Tikungan Iblis (Bagian 3/5)
Yogyakarta, Indonesia, 2008-2009
Keterangan:
Font hitam : Naskah Jakarta
Font Orange : Naskah Jogja
Font Biru : Alternatif dialog antar dua naskah
Font Merah : Edit
Tiga
Smarabhumi
Tetap dingin, berkata dalam nada tertawa dan mengejek
Wahai manusia penduduk kepulauan sorga di permukaan bumi
Aku senang melihat kalian merasa sukses atas hidup kalian
Aku gembira kalian benar-benar mantap dalam rasa sukses itu
Aku menyaksikan kalian kagum sendiri atas kemajuan hidup dan peradaban yang kalian bangun
Aku kagum kepada kekaguman kalian atas diri kalian sendiri
Aku takjub kepada ketidak-mengertian kalian atas apa yang sebenarnya sedang kalian alami dan yang akan kalian tanggung
Aku ucapkan selamat kepada para cerdik pandai yang begitu percaya bahwa mereka benar-benar cerdik pandai
Aku ucapkan selamat kepada rakyat yang selalu sanggup memaafkan para pemimpinnya, dan aku ucapkan selamat kepada para pemimpin yang sanggup berjiwa besar ketika selalu dimaafkan oleh rakyatnya
Aku ucapkan salut kepada para pemuka spiritual yang senantiasa dikagumi oleh ummatnya berkat indahnya pakaian dan kefasihannya
Aku ucapkan salut kepada para pengemis yang sukses menyamar menjadi penolong dan fasilitator pemberdayaan masyarakat
Juga salut kepada pamong-pamong Negara yang tak lelah-lelahnya mendidik rakyat agar selalu sabar dan pemaaf atas makin habisnya hak-hak dan harta kekayaan nasional mereka
Aku menyapamu wahai negeri tuan rumah segala bencana
Wahai Negara kampiun dalam segala hal yang menyangkut pertengkaran dan korupsi
Aku nyatakan rasa sayangku wahai bangsa yang tangguh dalam penindasan dan teramat sabar dalam keteraniayaan
I love you wahai bangsa yang api neraka tak kan tega menjilat kalian, dan sorga rindu kepada ketahanan hati kalian
Kalau memang kebesaran kalian terletak pada sejarah kesengsaraan
Maka aku ucapkan selamat bertengkar
Selamat jegal menjegal satu sama lain
Selamat menyelenggarakan peperangan demi peperangan
Selamat menegakkan persaingan dan penghancuran
Bunuhlah siapapun yang tidak berada di garis kepentinganmu
Kalian adalah keturunan pembunuh dan perusak bumi
Dan itu sama sekali bukan salah kalian
Bagi kalian yang pemberani, berkelahilah secara terbuka
Bagi yang pengecut, rencanakan menusuk dari belakang
Adapun bagi kalian yang tidak punya nyali
Bunuhlah musuhmu dengan cara melempar batu dari kejauhan
Kalau tak bisa membunuh nyawanya, bunuhlah namanya
Kalau tak bisa membunuh namanya
bunuhlah dengan menyebarkan fitnah-fitnah
Tetapi kalau itupun kalian tak punya keberanian untuk melakukannya
Bunuhlah ia dengan rasa benci di dalam hatimu
Bunuhlah ia dengan membuang eksistensinya dari ingatanmu
KERIS DAN WARANGKA
Empat
Prawito
Gelisah, menggeremang sendiri sambil menggenggam-genggam kerisnya, sementara di depannya berjejer sejumlah keris lain
Dasar Iblis laknat setan-setan kuwalat
Kalian tak suka bangsaku bangkit
Kalian haling-halangi langkah maju tanah airku
Kalian penipu yang mengkerdilkan bangsaku
Dasar Iblis penumpang gelap di bumi
Setan-setan penyamar di ekor balkadaba
Aku siapkan keris-keris nusantara sakti
untuk kalian mengusir kalian dari tanah ibu pertiwi
Mengangkat keris-keris satu persatu
Kalian akan rasakan rahasia kekuatan “Kiai Tauhid”
Kalian akan tunggang langgang oleh pamor “Kiai PoncoSuwilo”
Kalian akan lari terbirit-birit oleh sepuhan “Kiai Maddani”…
Dasar Iblis laknat setan kuwalat
Kalau tadi ketemu, saya sudet dengan pamor ‘Kiai Tauhid’ ini
Kita seluruh kampung dan negeri sedang gugup cemas, malah ada tamu main-main!
Kita sedang memasuki waktu tujuh tahun yang mencemaskan
Tahun ini dan tahun depan sangat menjijikkan
Tiga tahun berikutnya: miris
Dan tiga tahun berikutnya: Gustiiii Gusti Sang Hyang Wenang borgollah Iblis-iblis pengipas-ngipas hati manusia…
Enaknya desa saya ini dijadikan hutan rimba lagi saja!
Negara dibatalkan
Kebudayaan dan peradaban
Diulang dari awal!
Kekuatan Iblis terlalu ikut campur dan sangat berkuasa
Penciptaan, kehidupan, kematian: sebaiknya didaur ulang…
Saklah
Tiba-tiba muncul, membawa kotak
Mohon maaf Pak Prawito…
Prawito
Lho, kamu lagi…
Saklah
Mohon maaf Pak Prawito, saya hendak menyampaikan titipan keris
Prawito
Keris?
Saklah
Mohon maaf, sebenarnya saya tidak berani masuk, tapi karena saya dengar pak Prawito berbicara tentang keris-keris barusan ini, maka saya mencoba memberanikan diri
Prawito
Bagaimana ini, bagaimana maksudnya…
Saklah
Sambil memberikan kotak kepada Prawito
Titipan kotak ini berisi keris-keris juga
Ada Kiai Pilpres, Kiai Pilkada, Kiai Quickcount
Ada pasangan keris Kiai Demos dan Kiai Kratos
Macam-macam kok Pak Prawito
Ada lagi ini Kiai Fit and Proper Test
Ini yang lagi ngetop: Kiai Kapak…
Biasanya ‘A’nya dihilangkan, jadi Kiai KPK
Monggo langsung dibuka dan dilihat sendiri saja…
Prawito
Membuka kotak
Jangan aneh-aneh lho…
Saya ini sedang sangat tegang dan serius
Bangsa kita sedang memasuki tahun yang sangat menjijikkan
Kemudian tiga tahun berikutnya: buntu, hampa, blank, blank !!!…
Tiba-tiba terpotong oleh
Prawidi, Prawijo, Prawikun
Entrance berlari kecil tergesa-gesa menuju panggung. Prawidi setengah dipapah oleh kedua lainnya
Saklah berlari membantu memapah Prawidi
Prawidi
Ampun, ampun…
Enaknya desa ini dijadikan hutan rimba lagi saja
Prawikun
Husysy…dik Prawidi ini ngomong apa!
Prawidi
Negara Republik ini dibatalkan saja!
Kebudayaan dan peradaban
Diulang dari awal!
Prawijo
Waah, ngomyang!