Tikungan Iblis (Bagian 4/5)
Yogyakarta, Indonesia, 2008-2009
Delapan
Para Tapel tidur malang melintang
Prawito Prawidi Prawijo Prawikun melintas sampai ke dekat wilayah Tapel, termangu-mangu menyaksikan keadaan mereka
Prawidi Prawijo membangunkan mereka dan mengajari huruf-huruf, dengan berbagai metode dan ritme
Para Tapel dengan huruf-huruf
Prawito Prawikun
Prawito
Nafsu saya tidak terkendali!
Prawikun
Lho ada apa Mas Prawito
Prawito
Saya ingin menantang Iblis untuk duel
Coba lihat itu, perasaan saya ini campur aduk kalau menyaksikan Tapel-Tapel ini
Prawikun
Lha ya itu Mas, kalau mau diikutkan Kentrung, apa ada lakon yang cocok
Bahkan kalau saya pikir-pikir: diajak nonton sajapun, apa bisa mereka mengambil sesuatu dari pertunjukan
Gempa bumi yang dahsyat sajapun tidak menjadi pelajaran
Prawito
Tapi saya sayang sama mereka, meskipun sering jengkel juga
Prawikun
Saya sangat ingin menolong mereka ini
Tapi terus terang lebih senang kalau diizinkan menempeleng mereka
Prawito
Ada apa kok ingin menempeleng mereka?
Prawikun
Begini Mas. Mereka ini kelihatannya sama sekali tidak menarik, tapi justru ketidak-menarikan mereka inilah yang membuat mereka sangat menarik
Prawito
Ya kalau begitu laksanakan Kentrung keliling itu
Jadikan mereka aktor-aktormu. Di dalam pementasan, tidak ada aktor yang baik atau buruk, yang ada adalah masing-masing berada pada tempat yang tepat atau tidak
Prawikun
Mas Prawito dulu pernah mengatakan bahwa kita harus belajar kepada siapa saja dan apa saja. Kepada Nabi-Nabi, Malaikat, Ulama, orang-orang pinter, lembu, orang gila atau bahkan Ibis sekalipun, dan tampaknya Tapel-Tapel ini juga guru-guru yang baik….
Prawito
Kalau kita bersangka baik, karena terlalu lama ditindas dan dibodohkan: Para Tapel ini hampir bisu hidupnya, sangat sedikit berkata-kata — justru karena begitu suci muatan-muatan hati yang harus mereka ungkapkan…
Prawidi Prawijo mengajari Tapel-Tapel mengucapkan kata
Dothogoboso
Kojodolohojodo
Pohon ditebangi
Anggaran dipotongi
Njohomongkojodo
Lokogopohodokobohojo
Hutan digunduli
Dana dimakan sendiri
Jodohonotopoholoko
Doyotoyo gotobowoso
Langit dibolongi
Rakyat dibohongi
Sojodogoyokojo
Gotongoyojo
Sungai-sungai kering
Pemimpin-pemimpin maling
Todoyo dohomonghojodo
Torowotoboko
Es Kutub dicairkan
Es Tiga dipalsukan
Gokorotopoyomo
Nyohonyohobo
Udara diracuni
Dara diperawani
Kojodolohojodo
Doyodoyojodo sojodogoyokojo
Tanah dikerdilkan
Harta Negara dijual eceran….
Dialog Prawito Prawikun
Prawikun
Apa hati Tapel-Tapel ini sesuci itu, Mas Prawito
Prawito
Ya, sebelum Iblis merasuki sel-sel darah mereka
Prawikun
Kata Mas Prawito dulu, Iblis itu terbuat dari api
Api itu bukan benda, tidak bisa diukur panjangnya, lebarnya, tingginya
Tidak bisa ditentukan berapa beratnya, tidak bisa dipegang: karena barang siapa memegang api, langsung dia yang dipegang dan dimakan oleh api
Api itu bukan benda, dia enerji, ia gerak yang dinamis
Setitik api bisa membakar sebuah rumah, kemudian sebuah kampung, kemudian sebuah kota, kemudian seluruh negeri dan bisa seluruh bumi ini ludas luluh tantak musnah hanya oleh setitik api
Api itu bersaing melawan ruang dan berlomba dengan waktu
Wajar sekali kalau manusia gampang sekali dirasuki Iblis
Prawito
Tepuk tangan
Sejak ketemu Iblis kamu jadi pinter lho Dik
Prawikun
Mas Prawito tentu lebih ahli Iblis dibanding saya
Prawito
Itu sekedar pengetahuan sejak nenek moyang kita dahulu
Prawikun
La ya’riful iblis illal iblis
Tak ada yang tahu Iblis kecuali Iblis
Prawito
Lho malah saya diiblis-ibliskan….
