Apa Iya Allah Cuek Sama Kita
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ(Al-Fatihah 1-3)
Apakah di antara kita ada yang pernah mengalami dilindas masalah sangat besar. Sudah maksimal dan terus-menerus berjuang mengatasinya. Beberapa hal mendasar ternyata terletak di luar jangkauan kemampuan, sehingga membutuhkan pertolongan Allah.
Ibadah ditingkatkan. Shalat malam, shalat dluha,shalat sunnat macam-macam dipacu. Dzikir tiap malam. Wiridan ketika duduk, berdiri, berbaring, di kendaraan dan selama perjalanan.
Semua wacana tentang wirid yang dirasa tematik cocok, relevan, kompatibel, sudah dijalani. Bahkan dilipatgandakan jumlahnya sampai ratusan atau ribuan, juga frekuensi waktunya.
Semua wacana spiritual dikerahkan. Tetapi tak kunjung ada jalan keluar. Masalah tetap menindih dan menggeluti hidup.
Padahal Allah berfirman:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ مَخۡرَجٗا وَّيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ ؕ وَمَنۡ يَّتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسۡبُهٗ ؕ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمۡرِهٖ ؕ قَدۡ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ قَدۡرًا
“Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, Dia menganugerahinya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah menjadikan setiap urusan-Nya tercapai. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu”.
Tapi kok belum gol juga? Berdoa sampai meniren selalu beluuuum saja dikabulkan. Tidak ada tanda-tanda, gejala atau indikator apapun. Tidak ada Malaikat datang membawa titipan pertolongan dari Allah, atau tiba-tiba ada segebog uang di laci almari.
Atau Rasulullah berkenan sidak dan mengayomi. Atau Sunan Kalijaga kek Sunan Bonang kek berkunjung kasih nasihat. Atau leluhur-leluhur entah siapa kek. Boleh Gadjah Mada atau Ratu Kencana Wungu. Asal jangan Firaun atau Qorun. Kalau ET dan piring terbang masih bisa dipertimbangkan.
Tidak ada angin berhembus menyapukan kesejukan ke wajah yang semakin kuyu dan lungkrah ini. Tidak ada langit retak, awan menyibak atau apa kek. Semua doa dzikir wirid dan keluhan-keluhan rasanya lenyap ke ruang hampa. Seolah-olah Allah bukan Dzat Maha Rahman dan Rahim. Seakan-akan Tuhan mencueki kita.
Tetapi pasukan Maiyah insyaallah tetap yakin, mantap, dan sangka baik mewiridkan “Bismillahir-Rahmanir-Rahim. Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Ar-Rahmanir-Rahim”.
Emha Ainun Nadjib
2 Mei 2023.