CakNun.com

Cerita Tentang Email

Ahmad Syakurun Muzakki
Waktu baca ± 3 menit

Sudah 1 tahun hampir setiap hari redaksi caknundotcom menerima email dari seseorang yang samar-samar identitasnya. Sepertinya orang Surabaya. Daerah Rungkut persisnya. Ia mengenalkan dirinya kepada kami bernama John. Ahli bikin komik. Mengaku juga sebagai salah satu penulis skenario film John Wick.

Saya suka dengan kalimat-kalimat emailnya. Agak nakal si John ini. Nabi Musa, Malaikat Jibril, Nabi Isa adalah teman-temannya. Kadang sama Allah juga nranyak.

Intinya ia bercerita tentang kesehariannya. Apa saja ditulis di email. Tentang istrinya — yang tampaknya Si John ini mulai bosan. Kegiatan belanja di Yakaya. Listrik padam. Kejatuhan hewan di kamarnya. Yang aneh adalah saya dengan sabar membacanya. Menyimaknya. Senyum-senyum sendiri. Ini kibulan Si John memang menghibur.

Alasan ia mengirin email ada saja. Bila tidak menulis email ke Mbah Nun, ia akan menemui kesulitan-kesulitan. Tagihan pembayaran ilustrasi komiknya mandeg. Tidak terbayar. Bila pagi kirim email, siang tagihannya terbayar. Ia mengaku sungkan juga setiap hari kirim email. Tapi terpaksa ia lakukan demi bayarannya lancar.

Saya percaya saja dengan narasinya. Wong enggak ada ruginya juga kan.

Salah satu contoh emailnya:

Mbah Nun, 
Ini lho buktinya
Setiap saya nurut Allah untuk ngirim email ke Mbah Nun
Saya di kasih kejutan. Tambahan job mewarnai.
Lumayan Niki Mbah Nun
Job mewarnai komik bayarannya $14 per halaman. Ada 6 seri yang belum diwarnai, dan klien minta saya mewarnai 6 seri tersebut. Per seri ada 25 halaman.
Total bayaran saya nanti $2100
Bagi saya itu sangat banyak. Bisa saya kerjakan selama 6 bulan. 
Bagi tenaga kerja di Amerika sendiri. Itu bayaran terlalu murah.
Love you, Mbah Nun
Setiap saya nurut Allah untuk ngirim email ke Mbah Nun. Saya dikasih kabar baik sama Allah. 
Kalau saya nggak mau ngirim email ke Mbah Nun.
Waduh… saya kemarin nggak dibayar $1200 sama Andrew. Karena saya bilang ke Allah. Aku nggak mau ngirim email ke Mbah Nun.
Kan aku malu sama Mbah Nun.

Seminggu ini saya sibuk. Enggak sempat buka email. Hari ini saya coba buka email. Apa kira-kira kata John mendengar kabar Mbah Nun sakit. Apakah masih egois dengan cerita-ceritanya.

Berikut emailnya kemarin:

Mbah Nun
Semoga sudah disampaikan Allah sendiri
Karena saya masih kerja kemarin-kemarin. Sebetulnya sudah sih
Ehm..
Mbah Nun harus ditempatkan di ruangan bersuhu dingin. Bisa dalam ruangan ber AC suhu sangat dingin selama 30 menit saja agar regenesari urat-urat syaraf tersambung kembali seperti semula
Hari Sabtu kemarin, saya minum es sinom yang es batunya lebih banyak. Sehingga dinginnya sampai membuat otak saya ngilu 
Itu diijinkan Allah untuk mentransfer ke Mbah Nun
Sehingga mendinginkan otak dan urat-urat syarafnya yang sangat kecil, lembut dan berjumlah milyaran urat
Saya nggak tahu istilah medisnya apa untuk menyebut otak dalam bahasa yang lebih halus
Karena selama ini, kalau saya teledor. Waktu kerja dulu, waktu saya masih kerja ikut Giant Hypermarket. Manajer saya pasti memarahi saya dengan, otakmu di mana! Kerja nggak becus
Makanya saya menulis otak tadi, saya agak ragu. Jangan-jangan saya nggak sopan bilang otak
Anyway
Mbah Nun sudah membaik kok ini
Pulang istirahat di rumah. 

Regenerasi 
Itu maksud saya tadi
Tidak sekedar recovery
Regenerasi lebih ke, penambahan hardware baru berupa urat urat syaraf tersebut
Mbah Nun
Bakal lebih keren itu nanti
Dengan ijin Allah SWT

Saya baru saja melihat Mbah Nun tersenyum
Laptop saya hang sebentar
Haha
Saya senang melihat Mbah Nun tersenyum lagi
Wanna play?
Software Mbah Nun ditambahi lagi itu sama Allah SWT

Ahmad Syakurun Muzakki

Lainnya

Blonjo Kebutuhan, Sambung Seduluran

Blonjo Kebutuhan, Sambung Seduluran

Dulur, aku mau cerita sedikit.

Awalnya membaca kalimat tagline dari hajatan teman-teman Bangbangwetan ini, tak terlalu ada yang mancep.

Rachmad Rudiyanto
Rachmad Rudiyanto