Sudahlah, pokoknya pentas Kentrung harus terlaksana! Penduduk kampung dan seluruh bangsa harus kita selamatkan
Prawikun
Tapi saya tidak menjamin bahwa pentas kami bersih dari pengaruh Iblis
Prawikun
Kok tidak habis-habis pembicaraanmu tentang Iblis…
Prawikun
Mas Prawito sendiri yang mengajari saya pengetahuan
Bahwa kalau Iblis dilarang masuk panggung drama, ia bisa masuk ke kepala para pelakon drama
Ia menguasai partikel yang terkecil dan paling lembut dari bahan-bahan yang dipakai untuk menciptakan jasad dan segala yang wadag: daging tulang pohon batu dan apapun saja.
Ia menguasai satuan-satuan terkecil dari prinsip penciptaan alam dan makhluk
Ia bisa menyeret kecepatan angin, bahkan mampu mengendarai cahaya
Ia bisa memuaikan badannya menjadi lebih besar dari alam semesta, tapi bisa juga melembutkan dirinya jadi lebih kecil dari fermion dan bozon
Ia sais waktu, ia penggenggam ruang
Hanya dengan dirinya yang sendiri, ia sanggup mengepung semua manusia, menelusup ke dalam kalbu milyaran orang, mengendalikan kehendak, mengarahkan kaki dan menggerakkan tangan siapapun saja:
Kecuali — para kekasih Tuhan, dan sebagian manusia yang hidupnya diselubungi oleh tabung cahaya yang bernama keikhlasan….
Prawidi Prawijo mengajari Tapel-Tapel membaca
TERUS BERJALAN
Prawijo memberi aba-aba atau perintah kepada tapel-tapel. Sementara Tapel- Tapel mendorong ban sambil melafalkan Terus berjalan-terus berjalan.
Tapel
Terus berjalan-terus berjalan
Prawijo
Terus berjalan
Prawijo
Terus berjalan
Tapel
Terus berjalan
Prawidi
Tapi tidak mengerti kenapa mereka berjalan
Prawijo
Teruuus berjalan
Tapel
Teruuus berjalan
Prawidi
Tapi tidak tahu ke arah mana mereka berjalan
Prawijo
Teruuuuus berjalan
Tapel
Teruuuuus berjalan
Prawidi
Tapi tidak pernah mempelajari tujuan
Prawijo
Teruuuuuuus berjalan
Tapel
Teruuuuuuus berjalan
Prawidi
Tapi tak paham bedanya utara dengan selatan
Prawijo
Teruuuuuuuuus berjalan
Tapel
Teruuuuuuuuus berjalan
Prawidi
Tujuan dijadikan jalan, jalan dijadikan tujuan
Prawijo
T’rus berjalan
Tapel
T’rus berjalan
Prawidi
Kalau sudah ke depan lupa belakang
Kalau sedikit noleh ke belakang lupa depan
Prawijo
Terus berjalan ibarat kendaraan
Tapel
Terus berjalan ibarat kendaraan
Prawidi
Tapi tidak mengerti kenapa mereka berjalan
Tapi tidak tahu ke arah mana mereka berjalan
Tapi tidak pernah mempelajari tujuan
Tapi tak paham bedanya utara dengan selatan
Tujuan dijadikan jalan, jalan dijadikan tujuan
Kalau sudah ke depan lupa belakang
Kalau sedikit noleh ke belakang lupa depan
Prawijo
Terus berjalan ibarat kendaraan
Prawidi
Gasnya melaju sangat kencang, remnya blong
Sopirnya tidak nanya ke mana penumpangnya hendak pergi
Penumpangnya tidak berkuasa atas sopir karena sibuk bertengkar sendiri
Roda belakang mobil mengarah ke depan, roda depan mobil melaju ke
belakang
Kendaraan mampir di pasar, sopir menukarkan kendaraan dengan gerobak
Prawijo
Gerobak berjalan
Prawidi
Menuju kepentingan, tak perduli kiri kanan
Motong sana motong sini, yang penting segera dapat uang
Prawidi
Sambil berdoa, dan Tuhan itu baik, asal mengabulkan
Semua tepuk tangan.
Tapel-Tapel karena tidak mengerti apa yang diucapkannya menjadi malah sangat bergembira, bersorak, berjoget, berteriak, berpesta…..