalnya oleh BKKBN, ya hanya mengupayakan agar jumlahnya bisa dikontrol. BKKBN bersinergi dengan berbagai Lembaga lain dalam Pemerintahan yang sifatnya lintas sektoral, melakukan upaya percepatan penurunan prosentase stunting.

Buyut Irodat
Maksudnya mengurangi jumlahnya?

Jijit
Jumlahnya tidak bisa dikurangi, hanya jangan sampai bertambah.

Buyut Irodat
Caranya?

Jijit
Dengan Program Kesehatan Reproduksi. Itu berlaku untuk yang akan datang. Kalau yang sekarang sudah terlanjur dan menjadi 24,5% tadi itu ya tidak bisa diapa-apakan.

Buyut Irodat
Ya kalau gitu harus diupayakan benar. Jangan sampai ada Menteri Stunting, Gubernur Stunting, Bupati Stunting, pejabat-pejabat Stunting. Akan lebih celaka kalau ternyata banyak juga Ulama-ulama Stunting.

Mbah Geol
Sebentar cucu-cucuku. Lha kok Simbah tadi katanya disuruh nyuwuk itu maksudnya gimana?

Kurniawati
Lha kalau ndak disuwuk lantas pakai jalan apa dan gimana, Mbah?

Jijit
24,5% anak-anak stunting di antara semua kanak-kanak se Indonesia itu Namanya barang wis kadhung. Tidak bisa diapa-apakan. Tidak mungkin dibatalkan stuntingnya dengan Ilmu Kedokteran atau ilmu-ilmu modern apapun. Satu-satunya harapan bagi anak yang sudah de facto kunthing seperti Doni dan Sariyanto ini ya coba-coba disuwuk….

Kurniawati
Gini lho Mbah. Siapa tahu Tuhan menjadi tidak tega sehingga berkenan memperbaiki kondisi mereka. Siapa tahu karomah Mbah Geol atau fadhilah Ilmu Laduny Buyut Irodat membuat Allah terharu sehingga menolong anak-anak ini meskipun tidak semua.

Jijit
Kami sekeluarga ini terus terang merasa was-was selama ini jangan-jangan kelak Doni atau Sariyanto ini tiba-tiba bunuh diri. Atau kalau mereka tidak bunuh diri bisa-bisa saya atau kami keluarganya yang bunuh diri..

Buyut Irodat
Horotonoyo…. Kok bicara bunuh diri bunuh diri…. Apakah kalian pikir dua adikmu atau 24,5% anak-anak Indonesia itu bencana yang mengerikan. Apakah kalian bisa memastikan bahwa anak-anak stunting itu tidak berguna dan tidak mampu berbuat apa-apa dalam hidupnya.

Jangan lupa lho yang benar-benar berkuasa atas kehidupan manusia itu bukan kaum Sarjana atau para Cendekiawan. Yang sejati berkuasa itu kan Allah subhanahu wata’ala.

Jijit
Lha ya memang, Buyut. Tapi terus bagaimana?

Tiba-tiba, bahkan sejak sebelumnya, Doni dan Saryanto seperti diam-diam mengadakan komunikasi. Kemudian mereka tertawa di antara mereka, bergandengan tangan dan sibuk sendiri, bertepuk tangan dll.

Doni
Sar!

Saryanto
Ya Kang?

Doni
Mereka tadi bilang takut kita bunuh diri, atau mereka sendiri yang justru bunuh diri gara-gara keadaan kita. Kakak-kakak kita itu stunting akut….

Saryanto
Maksud Kang Doni?

Doni
Mereka dumeh kepada kita. Mereka meremehkan kita, berdasarkan pandangan ilmu mereka yang sempit dan tidak lengkap dalam menilai kita.

Saryanto
Saya juga merasa begitu, Kang. Tapi bagaimana jelasnya maksud Kang Doni?

Doni
Mereka dengan hati sangat tega menyangka bahwa ada kemungkinan kita akan bunuh diri. Padahal kalau mereka terus nyerocoooos saja seperti tadi, kemungkinan yang lebih besar adalah saya bukan bunuh diri, melainkan saya mungkin akan bunuh mereka!

Saryanto
Lho kok Kang Doni bisa bersikap keras kayak gitu?

Doni
Dari cara pandang ilmu mereka kita berdua ini tergolong stunting. Mereka tidak sadar bahwa dari sudut ilmu kita, merekalah yang stunting. Contohnya Kangmas Jijit itu. Kelihatannya badannya besar gagah. Sebenarnya itu bukan besar, tapi gombyor. Aslinya bukan besar, tapi abuh.

Saryanto
Benar sekali Kang. Tiap hari mereka meremehkan kita, karena pandangan sempit dan linier dari ilmu mereka.

Doni
Mereka memang sedikit tahu apa-apa yang mereka ketahui. Tapi di balik itu, mereka sama sekali tidak tahu dimensi-dimensi lain yang mereka tidak ketahui.

Saryanto
Mereka pikir manusia itu hanya pikiran saja. Dan kita berdua disimpulkan sebagai gagal tumbuh kembang serta lemah pikiran. Padahal pikiran yang mereka maksudkan hanyalah sebatas yang mereka ketahui dan yakini sebagai pikiran. Padahal pikiran itu jauh lebih luas dibanding yang mereka pikirkan. Dan hidup manusia itu jauh lebih kaya dari pandangan yang membuat mereka menyimpulkan bahwa kita ini anak stunting.

Doni
Orang-orang yang merasa normal dan tidak stunting itu menyangka bahwa daya hidup, vitalitas hidup, dan kreativitas hidup hanya terletak dalam pikiran. Padahal pikiran hanyalah alat yang paling sederhana dari sistem ruh dan entitas jiwa manusia.

Saryanto
Coba mereka yang merasa pikirannya normal dan kuat, apa mampu melakukan apa yang akan saya dan kita berdua lakukan ini….

Saryanto bergerak ke arah gamelan, melakukan demonstrasi tetabuhan dengan Kendang, Saron dll. Kemudian diombyongi oleh semua KiaiKanjeng.

Disambung dengan Bayu menabuh Bonang dan Doni membawakan “One More Night”.

Lainnya

Jagat Pasinaon dan Sarjana Kehidupan

Jagat Pasinaon dan Sarjana Kehidupan

Manusia diberi kemerdekaan untuk mengikuti kemauannya sendiri. Di sekolahan-sekolahan, itu namanya Free Will. Hanya saja, demi keselamatan masa depannya, manusia jangan semau-maunya nuruti wudelnya sendiri saja. Jangan adigang adigung adiguna.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib
Syukur Aku Manusia (Jepara)

Syukur Aku Manusia (Jepara)

Jepara Sinau Bareng. Belum tentu daerah lain penduduknya nglumpuk Sinau Syukur. Apalagi Jakarta, hampir mustahil bikin Sinau Bareng seperti Jepara.

Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib