Yang Terus Berperang
Gerangan apakah sesungguhnya yang membentang
Di jarak antara kedua kakiku yang terus berperang
Gerak sejarah yang begitu susah dipegang?
Gejala demi gejala yang bersusulsusulan?
Praduga dan kesimpulan yang saling menggugurkan?
Wilayah wilayah baru dari pengetahuan?
Petunjuk waktu yang muncul hilang muncul hilang?
Ilham yang tak pernah mau nongol terangterangan?
Mata pandang ilmu yang tak kenal batasan?
Kelas kelas keadaan? Trap trap kenyataan?
Keasyikan laboratorium suatu lapisan?
Kental mimpi gelap masyarakat jalanan?
Yang semuanya tak pernah selesai diucapkan?
Yang untuk menjembataninya musti siap akan kegagalan?
Ataukah jarak antara kakiku yang kiri dengan yang kanan
Ialah jarak antara Tuhan dengan yang la sebut mainanmainan?
Yakni kehidupan yang tegang namun bernama senda gurau
sekejapan?
Ataukah sekedar jarak antara omongan dan perbuatan?
Antara masturbasi di atasan dengan keringat busuk di pasaran?
Antara kenyataan di perkataan dengan kenyataan di pengalaman?
Antara ereksi ideologi dengan lungkrah tanah pijakan?
Antara romantisme pembebasan dengan masokisme
keterpenjaraan?
Antara bilik persembunyian dengan angin keruh di jalanjalan?
Antara balon kosong idealisme dengan ban gembos lingkungan?
Antara radikalisme pemikiran dengan geremat irama perubahan?
Aku tak bisa berhenti berjalan. Aku terus kelaparan.
Bahkan dalam tidur aku bangun, melompati masa depan
Dh, 1985.